3 Jenis Nafsu yang Memengaruhi Perilaku Manusia dalam Islam

Dalam ajaran Islam, nafsu bukan sekadar dorongan negatif, tetapi bagian dari fitrah manusia yang memengaruhi cara berpikir, bertindak, dan merespons kehidupan. Nafsu bisa menjadi sumber kekuatan untuk berbuat baik, namun juga dapat menjerumuskan jika tidak dikendalikan dengan iman dan akal. 

Islam mengajarkan bahwa ada beberapa jenis nafsu dalam diri manusia yang berperan besar dalam membentuk perilaku sehari-hari. Setiap jenis memiliki ciri, tantangan, dan cara pengendalian yang berbeda. Yuk, simak pembahasan lengkapnya agar Sahabat Muslim bisa belajar mengarahkan berbagai jenis nafsu manusia menurut Al-Qur’an menuju kebaikan dan ketakwaan.

Ringkasan

  • Islam melarang tindakan istihza, yaitu mengolok-olok atau mempermalukan orang lain karena dapat merusak kehormatan dan hubungan sosial.
  • Sakhr termasuk bentuk ejekan atau penghinaan yang bertujuan merendahkan orang lain, dan dikecam dalam Al-Qur’an.
  • Talmiz (lamz/lumaz) merupakan sindiran atau celaan halus yang tetap tergolong perundungan dan harus dihindari oleh setiap muslim.

1. Nafsu Ammarah

Sumber Gambar: Freepik

Nafsu ammarah adalah dorongan dalam diri manusia yang cenderung mengajak pada keburukan dan maksiat. Dalam Surah Yusuf ayat 53 disebutkan bahwa jenis nafsu dalam islam ini selalu menyuruh kepada kejahatan kecuali yang dirahmati Allah. Nafsu ini membuat manusia mudah marah, tamak, atau mengikuti hawa nafsu duniawi.

Islam mengajarkan penguatan iman melalui shalat, puasa, dan zikir untuk mengendalikannya. Dengan membiasakan diri pada ibadah, seseorang dapat menundukkan dorongan negatif dan mulai menyucikan jiwanya menuju pribadi yang lebih baik.

2. Nafsu Lawwamah

Sumber Gambar: Freepik

Nafsu lawwamah adalah jiwa yang mulai sadar atas kesalahan dan menyesal ketika berbuat dosa. Dalam Surah Al-Qiyamah ayat 2, Allah menyebutnya sebagai jiwa yang banyak mencela. jenis nafsu manusia dalam Islam ini menandakan adanya kesadaran untuk memperbaiki diri meski masih berjuang melawan hawa nafsu.

Orang dengan nafsu lawwamah sering introspeksi dan berusaha lebih taat kepada Allah. Dengan ilmu, taubat, dan lingkungan baik, jiwa ini dapat berkembang menuju ketenangan yang lebih tinggi.

3. Nafsu Mutmainnah

Sumber Gambar: Freepik

Nafsu mutmainnah adalah jenis nafsu manusia menurut Islam dengan tingkatan jiwa yang tenang, ridha, dan berserah diri sepenuhnya kepada Allah. Dalam Surah Al-Fajr ayat 27–28, Allah memanggil jiwa ini untuk kembali kepada-Nya dengan penuh kedamaian. Jiwa ini telah bebas dari keinginan duniawi dan hidup dalam ketulusan ibadah.

Orang dengan nafsu mutmainnah selalu sabar, ikhlas, dan bersyukur dalam segala keadaan. Ia mampu menjaga hubungannya dengan Allah dan sesama, menjadi pribadi yang damai dan berakhlak mulia.

Kesimpulan

Dalam Islam, nafsu merupakan bagian dari fitrah manusia yang harus dikendalikan agar tidak menjerumuskan pada dosa. Setiap manusia memiliki potensi baik dan buruk, tergantung pada bagaimana ia mengarahkan nafsunya. 

Memahami dan mengelola ketiga jenis nafsu ini penting untuk mencapai keseimbangan hidup. Dengan memperkuat iman, memperbanyak amal saleh, dan selalu introspeksi diri, manusia dapat menapaki jalan menuju jiwa yang tenang dan dekat dengan Allah SWT.

Referensi:

https://rumaysho.com/40708-3-jenis-nafsu-dalam-diri-manusia-menurut-islam-ammarah-lawwamah-dan-mu%E1%B9%ADmainnah.html

https://remajaislam.com/6019-jenis-nafsu-dalam-islam-alquran-perbedaannya.html

FAQ

Dalam Islam, nafsu adalah dorongan atau keinginan yang berasal dari dalam diri manusia, sedangkan hati (qalb) berfungsi sebagai pengendali yang membedakan antara yang baik dan buruk.

Tanda utamanya adalah ketenangan batin, keikhlasan dalam beribadah, dan kemampuan menerima takdir Allah tanpa keluh kesah.

Dengan memahami jenis nafsu, seseorang bisa mengenali potensi baik dan buruk dalam dirinya untuk terus berjuang melawan dorongan negatif dan menumbuhkan jiwa yang tenang serta dekat dengan Allah.