5 Golongan yang Tidak Wajib Shalat 5 Waktu, Sahabat Muslim Wajib Tahu!

Dalam ajaran Islam, shalat 5 waktu adalah kewajiban utama bagi setiap Muslim. Namun, ternyata ada beberapa golongan yang mendapatkan keringanan atau tidak diwajibkan untuk melaksanakan shalat ini. Hal ini tentu sudah diatur dengan jelas dalam syariat, berdasarkan kondisi tertentu yang menjadi pertimbangan syar’i. 

Mengetahui siapa saja golongan tersebut penting, agar kita bisa memahami batasan kewajiban dalam beribadah secara lebih utuh. Penasaran siapa saja yang termasuk golongan yang tidak diwajibkan sholat 5 waktu? Yuk, simak pembahasan lengkapnya dalam artikel ini sampai selesai, Sahabat Muslim!

1. Perempuan yang Sedang Haid atau Nifas

Sumber Gambar: Freepik.com

Perempuan yang mengalami haid atau nifas tidak diwajibkan untuk melaksanakan shalat 5 waktu. Dalam kondisi tersebut, mereka justru diperintahkan untuk meninggalkan shalat, dan tidak perlu mengqadha (mengganti) shalat yang ditinggalkan setelah suci. 

Hal ini adalah bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya dalam menjaga kesehatan dan kebersihan diri.

Baca Juga: Bagaimana Cara Memperlakukan Istri dalam Islam?

2. Bukan Pemeluk Agama Islam 

Salah satu orang yang tidak wajib sholat 5 waktu adalah orang yang belum memeluk agama Islam. Kewajiban shalat hanya berlaku bagi mereka yang sudah mengucapkan dua kalimat syahadat dan beriman kepada Allah serta Rasul-Nya. 

Namun, tetap saja, meninggalkan shalat akan menjadi bagian dari hisab atau perhitungan amal bagi orang yang belum beriman setelah dakwah sampai kepadanya.

3. Orang yang Kehilangan Akal Sehat 

Sumber Gambar: Freepik.com

Golongan yang tidak wajib shalat 5 waktu lainnya adalah seseorang yang kehilangan akal sehat, baik karena gangguan mental atau tidak sadarkan diri. Dalam Islam, syarat sah ibadah adalah adanya akal. 

Oleh karena itu, orang gila, pingsan, atau dalam keadaan koma, tidak dikenai kewajiban shalat selama masa tersebut.

4. Anak yang Belum Baligh 

Anak-anak yang belum mencapai usia baligh tidak diwajibkan menunaikan shalat. Meskipun begitu, Islam sangat menganjurkan untuk melatih anak-anak shalat sejak usia tujuh tahun agar terbiasa melakukannya ketika sudah baligh. 

Kewajiban ibadah, termasuk shalat, baru berlaku setelah anak mencapai tanda-tanda baligh seperti mimpi basah atau menstruasi.

Baca Juga: Cara Mendidik Anak Menurut Islam

5. Golongan yang Belum Sampai Dakwah Islam 

Sumber Gambar: Freepik.com

Mereka yang belum pernah mendengar dakwah Islam atau belum menerima ajaran Islam dengan benar juga tidak diwajibkan melaksanakan shalat. Allah Maha Adil dan tidak membebani seseorang tanpa adanya pengetahuan dan penyampaian dakwah. 

Tanggung jawab untuk melakukan sholat lima waktu baru berlaku setelah dakwah sampai dan dipahami oleh golongan tersebut.

Referensi:

https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-7887216/4-orang-yang-tidak-diwajibkan-sholat-lima-waktu-siapa-mereka

https://kumparan.com/berita-hari-ini/5-golongan-yang-tidak-diwajibkan-melaksanakan-ibadah-shalat-dalam-islam-1xgNotq9sRI/4

Keistimewaan dan Amalan di Bulan Dzulqa’dah Sesuai Syariat Islam

Bulan Dzulqa’dah merupakan salah satu dari empat bulan haram yang dimuliakan dalam Islam. Bulan ini memiliki keistimewaan tersendiri karena menjadi waktu yang dipilih Allah untuk melarang peperangan dan menganjurkan umat Islam memperbanyak amal ibadah. 

Dzulqaidah juga menjadi bulan pertama dari rangkaian bulan haji, yang artinya banyak peristiwa penting dalam sejarah Islam terjadi di bulan ini. Ingin tahu lebih dalam tentang keistimewaan dan amalan yang dianjurkan di bulan Dzulqa’dah minggu depan? Sahabat Muslim dapat simak selengkapnya dalam artikel ini!

Apa Saja Peristiwa Penting di Bulan Dzulqa’dah?

Bulan Dzulqaidah dikenal sebagai salah satu bulan haram yang dimuliakan dalam Islam, dan di dalamnya terjadi berbagai peristiwa penting dalam sejarah umat Muslim. Berikut adalah beberapa peristiwa penting di bulan Zulkaidah:

Pengepungan Bani Quraizhah

Setelah kembali dari Perang Khandaq, malaikat Jibril memerintahkan Rasulullah SAW untuk segera menuju Bani Quraizhah dengan janji pertolongan dari Allah. Rasulullah meminta para sahabat berangkat dan tidak salat Ashar sebelum tiba. Setelah pengepungan 25 malam, Bani Quraizhah menyerah dan menerima keputusan Rasulullah.

Baca Juga: Makna Bacaan Doa Setelah Wudhu

Perjanjian Hudaibiyah 

Pada bulan Dzulqaidah tahun ke-7 Hijriyah, Nabi Muhammad SAW bersama 1.400 sahabat berangkat umrah tanpa senjata. Mereka berihram di Dzulhulaifah. Kaum Quraisy awalnya mengira mereka datang untuk berperang, namun akhirnya disepakati Perjanjian Hudaibiyah sebagai kesepakatan damai.

Empat Kali Umrah Rasulullah

Nabi Muhammad SAW tercatat telah melaksanakan umrah sebanyak empat kali. Rasulullah sering memilih Dzulqaidah sebagai waktu pelaksanaan umrah karena bulan ini berdekatan dengan musim haji, baik sebagai bentuk ibadah maupun sebagai persiapan menuju ibadah haji.

Wahyu Taurat kepada Nabi Musa

Di bulan Dzulqaidah pula, Allah SWT memberikan wahyu berupa kitab Taurat kepada Nabi Musa AS. Momen luar biasa ini disebutkan dalam Al-Qur’an sebagai bukti penting dari turunnya petunjuk Allah kepada salah satu nabi-Nya.

Apa Saja Amalan dan Keutamaan di Bulan Dzulqaidah?

Sumber Gambar: Freepik.com

Bulan Dzulqaidah memiliki keutamaan yang luar biasa dalam syariat Islam, sebagai salah satu bulan yang dihormati dan termasuk dalam bulan-bulan haram. Berikut adalah beberapa amalan dan keutamaan bulan Dzulqaidah:

Pahala Puasa Sunnah Lebih Tinggi dibandingkan Bulan Lain

Menjalankan puasa sunnah di bulan ini, seperti puasa Senin-Kamis atau Ayyamul Bidh, menjadi lebih utama dibandingkan bulan biasa karena nilai amalnya yang lebih besar di sisi Allah.

Baca Juga: Syarat Wajib Zakat Penghasilan

Melakukan Ibadah Haji atau Umrah

Banyak riwayat menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW melaksanakan umrah beberapa kali di bulan ini. Hal ini menunjukkan keutamaan Dzulqaidah sebagai waktu terbaik untuk berangkat ke Tanah Suci, baik untuk menunaikan haji maupun umrah, bagi mereka yang telah memenuhi syaratnya.

Memperbanyak Doa dan Zikir

Di bulan yang penuh kemuliaan ini, Sahabat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak doa dan zikir sebagai bentuk penghambaan dan kedekatan kepada Allah SWT. Dzulqaidah dapat dijadikan sebagai momentum untuk memperbaiki diri dan memperkuat iman.

Referensi:

https://baznas-sumedang.org/keistimewaan-bulan-dzulqaidah-momentum-spiritual-dan-keberkahan

https://www.orami.co.id/magazine/amalan-dan-keutamaan-bulan-zulkaidah