5 Pesona Masjid Wakaf yang Menjadi Jejak Peradaban Islam di Indonesia

Masjid wakaf memiliki peran penting dalam perkembangan peradaban Islam di Indonesia. Sebagai tempat ibadah yang dibangun dari hasil wakaf umat, masjid-masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai pusat keagamaan, tetapi juga menjadi pusat pendidikan, sosial, dan budaya. 

Keberadaannya mencerminkan semangat gotong royong dan kepedulian umat Islam dalam menjaga nilai-nilai keislaman kepada generasi berikutnya. Selain memiliki nilai historis yang tinggi, masjid wakaf juga menyimpan keindahan arsitektur yang khas dan menjadi saksi bisu perjalanan dakwah Islam di tanah air. 

Ingin tahu lebih lanjut tentang pesona masjid wakaf dan perannya dalam peradaban Islam di Indonesia? Sahabat Muslim dapat simak ulasan lengkapnya dalam artikel ini!

Ringkasan

  • Selain sebagai tempat ibadah, masjid wakaf juga berfungsi sebagai pusat edukasi dan sosial dengan fasilitas modern yang menunjang kebutuhan masyarakat.
  • Masjid wakaf di Indonesia menjadi simbol perkembangan Islam dan budaya lokal, seperti arsitektur megah dan nuansa Islam-Jawa.
  • Beberapa masjid wakaf memiliki nilai sejarah tinggi karena didirikan oleh tokoh penting penyebaran Islam di Nusantara, seperti Walisongo dan Sunan Ampel.

1. Masjid Agung Al-Falah, Jambi

Masjid Al-Falah, yang dikenal sebagai “Masjid Seribu Tiang,” berdiri di atas tanah wakaf Sultan Thaha Syaifudin. Dibangun sejak 1971 dengan nuansa khas Melayu, salah satu masjid wakaf di Indonesia ini awalnya merupakan Istana Tanah Pilih sebelum dihancurkan oleh Belanda pada 1895. Dengan luas 6.400 meter persegi, masjid wakaf ini mampu menampung 10.000 jamaah. Arsitekturnya yang megah serta pondasi tahan gempa menjadikannya ikon keislaman yang menarik bagi wisatawan dan tempat ibadah yang nyaman bagi masyarakat.

2. Masjid Agung Kauman, Yogyakarta

Sumber Gambar: asset.kompas.com

Masjid Agung Gedhe Kauman di Yogyakarta merupakan simbol kerajaan Islam yang dibangun pada 29 Mei 1773 M oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I dan Kyai Faqih Ibrahim. Arsitekturnya dirancang oleh Kyai Wiryokusumo.

Salah satu pesona masjid wakaf ini mencerminkan warisan budaya Islam-Jawa dengan tata ruang khas kerajaan, berdiri dekat keraton di sisi barat Alun-Alun Utara, tak jauh dari Pasar Beringharjo

3. Masjid Agung Demak, Demak

Masjid Demak, wakaf dari Raden Fatah pada abad ke-15 M, dibangun dengan bantuan Walisongo. Masjid ini menjadi salah satu yang tertua di Indonesia dan berperan dalam penyebaran Islam di Jawa. Arsitekturnya khas dengan atap limas yang melambangkan iman, Islam, dan ihsan.

Nuansa tradisional masih terasa meski telah direnovasi. Salah satu ciri khas masjid wakaf ini adalah pintu Lawang Bledeg, yang kini replikanya dipasang sementara aslinya disimpan di Museum Masjid Agung Demak. Selain tempat ibadah, masjid ini juga menjadi pusat edukasi sejarah dan budaya Islam.

4. Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang

Sumber Gambar: upload.wikimedia.org

Masjid Agung Jawa Tengah dibangun di atas tanah wakaf Ki Ageng Panandaran II, Bupati Semarang pertama. Masjid wakaf ini menjadi salah satu yang terbesar di Indonesia ini memiliki enam payung hidrolik raksasa yang terinspirasi dari Masjid Nabawi. Dengan kapasitas utama 15.000 jamaah dan area halaman yang mampu menampung 10.000 jamaah.

Masjid ini dikelola sebagai wakaf produktif dengan berbagai fasilitas seperti perpustakaan, penginapan, ruang akad nikah, auditorium, museum, dan kafe di menara Asmaul Husna yang menawarkan pemandangan kota dan pesisir.

5. Masjid Ampel, Surabaya

Sumber Gambar: espos.id

Masjid Ampel didirikan oleh Sunan Ampel pada tahun 1421 dengan bantuan dua sahabatnya, Mbah Sholeh dan Mbah Sonhaji. Pesona masjid wakah ini berdiri di atas lahan seluas 120 x 180 meter persegi di Desa Ampel.

Di dalam masjid, terdapat prasasti Arab Pegon berbahasa Melayu dengan dialek abad ke-19 yang mencatat perluasan Masjid Agung Sunan Ampel pada tahun 1915 dan 1926. Selain itu, Sunan Ampel juga mendirikan Pondok Pesantren Ampel, meski kini lokasinya tidak lagi berada di sekitar masjid.

Kesimpulan

Dengan semakin banyaknya masjid wakaf yang berdiri, semakin luas pula manfaat yang bisa dirasakan oleh umat. Namun, pembangunan dan pemeliharaan masjid wakaf tentu membutuhkan dukungan dari banyak pihak agar tetap berfungsi dengan baik.

ArahMuslim hadir sebagai salah satu solusi untuk mewujudkan pembangunan masjid wakaf yang berkelanjutan. Melalui aplikasi ini, Sahabat Muslim dapat berkontribusi secara mudah dan aman untuk mendukung berdirinya lebih banyak masjid di berbagai wilayah. 

Mari ikut serta dalam membangun peradaban Islam yang lebih kuat dengan berwakaf untuk masjid. Dukung sekarang dan jadilah bagian dari kebaikan yang terus mengalir melalui ArahMuslim!

Referensi:

FAQ

Masjid wakaf adalah masjid yang didirikan di atas tanah wakaf, yaitu tanah yang diserahkan pemiliknya untuk kepentingan umat secara permanen.

Masyarakat bisa ikut menjaga masjid wakaf dengan berpartisipasi dalam kegiatan sosialnya, ikut merawat kebersihan, hingga memberikan donasi untuk operasional atau renovasi agar masjid tetap lestari dan bermanfaat bagi generasi berikutnya.

Konsep wakaf masjid berlaku di seluruh dunia Islam, tetapi masjid wakaf di Indonesia memiliki ciri khas tersendiri karena memadukan unsur arsitektur lokal dengan nilai-nilai Islam Nusantara

Hukum Aqiqah dan Tata Cara Pelaksanaannya dalam Islam

Aqiqah adalah salah satu bentuk ibadah yang dianjurkan dalam Islam sebagai wujud syukur atas kelahiran seorang anak. Ibadah ini dilakukan dengan menyembelih hewan ternak, biasanya kambing, dan memberikan dagingnya kepada keluarga, kerabat, serta mereka yang membutuhkan. 

Selain memahami hukumnya, penting juga untuk mengetahui tata cara pelaksanaannya sesuai syariat. Oleh karena itu, Sahabat Muslim dapat simak artikel di bawah ini untuk mengetahui selengkapnya agar dapat menjalankan aqiqah dengan lebih baik dan penuh keberkahan.

Ringkasan

  • Hewan untuk aqiqah harus sehat, tidak cacat, tidak kurus, dan sudah cukup umur sesuai ketentuan syariat.
  • Aqiqah adalah sunnah muakkad yang sangat dianjurkan dilakukan bagi anak, terutama jika orang tua memiliki kemampuan finansial.
  • Tata cara aqiqah meliputi penyembelihan hewan, mencukur rambut bayi, memberi nama yang baik, serta membagikan daging yang sudah dimasak.

Apa Hukum Melakukan Aqiqah Terhadap Anak?

Aqiqah adalah salah satu ajaran Rasulullah SAW yang dianjurkan bagi umat Islam. Dalam hukum Islam, aqiqah termasuk sunnah muakkad, yaitu ibadah yang sangat dianjurkan. 

Jika Sahabat Muslim memiliki rezeki yang cukup, maka sebaiknya aqiqah dilakukan untuk anak saat masih bayi. Namun, bagi umat muslim yang kurang mampu, aqiqah tidak menjadi kewajiban dan boleh ditinggalkan.Dasar hukum aqiqah berasal dari hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Tirmidzi: “Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya yang disembelih pada hari ketujuh setelah kelahirannya, lalu rambutnya dicukur, dan ia diberi nama.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

Bagaimana Tata Cara Pelaksanaan Aqiqah yang Tepat?

Bagi Sahabat Muslim yang ingin melaksanakan aqiqah untuk anaknya, pastikan mengikuti tuntunan yang telah ditetapkan. Aqiqah sebaiknya dilakukan pada hari ketujuh, ke-14, atau ke-21 setelah kelahiran. Namun, jika tidak memungkinkan, aqiqah tetap dapat dilakukan di luar waktu tersebut.

Berikut adalah tata cara aqiqah dengan baik untuk membantu Sahabat Muslim dalam menjalankannya yang sesuai sunnah:

Penyembelihan Hewan Aqiqah

Sama seperti hewan kurban, hewan untuk aqiqah juga harus memenuhi syarat tertentu, seperti jenis, usia, dan kesehatannya. Jumlah hewan yang disembelih berbeda berdasarkan jenis kelamin anak, yaitu dua ekor kambing untuk laki-laki dan satu ekor kambing untuk perempuan. Jika Sahabat Muslim kesulitan dalam finansial, satu ekor kambing untuk anak laki-laki sudah cukup.

Mengolah dan Membagikan Daging Aqiqah

Daging aqiqah yang telah disembelih sebaiknya dimasak sebelum dibagikan kepada yang berhak. Saat pemotongan, tulang tidak dipatahkan sebagai simbol keselamatan anak yang diaqiqahi.

Mencukur Rambut Bayi dan Memberikan Nama yang Baik

Selain penyembelihan, aqiqah juga mencakup mencukur rambut bayi pada hari ketujuh setelah lahir dan memberinya nama yang baik. Dalam acara syukuran, orang tua dianjurkan untuk membaca doa aqiqah agar anak mendapatkan berkah dan perlindungan dari Allah SWT.

Baca Juga: Keistimewaan Wanita Hamil dalam Islam

Apa Saja Syarat Aqiqah Menurut Islam?

Syarat aqiqah merujuk pada ketentuan hewan yang akan disembelih. Beberapa persyaratan hewan untuk aqiqah meliputi: 

  • Hewan harus sehat.
  • Hewan tidak kurus.
  • Hewan bebas dari cacat.
  • Hewan telah berusia lebih dari satu tahun atau minimal sudah berganti gigi.

Kesimpulan

Melaksanakan aqiqah sesuai tuntunan Islam kini semakin mudah dengan ArahMuslim. Sebagai solusi praktis, ArahMuslim membantu Sahabat Muslim dalam proses aqiqah, mulai dari pemilihan hewan sesuai syariat, penyembelihan yang dilakukan oleh tenaga profesional, hingga pengolahan dan pendistribusian daging. 

Dengan layanan yang transparan dan terpercaya, Sahabat Muslim tidak perlu repot mengurus semuanya sendiri, namun tetap bisa memastikan aqiqah terlaksana dengan penuh keberkahan.

Segera pilih paket aqiqah terbaik di ArahMuslim dan wujudkan syukur atas anugerah buah hati dengan cara yang mudah, praktis, dan penuh keberkahan!

Referensi:

https://www.megasyariah.co.id/id/artikel/edukasi-tips/simpanan/aqiqah

FAQ

Dalam Islam, tidak ada batas waktu pasti untuk aqiqah, tetapi dianjurkan pada hari ketujuh setelah lahir atau pada hari ke-14 dan ke-21, dan tetap boleh dilakukan hingga anak baligh jika belum sempat dilaksanakan.

Aqiqah sebaiknya dilakukan pada hari ketujuh setelah kelahiran, bisa pada hari ke-14, ke-21, atau sebelum anak baligh jika ada uzur.

Aqiqah dan kurban sama-sama ibadah penyembelihan hewan dalam Islam, namun aqiqah sebagai wujud syukur atas kelahiran anak, sementara kurban dilaksanakan saat Idul Adha sebagai bentuk ketaatan kepada Allah.

Arti Marhaban ya Ramadhan dan Hukumnya Menurut Syariat Islam

Sahabat Muslim mungkin sering mendengar ucapan ‘Marhaban ya Ramadhan’ saat bulan suci tiba. Ungkapan ini mencerminkan kegembiraan dan kesiapan dalam menyambut bulan penuh berkah, ampunan, dan rahmat dari Allah SWT.

Dalam Islam, mengucapkan ‘Marhaban ya Ramadhan’ bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap datangnya bulan suci. Namun, apa arti Marhaban ya Ramadhan? Bagaimana hukumnya dalam syariat? Apakah ada cara khusus dalam mengucapkannya? 

Oleh karena itu, Sahabat Muslim dapat simak penjelasan lengkapnya dalam artikel di bawah ini.

Ringkasan

  • Contoh ucapannya antara lain mendoakan keberkahan, meminta maaf, serta menyemangati ibadah dan menjaga hubungan baik dengan sesama.
  • Makna Marhaban ya Ramadhan adalah ucapan sambutan Ramadhan dengan hati yang lapang sebagai momen memperbaiki diri dan meningkatkan spiritual.
  • Hukum mengucapkannya dalam Islam adalah mubah (boleh) karena termasuk kebiasaan baik, didukung oleh mayoritas ulama sebagai bentuk menyambut bulan penuh berkah.

Apa itu ‘Marhaban ya Ramadhan’?

Banyak orang memahami ‘Marhaban ya Ramadhan’ sebagai ucapan ‘Selamat Datang, Ramadan’ yang memang tidak sepenuhnya keliru. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata marhaban adalah seruan untuk menyambut atau menghormati kedatangan tamu. 

Menurut Quraish Shihab dalam bukunya yang berjudul “Lentera Hati, marhaban berasal dari kata rahb yang berarti luas atau lapang dan berkembang menjadi rahbah, yang merujuk pada ruang luas untuk memperbaiki kendaraan. 

Maka, Marhaban ya Ramadhan adalah ucapan menyambut bulan suci dengan hati yang lapang serta menjadikannya sebagai momen perbaikan diri dan peningkatan spiritual.

Apa Hukum Mengucapkan ‘Marhaban ya Ramadhan’ dalam Islam?

Dalam Islam, hampir setiap aspek kehidupan memiliki panduan, termasuk dalam hal memberi ucapan selamat. Tradisi ini sudah ada sejak zaman sahabat, terutama saat perayaan hari raya seperti Idul Fitri dan Idul Adha

Dalam kaidah fikih, ucapan ‘Marhaban ya Ramadhan’ termasuk dalam kategori al-adaat atau kebiasaan manusia, yang hukumnya mubah atau boleh selama tidak ada dalil yang melarangnya. 

Mayoritas ulama, termasuk Imam Ahmad dan Ibnu Qudamah, berpendapat bahwa mengucapkan selamat untuk hal baik seperti Ramadhan adalah sesuatu yang diperbolehkan. Bahkan, menurut Dr. Umar Al Muqbil, memberi selamat menjelang Ramadhan lebih utama karena bulan ini adalah waktu penuh keberkahan dan rahmat.

Apa Saja Contoh Ucapan Marhaban ya Ramadhan?

Berikut beberapa contoh ucapan sambutan Ramadhan yang bisa kamu bagikan kepada keluarga atau Sahabat Muslim lainnya:

  • Selamat datang bulan Ramadhan! Semoga bulan penuh berkah ini membawa kedamaian dan limpahan rahmat untuk kita semua.
  • Di momen suci ini, mari bersihkan hati dari segala dendam dan kesalahan. Mohon maaf atas segala khilaf, selamat menyambut Ramadhan.
  • Marhaban Ya Ramadhan 1446 H/2025 M. Semoga ibadah puasa kita penuh keberkahan dan ketenangan setiap harinya.
  • Selamat menyambut Ramadhan! Semoga setiap harinya membawa kebahagiaan dan ketenteraman bagi keluarga tercinta.

Kesimpulan

Marhaban ya Ramadhan adalah ungkapan sambutan yang penuh suka cita untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan Ungkapan ini menjadi bentuk ekspresi kegembiraan sekaligus pengingat bagi umat Islam agar mempersiapkan diri menyambut bulan ibadah dengan hati yang bersih dan niat yang tulus.

Dari segi hukum, mengucapkan Marhaban ya Ramadhan tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Dengan menyambut Ramadhan penuh sukacita, Sahabat Muslim diharapkan lebih semangat dalam menjalankan ibadah seperti puasa, sholat, membaca Al-Qur’an, dan memperbanyak amal kebaikan sepanjang bulan suci ini.

Referensi:

https://www.detik.com/sumut/berita/d-6632254/arti-marhaban-ya-ramadhan-dan-hukum-mengucapkan-selamat-menyambut-ramadan?page=1

https://kumparan.com/berita-hari-ini/apa-arti-marhaban-ya-ramadhan-ini-penjelasan-dan-contoh-ucapannya-24a3ucHJhWW

FAQ

Ramadhan Mubarak berarti “Ramadhan yang penuh berkah,” sedangkan Ramadhan Kareem berarti “Ramadhan yang dermawan.”

“Ya Allah, anugerahkan aku kesempatan untuk bertemu bulan Ramadhan, jadikan Ramadhan hadir untukku, dan terimalah seluruh amal ibadahku selama bulan suci tersebut.”

Beberapa jawaban yang bisa diberikan untuk ucapan Marhaban Ya Ramadhan adalah “Terima kasih, semoga ibadah puasa diterima oleh Allah SWT,” atau “Alhamdulillah, terima kasih atas ucapannya.”

Wakaf Digital by ArahMuslim Kolaborasi dengan Dompet Dhuafa

ArahMuslim kembali menghadirkan inovasi layanan digital untuk memudahkan umat Islam dalam berbuat kebaikan. Kini, melalui aplikasi ArahMuslim, Sahabat Muslim bisa menunaikan wakaf secara online dengan lebih praktis, aman, dan transparan.

Fitur wakaf ini hadir berkat kerja sama dengan berbagai lembaga terpercaya, salah satunya adalah Dompet Dhuafa. Dengan sinergi ini, ArahMuslim ingin memperluas akses masyarakat untuk ikut berkontribusi dalam berbagai program sosial dan kemanusiaan.

Wakaf Lebih Mudah di Era Digital

Tradisi wakaf yang selama ini dilakukan secara konvensional kini bisa dilakukan hanya dengan beberapa klik di smartphone. Melalui fitur ini, kamu bisa menyalurkan wakaf untuk berbagai kebutuhan umat, seperti:

  • Pembangunan masjid dan sarana ibadah.
  • Wakaf pendidikan untuk beasiswa dan sekolah.
  • Wakaf kesehatan untuk fasilitas rumah sakit dan klinik.
  • Program pemberdayaan ekonomi umat.

Semua transaksi dilakukan secara online, transparan, dan terintegrasi sehingga memudahkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam amal jariyah.

Kolaborasi ArahMuslim dengan Dompet Dhuafa

Sebagai salah satu lembaga filantropi Islam terbesar di Indonesia, Dompet Dhuafa dipercaya menjadi mitra strategis ArahMuslim. Kolaborasi ini memastikan bahwa setiap wakaf yang disalurkan melalui aplikasi benar-benar sampai kepada penerima manfaat yang tepat sasaran.

Selain fitur wakaf, ArahMuslim juga menyediakan berbagai layanan Islami lainnya, seperti:

  • Zakat & Infak online.
  • Belajar ngaji online bekerja sama dengan SyariHub.
  • Program sosial dan dakwah berbasis digital.

Dengan begitu, ArahMuslim bukan hanya menjadi aplikasi islami biasa, tetapi juga platform ekosistem kebaikan yang memudahkan umat Islam untuk menunaikan ibadah, belajar, sekaligus berbagi.

Wakaf merupakan amal jariyah yang pahalanya terus mengalir meskipun wakif telah tiada. Dengan adanya fitur wakaf online di ArahMuslim, kini berbuat kebaikan bisa dilakukan dengan lebih mudah, cepat, dan sesuai dengan semangat digitalisasi zaman.

Unduh aplikasi ArahMuslim sekarang, pilih program wakaf sesuai niat Sahabat Muslim, dan mulai berkontribusi untuk masa depan umat bersama Dompet Dhuafa.

5 Peristiwa Penting di Bulan Sya’ban yang Membentuk Sejarah Islam

Bulan Sya’ban memiliki makna istimewa bagi umat Islam. Terletak di antara Rajab dan Ramadhan, bulan ini bukan sekadar masa peralihan, tetapi juga dipenuhi peristiwa bersejarah dan nilai spiritual yang mendalam.

Pada tahun 1446 H, umat Islam di Indonesia akan menyambut bulan Sya’ban mulai 31 Januari hingga 28 Februari 2025. Sahabat Muslim dianjurkan menjalankan amalan sunnah dan berdoa untuk menjadi hamba yang bertakwa dan beriman. 

Selain itu, memahami berbagai peristiwa penting di bulan Sya’ban yang memiliki pengaruh besar bagi umat Islam juga dapat menambah keimanan kita. Sahabat Muslim dapat simak artikel di bawah ini untuk mengetahui apa saja peristiwa di bulan Sya’ban.

Ringkasan

  • Perjuangan Rasulullah SAW dalam Perang Bani Musthaliq menunjukkan semangat dakwah Islam, sekaligus menjadi bulan terbukanya pintu ampunan bagi umat yang bertaubat.
  • Bulan ini juga menjadi momen turunnya perintah puasa Ramadhan dan diangkatnya amal-amal manusia kepada Allah SWT.

1. Peristiwa Perubahan Arah Kiblat dalam Islam

Peristiwa penting di bulan Sya’ban pertama adalah perubahan arah kiblat umat Islam, yang semula menghadap Baitul Maqdis, kemudian beralih ke Ka’bah di Masjidil Haram. Awalnya, Rasulullah SAW shalat menghadap Baitul Maqdis selama 16 bulan di Madinah. 

Namun, setelah beliau menginginkan perubahan arah, turunlah wahyu Allah SWT dalam surah Al-Baqarah: “Kami akan memalingkanmu ke kiblat yang engkau sukai, hadapkan wajahmu ke Masjidil Haram.” (QS Al-Baqarah: 144)

2. Peristiwa Turunnya Ayat Perintah Bershalawat 

Peristiwa penting lainnya di Bulan Sya’ban adalah turunnya ayat yang memerintahkan umat Islam untuk bershalawat kepada Rasulullah SAW, seperti yang tercantum dalam surah Al-Ahzab: 56.

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah untuk Nabi dan ucapkan salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab: 56)

3. Peristiwa Perintah Puasa Ramadhan

Sumber gambar: Freepik.com

Bulan Sya’ban adalah bulan yang terletak di antara dua bulan mulia, Rajab dan Ramadhan. Pada bulan ini, Allah SWT menurunkan perintah untuk Sahabat Muslim melaksanakan puasa pada bulan Ramadhan, sebagaimana yang tercantum dalam firman-Nya dalam surah Al-Baqarah ayat 183.

“Wahai orang-orang yang beriman! Puasa diwajibkan atas kalian sebagaimana diwajibkan atas umat sebelum kalian agar kalian menjadi orang yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)

4. Peristiwa Penyerahan Amal

Peristiwa penting di bulan Sya’ban yang lain adalah diangkatnya amalan kita kepada Allah SWT, yang terjadi pada malam Nisfu Sya’ban. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits riwayat An-Nasa’i, Rasulullah SAW menyampaikan kepada Usamah bin Zaid bahwa beliau berpuasa di bulan Sya’ban karena pada bulan tersebut amal-amal diserahkan kepada Allah. Beliau lebih suka amalan diserahkan dalam keadaan berpuasa, karena banyak orang yang lalai pada bulan Sya’ban.

5. Peristiwa Perjuangan Rasulullah SAW dalam Menjaga Dakwah Islam

Pada tahun keenam Hijriah, bulan Sya’ban menyaksikan perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam Perang Bani Musthaliq. Ketika suku Bani Musthaliq mengancam umat Islam, Nabi memimpin pasukannya menuju kemenangan. Perjuangan ini menjadi salah satu sejarah penting di bulan Sya’ban.

Perang ini tidak hanya mencerminkan keberanian, tetapi juga strategi yang cermat dalam mempertahankan dakwah Islam. Hal ini menjadi contoh bagi Sahabat Muslim untuk tetap bersatu dan melawan segala bentuk ancaman yang dapat merusak keharmonisan dan persatuan umat.

6. Peristiwa Pintu Pengampunan Allah Terbuka Lebar

Malam Nisfu Sya’ban yang jatuh pada tanggal 15 Sya’ban dikenal sebagai malam penuh keberkahan, di mana Allah SWT membuka pintu ampunan bagi Sahabat Muslim yang memohon dengan hati yang ikhlas. 

Dalam sebuah hadis dari Aisyah RA, Rasulullah SAW bersabda bahwa pada malam tersebut Allah menurunkan rahmat-Nya dan memberikan ampunan bagi siapa saja yang bertaubat. 

Kesimpulan

Bulan Sya’ban memiliki peran yang sangat penting dalam sejarah Islam, di mana sejumlah peristiwa besar terjadi, mulai dari perubahan arah kiblat, turunnya ayat perintah bershalawat, hingga penurunan perintah berpuasa di bulan Ramadhan. 

Semua peristiwa penting di bulan Sya’ban memberikan pelajaran dan inspirasi bagi Sahabat Muslim untuk terus meningkatkan keimanan dan ketakwaan dalam kehidupan sehari-hari. Momen istimewa ini menjadi kesempatan berharga untuk memperbaiki diri, memohon ampunan, dan semakin mendekatkan diri kepada Allah.

Referensi:

https://www.katakini.com/artikel/119879/7-peristiwa-penting-dan-bersejarah-di-bulan-syaban

https://simpulkebaikan.id/implementasi/14/mengenang-4-peristiwa-penting-di-bulan-syaban

FAQ

Sya’ban adalah bulan di mana Rasulullah SAW paling sering menjalankan puasa sunnah, sehingga puasa di bulan ini memiliki keutamaan bagi umat Islam sebagai sarana menyucikan diri dan persiapan menyambut Ramadhan.

Bulan Sya’ban dikenal sebagai “Bulan Nabi” karena keutamaannya dan perhatian khusus Rasulullah SAW, sehingga menjadi waktu yang tepat bagi umat Islam untuk meningkatkan ibadah dan menyambut Ramadhan.

Selain puasa, memperbanyak sholat sunnah dan dzikir sangat dianjurkan di bulan Sya’ban, sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW melalui sholat tahajud dan dhuha.