Jakarta, Oktober 2024 – BAZNAS RI yang menjadi mitra ArahMuslim mengirimkan bantuan kemanusiaan berupa obat-obatan sebanyak 2 ton untuk Sudan, 2000 selimut & 2000 jaket musim dingin untuk Palestina. Adapun saat pengiriman bantuan ini, dihadiri oleh Menteri Luar Negeri RI, Ibu Retno LP Marsudi, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia & Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy, Ketua BAZNAS RI Prof. Dr. KH. Noor Achmad, dan Kepala BNPB RI.
“BAZNAS RI selalu konsisten membantu saudara-saudara kita yang ada di Palestina & Sudan, karena ini juga bagian dari apa yang diberikan oleh masyarakat untuk dibantukan kepada negara-negara tersebut,” ujar Kiai Noor.
Alhamdulillahirabbil’alamiin, ArahMuslim turut senang karena bermitra dengan BAZNAS, yang insyaAllah rezeki yang dititipkan Sahabat Muslim, akan mengalir hingga ke saudara-saudara kita di Sudan & Palestina. Penyaluran bantuan ini merupakan wujud kepedulian Umat Muslim di Indonesia kepada sesama saudara muslim di dunia, sesuai dengan amanah zakat, infak, dan sedekah yang telah dipercayakan.
Mari terus tebar kebaikan melalui ArahMuslim, download di Google Play Store atau Apple Store!
Jakarta, September 2024 – Berwakaf kini semakin mudah dan modern dengan Fitur Wakaf di aplikasi ArahMuslim. Melalui fitur ini, Umat Muslim dapat memilih berbagai program wakaf terpercaya yang berdampak langsung pada masyarakat dan mendukung pengelolaan wakaf secara profesional.
ArahMuslim menyediakan akses ke berbagai program wakaf yang dirancang untuk menjawab kebutuhan umat, seperti:
Wakaf Pembangunan Masjid dan Mushola di Berbagai Daerah
Membantu membangun atau merenovasi tempat ibadah.
Wakaf Pendidikan
Mendukung pendirian sekolah atau beasiswa untuk anak-anak/tahfidz qur’an yang membutuhkan.
Wakaf Produktif
Investasi dalam proyek wakaf yang memberikan manfaat berkelanjutan, seperti pertanian, usaha mikro, atau infrastruktur umum.
Wakaf Kesehatan
Membiayai pembangunan klinik, rumah sakit, atau pembelian alat medis.
Setiap program wakaf dikelola oleh mitra yang terpercaya dan diawasi oleh lembaga resmi untuk memastikan transparansi dan kebermanfaatan yang optimal.Fitur Wakaf di ArahMuslim dirancang untuk memberikan pengalaman wakaf yang praktis, aman, dan sesuai syariat. Berikut kemudahannya:
Sahabat Muslim dapat memilih program wakaf yang paling sesuai dengan niat dan tujuan Anda.
Tersedia berbagai metode pembayaran seperti virtual account bank dan e-wallet.
Mulai berwakaf dengan nominal yang dapat disesuaikan, sehingga siapa saja bisa berkontribusi.
Sumber Gambar: Freepik.com
Mengapa Berwakaf di ArahMuslim?
Mudah diakses kapan saja dan di mana saja.
Aman dan terpercaya berkat kerjasama dengan lembaga wakaf resmi.
Meningkatkan kesadaran wakaf dengan program edukasi tentang pentingnya wakaf produktif.
Unduh Aplikasi ArahMuslim Sekarang dan jadilah bagian dari perubahan, menuju kebaikan yang berkelanjutan melalui Wakaf.
Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai sosok yang memiliki akhlak mulia dan menjadi teladan bagi umat Muslim. Banyak sifat beliau yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam interaksi sosial, pekerjaan, maupun hubungan pribadi.
Berikut adalah beberapa sifat Nabi Muhammad yang patut diteladani:
1. Kejujuran (As-Siddiq)
Nabi Muhammad dikenal dengan gelar “Al-Amin,” yang berarti orang yang dapat dipercaya. Dalam setiap tindakan, beliau selalu jujur, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Kejujuran ini sangat relevan dalam kehidupan modern, terutama dalam hubungan sosial dan pekerjaan. Dengan bersikap jujur, kita bisa membangun kepercayaan dengan orang lain.
2. Amanah
Selain jujur, Nabi Muhammad juga selalu menjaga amanah. Beliau tidak pernah mengkhianati kepercayaan yang diberikan kepadanya. Sifat ini mengajarkan kita untuk bertanggung jawab atas tugas atau kewajiban yang kita emban. Dalam konteks pekerjaan atau kehidupan pribadi, sifat amanah akan membuat kita lebih dipercaya dan dihargai.
Kesabaran Nabi Muhammad sangat luar biasa, terutama ketika menghadapi berbagai tantangan dalam menyebarkan agama Islam. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada situasi yang menguji kesabaran, seperti di jalanan, di tempat kerja, atau dalam hubungan personal. Dengan meneladani kesabaran Nabi, kita bisa lebih tenang dalam menghadapi masalah.
4. Pemaaf
Nabi Muhammad adalah sosok yang pemaaf, bahkan kepada orang-orang yang pernah menyakitinya. Beliau mengajarkan untuk memaafkan kesalahan orang lain sebagai bentuk kasih sayang. Memaafkan orang lain, meskipun sulit, bisa membantu kita melepaskan beban emosional dan menciptakan hubungan yang lebih harmonis.
5. Dermawan
Nabi Muhammad sangat dermawan kepada fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan. Sifat ini mengajarkan pentingnya berbagi dengan sesama. Dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa meneladani sifat ini dengan membantu orang-orang di sekitar kita, baik dalam bentuk materi, tenaga, atau sekadar perhatian.
6. Rendah Hati (Tawadhu)
Meskipun beliau adalah pemimpin besar, Nabi Muhammad selalu rendah hati. Beliau tidak pernah memamerkan kekuasaannya dan selalu memperlakukan orang lain dengan rasa hormat. Sifat tawadhu ini penting untuk diterapkan agar kita tidak menjadi sombong dan selalu menghargai orang lain.
Nabi Muhammad sangat peduli terhadap kesejahteraan orang lain, baik dalam hal fisik maupun emosional. Beliau selalu memperhatikan kondisi orang-orang di sekitarnya dan memberikan bantuan sesuai kemampuannya. Dengan meneladani sifat ini, kita bisa lebih empati dan peduli terhadap lingkungan sosial kita.
8. Disiplin dan Tanggung Jawab
Nabi Muhammad sangat disiplin dalam menjalankan ibadah dan tugas-tugasnya. Beliau selalu menjaga waktu dan melakukan setiap pekerjaan dengan penuh tanggung jawab. Dalam kehidupan sehari-hari, disiplin ini bisa kita terapkan untuk lebih produktif dan konsisten dalam mencapai tujuan.
Allah SWT. mengizinkan para setan untuk menggoda dan menyesatkan manusia hingga akhir zaman.
Sebagaimana dinyatakan dalam Surah Al-Hijr ayat 39, Iblis berkata bahwa ia akan menyesatkan seluruh manusia, sehingga mereka melihat kesesatan sebagai sesuatu yang menyenangkan:
Artinya: “Ia (Iblis) berkata, ‘Tuhanku, karena Engkau telah menyesatkan aku, sungguh aku akan menjadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi dan sungguh aku akan menyesatkan mereka semua.’”
Setan akan menggoda manusia dari segala arah, seperti yang disebutkan dalam Surah Al-A’raf ayat 17:
Artinya: “Kemudian, pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri mereka. Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.”
Namun, ada beberapa golongan manusia yang ditakuti oleh setan sehingga Anda tidak diganggu. Berikut ini adalah golongan-golongan tersebut.
1. Orang yang Memohon Perlindungan kepada Allah SWT
Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), ‘Serulah mereka yang kamu anggap (tuhan) selain Dia. Mereka tidak akan mampu menghilangkan bahaya darimu dan tidak (pula) mampu mengalihkannya.’”
2. Orang yang Takut pada Allah SWT
Setan akan merasa takut kepada orang yang takut kepada Allah SWT, sebagaimana dijelaskan dalam Fi Zhilalil-Qur’an karya Sayyid Quthb yang mengutip firman Allah SWT dalam Surah Ali Imran ayat 175:
“Sesungguhnya mereka hanyalah setan yang menakut-nakuti (kamu) dengan teman-teman setianya. Oleh karena itu, janganlah takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu orang-orang mukmin.”
3. Selalu Bertaubat dan Beristighfar
Bertobat dan kembali kepada Allah SWT adalah amalan yang dapat menyelamatkan umat Islam dari godaan setan, sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah Al-A’raf ayat 201:
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa, jika mereka dibayang-bayangi pikiran jahat (berbuat dosa) dari setan, mereka pun segera ingat (kepada Allah). Maka, seketika itu juga mereka melihat (kesalahan-kesalahannya).”
Artinya: “Barangsiapa yang menginginkan kesenangan surga di antara kalian, hendaklah dia senantiasa bergabung dengan jamaah Muslimin karena setan itu berada di dekat orang yang sendiri dan akan tersingkir dari dua orang atau lebih.” (HR Tirmidzi).
5. Orang yang Alim
Salah satu sifat manusia yang ditakuti oleh setan adalah orang yang alim. Syamsul Rijal Hamid menjelaskan bahwa iblis lebih suka mengarahkan setan untuk menggoda ahli ibadah (abid) daripada orang-orang yang alim dalam karya bukunya “Mutiara Hikmah Islami”.
Beberapa tafsiran menyebutkan bahwa orang alim di sini merujuk pada mereka yang menguasai fikih atau memiliki ilmu agama yang mendalam.
6. Orang yang Senantiasa Dekat dengan Kitabullah dan Sunnah
Orang yang dekat dengan Al-Qur’an dan Hadits termasuk dalam golongan yang ditakuti oleh setan. Sobat Muslim yang rajin membaca dan mengamalkan wahyu Allah SWT akan terlindungi dari godaan setan.
Hal ini terjadi karena setan merasa lebih takut kepada orang-orang yang memiliki pengetahuan agama yang mendalam daripada dengan mereka yang hanya ahli ibadah namun kurang memahami hukum-hukum agama.
Itulah beberapa ciri manusia yang ditakuti setan. Dengan memahami ciri-ciri golongan ini, diharapkan Anda dapat memperkuat keimanan dan ketakwaan, sehingga terjauhkan dari godaan setan.
Shalat Dhuha adalah salah satu salat sunnah yang dilakukan di pagi hari setelah matahari terbit hingga menjelang waktu shalat Zuhur. Bagi banyak orang, melaksanakan shalat Dhuha menjadi rutinitas harian yang tidak hanya memperkaya spiritualitas, tetapi juga memberikan berbagai manfaat bagi kehidupan sehari-hari.
Dengan rutin melaksanakan shalat Dhuha, Sahabat Muslim dapat merasakan manfaat spiritual dan fisik dalam kehidupan sehari-hari. Simak artikel ini untuk mengetahui lebih dalam tentang manfaat shalat Dhuha!
1. Mendekatkan Diri kepada Allah
Shalat Dhuha merupakan salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan melaksanakan salat sunnah ini, seorang Muslim menunjukkan rasa syukur atas nikmat yang diberikan oleh-Nya. Shalat Dhuha juga menjadi sarana untuk memperbanyak amal ibadah, sehingga meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan.
2. Mendapatkan Pahala dan Keberkahan
Rasulullah SAW menjelaskan bahwa shalat Dhuha memiliki banyak keutamaan dan pahala yang besar. Dalam sebuah hadis, disebutkan bahwa bagi siapa saja yang rutin melaksanakan shalat Dhuha, Allah akan mencatatnya sebagai salah satu hamba yang taat dan Allah akan mencukupi kebutuhannya. Hadis riwayat Abu Hurairah RA menyatakan:
“Kekasihku (Rasulullah) berwasiat kepadaku tiga hal: puasa tiga hari setiap bulan, shalat Dhuha dua rakaat, dan shalat Witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Shalat Dhuha sering kali dikaitkan dengan kelancaran rezeki. Banyak yang percaya bahwa dengan melaksanakan salat ini secara rutin, pintu rezeki akan terbuka lebih lebar.
Hal ini bukan berarti bahwa shalat Dhuha akan langsung memberikan rezeki secara materi, tetapi lebih kepada rezeki yang bersifat keberkahan, ketenangan hati, dan kemudahan dalam urusan sehari-hari.
4. Menjaga Kesehatan Mental dan Fisik
Sumber Gambar: Freepik.com
Salah satu manfaat dari shalat, termasuk shalat Dhuha, adalah menenangkan pikiran dan jiwa. Dengan melaksanakan shalat Dhuha, seseorang dapat memulai hari dengan penuh ketenangan dan kedamaian.
Gerakan-gerakan dalam shalat, seperti rukuk dan sujud, juga membantu meregangkan otot-otot tubuh dan memperlancar peredaran darah, yang baik untuk kesehatan fisik.
5. Menjadi Penghapus Dosa
Shalat Dhuha juga berfungsi sebagai sarana penghapus dosa. Dalam hadis riwayat Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda: “Siapa saja yang berwudhu dan memperbagus wudhunya, kemudian melaksanakan shalat dua rakaat atau empat rakaat (Dhuha), Allah akan mengampuni dosa-dosanya.”
Mengawali hari dengan ibadah seperti shalat Dhuha dapat membantu meningkatkan konsentrasi dan fokus seseorang dalam menjalani aktivitas harian. Salat ini memberikan waktu sejenak untuk merenung dan menenangkan pikiran, yang pada akhirnya meningkatkan produktivitas dalam bekerja atau belajar.
Dengan rutin melaksanakan Shalat Dhuha, Sahabat Muslim dapat meraih berbagai manfaat, mulai dari kelapangan rezeki, ketenangan hati, hingga keberkahan dalam aktivitas sehari-hari. Ibadah ini juga menjadi wujud syukur atas nikmat Allah serta sarana mendekatkan diri kepada-Nya.
Puasa nazar adalah salah satu ibadah sunnah dalam Islam yang dilakukan untuk menepati janji kepada Allah SWT. Janji tersebut biasanya diucapkan ketika seseorang sedang mengalami kesulitan atau menginginkan sesuatu, dan berjanji akan melakukan puasa jika hajatnya terkabul.
Puasa ini memiliki ketentuan khusus dalam Islam yang perlu dipahami agar pelaksanaannya sah dan sesuai syariat. Simak artikel ini untuk mengetahui lebih lanjut tentang tata cara, keutamaan, serta hal-hal yang perlu diperhatikan.
Apa itu Puasa Nazar?
Puasa nazar menunjukkan rasa syukur kepada Allah SWT. Ketika hajat terkabul, puasa nazar menjadi wujud rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT. Selain itu, puasa ini juga meningkatkan ketaatan kepada Allah SWT. Dengan menepati janji, seseorang menunjukkan komitmennya untuk mentaati perintah Allah SWT.
Sahabat Muslim juga dapat melatih diri untuk disiplin dan menahan diri selama Puasa Nazar. Hal ini melatih kamu untuk disiplin dalam menjalankan ibadah dan menahan diri dari hawa nafsu.
Puasa Nazar harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan syariat Islam, karena merupakan janji kepada Allah SWT yang wajib ditepati. Tata cara pelaksanaannya hampir sama dengan puasa wajib, yaitu:
1.Melafalkan Niat
Niat puasa nazar diucapkan pada malam hari sebelum memulai puasa. Berikut lafal niatnya:
Nawaitu shauma nnadhr lillahi ta’ala.
Artinya: “Aku berniat puasa nazar karena Allah SWT.”
2. Menjalankan Puasa Seperti Biasa
Puasa nazar dijalankan seperti puasa Ramadhan, yaitu menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
3. Mengerjakan Puasa Sesuai dengan Nazar
Lama puasa nazar tergantung pada nazar yang diucapkan. Bisa sehari, beberapa hari, atau bahkan berbulan-bulan.
Apa Saja Keutamaan Puasa Nazar?
Puasa Nazar memiliki keutamaan sebagai bentuk ketaatan dan pemenuhan janji kepada Allah SWT. Ibadah ini menjadi bukti kesungguhan seseorang dalam memenuhi komitmen spiritualnya, serta dapat menjadi wasilah untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Berikut adalah beberapa keutamaan puasa nazar yang perlu Sahabat Muslim ketahui:
Mendapatkan pahala yang besar. Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang bernazar untuk berpuasa, maka wajib baginya untuk memenuhinya.” (HR Bukhari dan Muslim)
Menghilangkan dosa. Puasa nazar dapat menjadi salah satu cara untuk menghapus dosa-dosa kecil.
Mempermudah terkabulnya hajat. Ada beberapa riwayat yang menyebutkan bahwa puasa nazar dapat mempermudah terkabulnya hajat.
Apa Saja Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Puasa Nazar?
Dalam menjalankan puasa Nazar, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti:
Nazar tidak boleh bertentangan dengan syariat Islam. Nazar yang bertentangan dengan syariat Islam tidak boleh ditepati.
Nazar tidak boleh mengandung riya’ atau sumpah. Nazar yang mengandung riya’ atau sumpah tidak boleh ditepati.
Orang yang bernazar tidak boleh menyiksa diri sendiri, seperti berpuasa terlalu lama atau melakukan hal-hal yang membahayakan dirinya.
Dengan memahami hal-hal ini, puasa Nazar dapat dijalankan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT. Menjalaninya dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab tidak hanya mendatangkan pahala, tetapi juga menguatkan keimanan serta kedisiplinan dalam beribadah.
Oleh karena itu, penting bagi Sahabat Muslim untuk memahami hukum, tata cara, dan konsekuensi dari puasa Nazar agar dapat menunaikannya dengan benar.
Ka’bah, bangunan suci yang menjadi kiblat umat Islam di seluruh dunia, memiliki makna yang sangat mendalam dalam agama Islam. Selain sebagai pusat ibadah, Ka’bah juga dijaga kebersihannya melalui proses pencucian yang dilakukan secara rutin.
Proses pencucian ini bukan hanya kegiatan fisik, tetapi juga simbolik yang mencerminkan kesucian dan penghormatan terhadap rumah Allah. Berikut adalah langkah-langkah dalam proses pencucian Ka’bah dan makna di baliknya.
1. Persiapan Sebelum Pencucian
a. Penutupan Ka’bah
Sebelum pencucian dimulai, area di sekitar Ka’bah biasanya ditutup untuk umum. Hanya orang-orang tertentu yang diizinkan untuk ikut serta dalam proses ini. Hal ini dilakukan untuk menjaga kekhusyukan dan kesakralan proses pencucian.
b. Pengumpulan Perlengkapan
Perlengkapan yang diperlukan untuk mencuci Ka’bah seperti air zamzam, air mawar, kain putih bersih, dan bahan pembersih lainnya dikumpulkan dan disiapkan.
Proses pencucian dimulai dengan membuka pintu Ka’bah. Pintu ini terletak beberapa meter di atas tanah dan hanya dapat dibuka dengan menggunakan tangga khusus. Pembukaan pintu dilakukan oleh petugas yang memiliki tugas khusus untuk itu.
b. Pembersihan Bagian Dalam
Setelah pintu Ka’bah dibuka, bagian dalamnya dibersihkan terlebih dahulu. Lantai, dinding, dan area dalam Ka’bah disapu dan dilap dengan kain bersih yang telah dibasahi air zamzam dan air mawar. Proses ini dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan rasa hormat.
c. Pembersihan Bagian Luar
Bagian luar Ka’bah juga dibersihkan dengan cara yang serupa. Kain putih bersih digunakan untuk mengelap dinding luar Ka’bah. Air zamzam dan air mawar juga digunakan untuk membersihkan bagian luar ini.
3. Penutupan Proses Pencucian
a. Penggantian Kiswah
Setelah pencucian selesai, Kiswa (kain penutup Ka’bah) yang baru dipasang. Kiswa ini diganti setiap tahun pada tanggal 9 Dzulhijjah, yaitu saat umat Muslim melaksanakan ibadah haji. Penggantian Kiswa merupakan bagian penting dari proses pemeliharaan Ka’bah.
b. Doa dan Dzikir
Proses pencucian biasanya diakhiri dengan doa dan dzikir yang dipanjatkan oleh mereka yang terlibat dalam proses ini. Doa ini bertujuan untuk memohon berkah dan perlindungan dari Allah SWT.
Sahabat Muslim, pernahkah kamu terpikirkan tentang amalan yang pahalanya terus mengalir meski kita sudah tiada? Salah satu amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam adalah sedekah. Namun, tahukah bahwa ada jenis sedekah yang sangat istimewa dan pahalanya begitu besar?
Sedekah Al-Qur’an adalah tindakan mulia dengan menyumbangkan mushaf Al-Qur’an kepada mereka yang membutuhkan atau juga menyumbangkan dalam bentuk uang, yang nantinya akan dibelikan Al-Qur’an. Amalan ini tidak hanya memberikan manfaat bagi penerima, tetapi juga mengalirkan pahala yang berlimpah bagi pemberi.
Sahabat Muslim dapat simak artikel di bawah ini untuk mengetahui keutamaan dan manfaat sedekah Al-Qur’an selengkapnya.
Apa Saja Keutamaan Sedekah Al-Qur’an?
Pahala yang Terus Mengalir: Setiap kali Al-Qur’an atau uang yang kita sisihkan, dibaca, dipelajari, atau diamalkan, kita akan mendapatkan pahala yang terus mengalir.
Meningkatkan Keimanan: Dengan bersedekah Al-Qur’an, kita turut serta dalam menyebarkan Kalamullah dan meningkatkan keimanan umat.
Menjadi Bagian dari Dakwah: Sedekah Al-Qur’an adalah bentuk dakwah yang sangat efektif. Kita ikut berperan dalam mengajak orang lain untuk lebih dekat dengan Al-Qur’an.
Amalan Jariyah: Sedekah Al-Qur’an termasuk dalam kategori amalan jariyah, yaitu amal kebaikan yang pahalanya terus mengalir meskipun pelakunya sudah meninggal dunia.
Mendapatkan Ilmu Agama: Penerima sedekah Al-Qur’an akan memiliki kesempatan untuk mempelajari dan mengamalkan isi Al-Qur’an.
Meningkatkan Kualitas Hidup: Dengan mempelajari Al-Qur’an, seseorang akan mendapatkan petunjuk hidup yang baik dan berkualitas.
Menjadi Generasi Qur’ani: Sedekah Al-Qur’an turut serta dalam mencetak generasi Qur’ani yang berakhlak mulia.
Dengan bersedekah Al-Qur’an, kita tidak hanya membantu orang lain, tetapi juga mendekatkan diri kepada Allah SWT. ArahMuslim menghadirkan Program Sedekah Al-Qur’an yang bekerja sama dengan lembaga terpercaya & insyaAllah amanah, yakni Asar Humanity.
ArahMuslim hadir sebagai jembatan kebaikan bagi Sahabat Muslim yang ingin bersedekah Al-Qur’an dengan mudah dan terpercaya. Melalui program ini, kamu dapat berbagi mushaf kepada santri, masjid, atau komunitas yang membutuhkan, serta turut berkontribusi dalam menyebarkan ilmu agama.
Jadikan sedekah Al-Qur’an sebagai bekal amal jariyah Anda dengan download aplikasi ArahMuslim sekarang!
Islam sangat menekankan pentingnya hubungan yang harmonis dalam keluarga, khususnya antara suami dan istri. Perlakuan yang baik terhadap istri merupakan salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Berikut adalah beberapa cara memperlakukan istri sesuai ajaran Islam.
Panduan dari Al-Qur’an
Al-Qur’an memberikan panduan yang sangat jelas mengenai cara memperlakukan istri dengan baik. Beberapa ayat yang relevan antara lain:
QS. an-Nisa’ ayat 19: “Dan bergaullah dengan mereka secara patut.” Ayat ini menginstruksikan suami untuk bergaul dengan istri dengan cara yang baik, penuh kasih sayang, dan hormat.
QS. ar-Rum ayat 21: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kamu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” Ayat ini menjelaskan bahwa pernikahan adalah rahmat dari Allah dan suami istri seharusnya saling mencintai dan menyayangi.
QS. an-Nisa’ ayat 34: “Laki-laki itu adalah pemimpin perempuan, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu perempuan yang saleh ialah yang patuh (kepada suaminya) dan memelihara apa yang Allah perintahkan kepadanya untuk memeliharanya, perempuan yang jika suaminya tidak ada, dia menjaga dirinya dan harta suaminya dengan cara yang Allah telah perintahkan.” Ayat ini menjelaskan kepemimpinan suami dalam rumah tangga, namun kepemimpinan ini harus dijalankan dengan bijaksana dan penuh tanggung jawab.
Panduan dari Sunnah Rasulullah SAW
Rasulullah SAW memberikan contoh yang sangat baik tentang bagaimana seorang suami harus memperlakukan istrinya. Beberapa hadis yang relevan antara lain:
Hadis tentang menjaga lisan: Rasulullah SAW bersabda, “Seorang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya, dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istri-istrinya.” (HR. at-Tirmidzi)
Rasulullah SAW menganjurkan suami untuk memberikan hadiah kepada istrinya, meskipun hanya berupa ranting pohon kurma.
Rasulullah SAW menganjurkan suami untuk meminta izin kepada istrinya sebelum bepergian atau membawa tamu ke rumah.
Contoh Perilaku Suami yang Baik
Menghormati: Suami yang baik selalu menghormati pendapat dan perasaan istrinya.
Menyayangi: Suami yang baik selalu menyayangi istrinya dan memberikan perhatian yang cukup.
Sabar: Suami yang baik selalu sabar menghadapi kekurangan istrinya.
Membantu pekerjaan rumah tangga: Suami yang baik tidak ragu untuk membantu pekerjaan rumah tangga.
Berkomunikasi dengan baik: Suami yang baik selalu berkomunikasi dengan baik dengan istrinya.
Ayah memiliki peran yang sangat istimewa dalam Islam. Sebagai pemimpin keluarga, ayah bertanggung jawab untuk membimbing, melindungi, dan memenuhi kebutuhan anak serta istrinya.
Islam mengajarkan bahwa ayah bukan hanya mencari nafkah, tetapi juga membentuk karakter anak-anaknya. Peran ayah dalam mendidik anak dengan nilai-nilai Islam akan menjadi bekal penting bagi kehidupan dunia dan akhirat.
Oleh karena itu, seorang ayah harus menjalankan perannya dengan penuh tanggung jawab dan keikhlasan. Bagaimana Islam memandang sosok ayah dan perannya dalam keluarga? Simak artikel ini untuk mengetahui lebih lanjut!
Sosok Ayah sebagai Perlindungan Keluarga
Ayah dalam Islam dipandang sebagai pemimpin keluarga yang bertanggung jawab atas perlindungan, penghidupan, dan keamanan keluarga.
Sebagai pemimpin, ayah memiliki tanggung jawab untuk mengambil keputusan yang bijaksana dan memberikan arahan serta bimbingan bagi seluruh anggota keluarga.
Selain menjadi pemimpin, ayah juga berperan sebagai pendidik utama bagi anak-anaknya. Dalam surat Luqman, Allah SWT memberikan contoh teladan seorang ayah yang berpesan kepada anaknya agar selalu mengingat Allah.
Pendidikan yang diberikan oleh ayah tidak hanya sebatas ilmu agama, tetapi juga akhlak mulia, etika, dan keterampilan hidup.
Sosok Ayah sebagai Pendidik dan Pembinaan Moral
Ayah memiliki peran krusial dalam mengajarkan nilai-nilai agama, moral, dan etika kepada anak-anaknya.
Dalam Islam, ayah bertanggung jawab untuk memastikan bahwa anak-anaknya tumbuh dan berkembang sesuai dengan ajaran agama dan memperoleh pendidikan yang baik secara islami.
Hubungan antara ayah dan anak idealnya adalah sebagai sahabat. Ayah yang baik adalah sosok yang bisa diajak berbagi, tempat berkeluh kesah, dan menjadi teman bermain. Dengan menjadi sahabat bagi anak-anaknya, ayah akan lebih mudah membangun kedekatan dan kepercayaan.
Sosok ayah bukan hanya sebagai pemimpin keluarga yang berwibawa, tetapi juga sebagai pendidik, teladan moral, dan pemberi kasih sayang yang penting dalam pembentukan karakter anak-anak. Keberadaannya menjadi pondasi yang kokoh bagi keharmonisan dan kesuksesan spiritual keluarga Muslim.
Dengan menjadi ayah yang baik, kita tidak hanya akan membahagiakan keluarga, tetapi juga akan mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT.