Hukum Aqiqah di Bulan Ramadhan, serta Keutamaan dan Prosesnya

Aqiqah merupakan ibadah sunnah yang dianjurkan dalam Islam sebagai wujud syukur atas kelahiran seorang anak. Pelaksanaannya biasanya dilakukan pada hari ketujuh, keempat belas, atau kedua puluh satu setelah kelahiran. Namun, bagaimana jika aqiqah dilaksanakan di bulan Ramadhan? 

Banyak Sahabat Muslim memilih bulan suci ini karena diyakini membawa keberkahan lebih besar, selain juga bertepatan dengan momen ibadah yang penuh ampunan dan kebaikan. Untuk memahami lebih lanjut tentang hukum, keutamaan, dan proses aqiqah di bulan Ramadhan, simak artikel berikut.

Apa Hukum Aqiqah di Bulan Ramadhan Menurut Islam?

Aqiqah di bulan Ramadhan berarti melaksanakan aqiqah bertepatan dengan bulan suci ini. Secara hukum, aqiqah dianjurkan pada hari ketujuh kelahiran, namun tetap sah dilakukan sebelum anak baligh. Setelah baligh, kewajiban ini gugur bagi orang tua, meski ada pendapat yang membolehkan anak melakukannya sendiri.

Keutamaan aqiqah di bulan Ramadhan adalah pahala yang berlipat ganda serta manfaat hidangan aqiqah untuk berbuka puasa. Memberi makan orang yang berpuasa juga termasuk amalan yang dianjurkan, sehingga aqiqah di bulan ini bisa menjadi ladang kebaikan tambahan.

Baca Juga: Arti Marhaban Ya Ramadhan dan Hukumnya Menurut Syariat Islam

Apa Saja Keutamaan Aqiqah di Bulan Ramadhan?

Aqiqah di bulan Ramadhan tidak hanya menjadi wujud syukur atas kelahiran anak, tetapi juga membawa beberapa keutamaan besar. Berikut adalah beberapa keutamaannya:

Keberkahan Pahala yang Berlimpah

Ramadhan dikenal sebagai bulan penuh rahmat, di mana setiap amal kebaikan mendapatkan ganjaran berlipat ganda. Menyelenggarakan aqiqah di bulan ini bukan hanya bentuk syukur atas kelahiran anak, tetapi juga kesempatan untuk meraih keberkahan yang lebih besar di bulan suci.

Berbagi di Waktu yang Tepat

Salah satu anjuran dalam aqiqah adalah membagikan daging sembelihan kepada keluarga dan kaum dhuafa. Di bulan Ramadhan, kebutuhan akan makanan, terutama untuk berbuka puasa, meningkat. Dengan melaksanakan aqiqah di bulan ini, orang tua dapat berbagi rezeki sekaligus membantu mereka yang membutuhkan.

Menambah Keimanan dan Ketakwaan

Aqiqah di bulan Ramadhan menjadi momen untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan niat yang tulus, pelaksanaannya dapat memberikan ketenangan hati, memperkuat iman, serta mendatangkan keberkahan dalam kehidupan keluarga.

Baca Juga: Syarat Wajib Zakat Penghasilan

Bagaimana Proses Melakukan Aqiqah di Bulan Ramadhan?

Sumber Gambar: Freepik.com

Melaksanakan aqiqah di bulan Ramadhan tidak jauh berbeda dengan aqiqah pada waktu lainnya. Aqiqah di bulan Ramadhan tidak hanya mengikuti sunnah Rasulullah SAW, tetapi juga mendatangkan pahala berlipat ganda. Berikut adalah tata cara aqiqah di bulan Ramadhan:

Tentukan Waktu yang Tepat

Aqiqah sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari agar daging dapat segera dimasak dan dibagikan sebelum waktu berbuka puasa.

Salurkan kepada yang Membutuhkan

Agar lebih bermanfaat, pastikan daging aqiqah diberikan kepada mereka yang benar-benar membutuhkan, seperti fakir miskin dan anak yatim.

Manfaatkan Layanan Aqiqah

Jika tidak bisa menyembelih sendiri, Sahabat Muslim dapat menggunakan layanan aqiqah profesional yang menyediakan paket lengkap, mulai dari pemilihan hewan hingga distribusi daging.

Rayakan Keistimewaan Aqiqah di Bulan Ramadhan Bersama ArahMuslim

Melaksanakan aqiqah di bulan Ramadhan adalah momen istimewa yang penuh berkah. Selain menjalankan sunnah Rasulullah SAW, ibadah ini juga menjadi kesempatan untuk berbagi dengan sesama di bulan yang penuh ampunan. 

Untuk memudahkan pelaksanaan aqiqah, ArahMuslim hadir dengan layanan profesional yang praktis dan terpercaya. Dari pemilihan hewan, penyembelihan sesuai syariat, hingga distribusi daging kepada yang berhak, semuanya ditangani dengan baik. 

Rayakan aqiqah di bulan Ramadhan melalui ArahMuslim untuk mewujudkan ibadah yang lebih berkah dan bermakna!

Referensi:

https://www.aqiqahnurulhayat.com/news/aqiqah-di-bulan-ramadhan-bagaimana-hukumnya

https://salamahaqiqah.com/aqiqah-di-bulan-ramadan

6 Dosa Sepele yang Dapat Mengurangi Pahala Puasa, Sahabat Muslim Wajib Tahu!

Puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga menjaga diri dari perbuatan yang dapat mengurangi pahala ibadah. Sayangnya, tanpa disadari, ada beberapa dosa sepele yang sering dilakukan saat berpuasa. Meskipun terlihat ringan, perbuatan ini bisa merusak nilai ibadah puasa dan menjauhkan dari keberkahan Ramadhan.

Sebagai Sahabat Muslim yang ingin meraih pahala maksimal, penting untuk lebih berhati-hati dalam menjaga sikap dan perkataan. Mari, simak 6 dosa sepele yang sering dilakukan tanpa sadar agar puasa tetap bernilai di sisi Allah.

1. Menggunjing Orang Lain

Rasulullah SAW. menegaskan bahwa ghibah dapat menghilangkan pahala puasa karena orang yang berpuasa harus menahan diri dari segala bentuk dosa, termasuk dosa lisan. 

Allah SWT juga melarang keras perbuatan ini dalam QS. Al-Hujurat: 12, yang mengibaratkan ghibah seperti memakan daging saudara sendiri yang telah mati. Maka, menjaga lisan selama berpuasa sangat penting agar ibadah tetap bernilai dan penuh keberkahan.

2. Berbuka dengan Makanan Haram

Berbuka puasa dengan makanan yang haram dapat menyebabkan hilangnya pahala puasa. Makanan haram mencakup hasil curian atau sesuatu yang dianggap najis dalam ajaran Islam.

Selain merusak nilai ibadah, mengonsumsi makanan haram juga dapat melemahkan semangat dalam beribadah, bahkan membuat seseorang lebih mudah meninggalkannya. (Habib Zain bin Smith, al-Fawaidul Mukhtarah li Saliki Tariqil Akhirah, h. 587).

3. Berbohong

Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan selalu mengerjakannya, maka Allah tidak akan memedulikan puasanya.” (HR. Bukhari). Hadis ini menegaskan bahwa berbohong tidak hanya dosa, tetapi juga dapat menghilangkan pahala puasa karena bertentangan dengan esensi ibadah ini.

Bahkan, dalam hadis lain disebutkan bahwa dosa berbohong lebih sulit diampuni dibanding zina, kecuali orang yang digunjingkan memberikan maaf. Hal ini menunjukkan bahwa menjaga kejujuran dan menghindari kebohongan saat berpuasa sangat penting agar ibadah tetap bernilai di sisi Allah.

4. Bersikap Riya

Puasa yang dilakukan dengan niat mencari pujian atau merasa lebih baik dari orang lain dapat merusak nilai ibadah tersebut di bulan Ramadhan. Selain menghilangkan pahala, sifat riya juga termasuk dalam perbuatan syirik. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang berpuasa namun ia riya, maka dia telah berbuat syirik.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Thabrani).

5. Mengucapkan Kata Kasar

Rasulullah SAW bersabda, “Bila kalian berpuasa, janganlah berbuat rafats.” (HR. Bukhari). Rafats mencakup segala bentuk maksiat, termasuk perkataan kasar dan tidak pantas.

Mengumpat atau berkata kotor tidak hanya merusak hubungan sosial, tetapi juga menunjukkan kurangnya pengendalian diri. Puasa seharusnya menjadi momen untuk melatih kesabaran dan ketakwaan, sehingga menjaga lisan dari ucapan buruk sangat penting agar ibadah tetap bernilai di sisi Allah SWT.

6. Melakukan Adu Domba

Mengadu domba adalah tindakan yang dapat merusak hubungan antara individu maupun kelompok.

Mereka yang menyebarkan fitnah dan menghasut orang lain agar bertikai termasuk dalam golongan yang dicela dalam Islam. 

Selain menghilangkan pahala puasa, perbuatan ini juga berdampak negatif pada kehidupan sosial. Oleh karena itu, mari jadikan Ramadhan sebagai momen untuk memperbaiki diri dengan menjaga lisan, perbuatan, dan niat agar puasa Sahabat Muslim benar-benar mendatangkan berkah dan ampunan.

Kesimpulan

Menjalankan puasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga menjaga sikap, ucapan, serta perilaku agar tidak melakukan hal-hal yang dapat mengurangi pahala. Sayangnya, masih banyak dosa kecil yang sering dianggap sepele, padahal bisa merusak nilai ibadah puasa yang sedang dijalani.

Agar puasa semakin bermakna dan mendapat pahala yang sempurna, penting bagi Sahabat Muslim untuk lebih berhati-hati menjaga diri dari perbuatan buruk, baik yang disengaja maupun tidak disadari. Mari jadikan momen Ramadhan ini sebagai sarana memperbaiki diri, meningkatkan kualitas ibadah, dan meraih keberkahan puasa secara maksimal.

Referensi:

https://jabar.nu.or.id/ubudiyah/dosa-sepele-yang-dapat-menghilangkan-pahala-puasa-fqFr0

https://www.detik.com/jateng/berita/d-7807917/6-hal-yang-mengurangi-pahala-puasa-muslim-wajib-tahu

FAQ

Dosa sepele dalam puasa adalah perbuatan buruk yang sering dianggap ringan, padahal bisa mengurangi pahala puasa.

Memperbanyak zikir, membaca Al-Qur’an, menjaga interaksi, dan menghindari hal-hal yang bisa memancing emosi atau lisan tergelincir pada hal yang sia-sia.

Dengan menjaga diri dari dosa, kita bisa meraih pahala puasa secara utuh, memperbaiki akhlak, mendekatkan diri kepada Allah, dan menjadikan Ramadhan sebagai momen pembentukan karakter yang lebih baik.

KALAM (Kajian Lentera ArahMuslim) – Bagaimana Meningkatkan Kualitas Ibadah di Bulan Ramadan? Bersama Ust. Sutan Al Wanda

ArahMuslim mengadakan sebuah program yang bernama KALAM (Kajian Lentera ArahMuslim) dengan tema “Bagaimana Meningkatkan Kualitas Ibadah di Bulan Ramadan?”. Acara ini akan menghadirkan Ust. Sutan Al Wanda, seorang Da’i Muda Islam Cinta Indonesia, untuk memberikan pencerahan dan tips agar Ramadan kali ini lebih bermakna.

InsyaAllah KALAM akan menjadi program reguler ArahMuslim, tak hanya di Bulan Ramadan. 

Detail Acara KALAM (Kajian Lentera ArahMuslim)

📆 Hari/Tanggal: Rabu, 5 Maret 2025
📍 Lokasi: Online – YouTube ArahMuslim
🎤 Pembicara: Ust. Sutan Al Wanda (Da’i Muda Islam Cinta Indonesia)

Ikuti Kajian & Maksimalkan Ramadanmu!

Semoga kajian ini menjadi wasilah untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah dan menjadikan Ramadan tahun ini lebih bermakna. Aamiin! 

Jangan lupa Subscribe, Comment, Like, Share ya!🤲✨

6 Negara yang Ramah untuk Wisatawan Muslim

Menemukan destinasi wisata yang ramah bagi wisatawan Muslim bisa menjadi tantangan tersendiri, terutama dalam hal ketersediaan makanan halal, tempat ibadah, dan lingkungan yang nyaman. 

Bagi Sahabat Muslim yang ingin bepergian tanpa khawatir soal makanan halal dan tempat sholat, ada beberapa negara yang dikenal ramah bagi wisatawan Muslim. Simak beberapa daftar negara ramah Muslim yang bisa jadi destinasi wisata di bawah ini!

Ringkasan

  • Singapura semakin menarik bagi wisatawan Muslim dengan fasilitas ibadah yang lengkap dan pilihan kuliner halal yang mudah ditemukan.
  • Inggris, Taiwan, dan Korea Selatan menjadi destinasi ramah Muslim dengan fasilitas lengkap seperti restoran halal, masjid, hingga akomodasi sesuai syariah.
  • Jerman dan India juga menyediakan banyak tempat ibadah dan makanan halal, didukung oleh kebijakan pemerintah yang mendukung komunitas Muslim.

1. Inggris

Salah satu negara ramah Muslim adalah Inggris dengan banyaknya masjid dan lembaga pendidikan Islam yang mendukung kebutuhan komunitas Muslim. Pemerintah setempat juga berupaya mengintegrasikan komunitas Muslim ke dalam masyarakat melalui layanan sosial dan pendidikan yang sesuai. 

Dalam sektor pariwisata, Inggris menyediakan berbagai fasilitas ramah Muslim, seperti restoran halal, akomodasi yang sesuai dengan prinsip syariah, serta destinasi wisata yang menarik.

2. Taiwan

Sumber Gambar: freepik.com

Taiwan menjadi salah satu destinasi yang ideal bagi wisatawan Muslim dengan banyaknya restoran bersertifikasi halal, serta fasilitas ibadah seperti mushola di bandara dan stasiun. 

Negara ini juga menyediakan situs web khusus yang memuat informasi lengkap mengenai restoran halal, akomodasi ramah Muslim, lokasi masjid, hingga tempat wisata yang cocok bagi turis Muslim. 

3. Korea Selatan

Sumber Gambar: freepik.com

Korea Selatan menjadi destinasi favorit wisatawan Muslim berkat keindahan tempat wisatanya dan fasilitas yang semakin ramah Muslim. Jumlah masjid terus bertambah, terutama di kota besar seperti Seoul, Busan, dan Incheon, serta banyak universitas dan tempat wisata yang menyediakan ruang sholat

Selain itu, restoran halal kini lebih mudah ditemukan, terutama di area wisata, dengan sertifikasi halal dari Korea Muslim Federation (KMF) yang membantu wisatawan memilih makanan yang sesuai.

4. Jerman

Sumber Gambar: freepik.com

Meskipun bukan negara mayoritas Muslim, Jerman menyediakan banyak masjid, restoran halal, dan toko bahan makanan halal yang memudahkan wisatawan Muslim dalam beribadah dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

Pemerintah Jerman juga mendukung komunitas Muslim dengan mendanai pembangunan masjid serta sekolah Islam, sekaligus berupaya memerangi Islamofobia dan diskriminasi.

5. India

Sumber Gambar: freepk.com

India, meskipun mayoritas beragama Hindu, memiliki populasi Muslim yang besar, mencapai lebih dari 180 juta jiwa, sehingga menjadikannya sebagai salah satu negara yang ramah bagi wisatawan Muslim. 

Selain itu, di berbagai kota besar terdapat banyak masjid, restoran halal, dan hotel dengan fasilitas ramah Muslim. Hal ini dapat memudahkan wisatawan dalam beribadah, menikmati makanan halal, dan mendapatkan akomodasi yang nyaman.

6. Singapura

Sumber Gambar: freepik.com

Singapura, sebagai negara multikultural, memiliki banyak masjid dan mushola yang tersebar di berbagai wilayah. Salah satu yang terbesar adalah Masjid Sultan di kawasan Kampong Glam. 

Restoran halal juga mudah dijumpai, terutama di daerah wisata dan Chinatown. Selain itu, banyak hotel dan tempat wisata telah menyediakan fasilitas ramah Muslim, seperti ruang sholat, tempat wudhu, dan pilihan makanan halal.

Dengan berbagai fasilitas ramah Muslim, keenam negara di atas menjadi destinasi yang nyaman bagi wisatawan Muslim. Jadi, jika Sahabat Muslim ingin liburan tanpa khawatir soal makanan halal dan tempat ibadah, negara-negara ini bisa jadi pilihan tepat. 

Kesimpulan

Itulah beberapa negara yang dikenal ramah untuk wisatawan muslim, mulai dari fasilitas ibadah yang mudah diakses hingga kuliner halal yang melimpah. Tak hanya untuk berwisata, perjalanan ke negara-negara ini juga bisa menjadi momen untuk mengenal lebih dekat budaya Islam dari berbagai belahan dunia.

Jadi, jika Sahabat Muslim ingin liburan tanpa khawatir soal makanan halal dan tempat ibadah, negara-negara ini bisa jadi pilihan tepat. 

Referensi:

https://www.cheria-travel.com/2024/03/ini-10-destinasi-negara-ramah-muslim-di.html

https://www.fimela.com/lifestyle/read/5875342/5-negara-yang-ramah-dikunjungi-turis-muslim?page=6

FAQ

Negara disebut ramah Muslim jika memiliki fasilitas ibadah seperti masjid atau mushola, banyak pilihan makanan halal, serta lingkungan yang mendukung kebutuhan wisatawan Muslim selama berkunjung.

Cari restoran dengan label halal resmi dari lembaga sertifikasi setempat atau gunakan aplikasi pencarian restoran halal untuk membantu menemukan tempat makan yang sesuai.

Singapura bisa menjadi pilihan tepat untuk pemula karena fasilitas Muslim yang lengkap, lingkungan aman, dan akses informasi berbahasa Melayu dan Inggris.

5 Pesona Masjid Wakaf yang Menjadi Jejak Peradaban Islam di Indonesia

Masjid wakaf memiliki peran penting dalam perkembangan peradaban Islam di Indonesia. Sebagai tempat ibadah yang dibangun dari hasil wakaf umat, masjid-masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai pusat keagamaan, tetapi juga menjadi pusat pendidikan, sosial, dan budaya. 

Keberadaannya mencerminkan semangat gotong royong dan kepedulian umat Islam dalam menjaga nilai-nilai keislaman kepada generasi berikutnya. Selain memiliki nilai historis yang tinggi, masjid wakaf juga menyimpan keindahan arsitektur yang khas dan menjadi saksi bisu perjalanan dakwah Islam di tanah air. 

Ingin tahu lebih lanjut tentang pesona masjid wakaf dan perannya dalam peradaban Islam di Indonesia? Sahabat Muslim dapat simak ulasan lengkapnya dalam artikel ini!

Ringkasan

  • Selain sebagai tempat ibadah, masjid wakaf juga berfungsi sebagai pusat edukasi dan sosial dengan fasilitas modern yang menunjang kebutuhan masyarakat.
  • Masjid wakaf di Indonesia menjadi simbol perkembangan Islam dan budaya lokal, seperti arsitektur megah dan nuansa Islam-Jawa.
  • Beberapa masjid wakaf memiliki nilai sejarah tinggi karena didirikan oleh tokoh penting penyebaran Islam di Nusantara, seperti Walisongo dan Sunan Ampel.

1. Masjid Agung Al-Falah, Jambi

Masjid Al-Falah, yang dikenal sebagai “Masjid Seribu Tiang,” berdiri di atas tanah wakaf Sultan Thaha Syaifudin. Dibangun sejak 1971 dengan nuansa khas Melayu, salah satu masjid wakaf di Indonesia ini awalnya merupakan Istana Tanah Pilih sebelum dihancurkan oleh Belanda pada 1895. Dengan luas 6.400 meter persegi, masjid wakaf ini mampu menampung 10.000 jamaah. Arsitekturnya yang megah serta pondasi tahan gempa menjadikannya ikon keislaman yang menarik bagi wisatawan dan tempat ibadah yang nyaman bagi masyarakat.

2. Masjid Agung Kauman, Yogyakarta

Sumber Gambar: asset.kompas.com

Masjid Agung Gedhe Kauman di Yogyakarta merupakan simbol kerajaan Islam yang dibangun pada 29 Mei 1773 M oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I dan Kyai Faqih Ibrahim. Arsitekturnya dirancang oleh Kyai Wiryokusumo.

Salah satu pesona masjid wakaf ini mencerminkan warisan budaya Islam-Jawa dengan tata ruang khas kerajaan, berdiri dekat keraton di sisi barat Alun-Alun Utara, tak jauh dari Pasar Beringharjo

3. Masjid Agung Demak, Demak

Masjid Demak, wakaf dari Raden Fatah pada abad ke-15 M, dibangun dengan bantuan Walisongo. Masjid ini menjadi salah satu yang tertua di Indonesia dan berperan dalam penyebaran Islam di Jawa. Arsitekturnya khas dengan atap limas yang melambangkan iman, Islam, dan ihsan.

Nuansa tradisional masih terasa meski telah direnovasi. Salah satu ciri khas masjid wakaf ini adalah pintu Lawang Bledeg, yang kini replikanya dipasang sementara aslinya disimpan di Museum Masjid Agung Demak. Selain tempat ibadah, masjid ini juga menjadi pusat edukasi sejarah dan budaya Islam.

4. Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang

Sumber Gambar: upload.wikimedia.org

Masjid Agung Jawa Tengah dibangun di atas tanah wakaf Ki Ageng Panandaran II, Bupati Semarang pertama. Masjid wakaf ini menjadi salah satu yang terbesar di Indonesia ini memiliki enam payung hidrolik raksasa yang terinspirasi dari Masjid Nabawi. Dengan kapasitas utama 15.000 jamaah dan area halaman yang mampu menampung 10.000 jamaah.

Masjid ini dikelola sebagai wakaf produktif dengan berbagai fasilitas seperti perpustakaan, penginapan, ruang akad nikah, auditorium, museum, dan kafe di menara Asmaul Husna yang menawarkan pemandangan kota dan pesisir.

5. Masjid Ampel, Surabaya

Sumber Gambar: espos.id

Masjid Ampel didirikan oleh Sunan Ampel pada tahun 1421 dengan bantuan dua sahabatnya, Mbah Sholeh dan Mbah Sonhaji. Pesona masjid wakah ini berdiri di atas lahan seluas 120 x 180 meter persegi di Desa Ampel.

Di dalam masjid, terdapat prasasti Arab Pegon berbahasa Melayu dengan dialek abad ke-19 yang mencatat perluasan Masjid Agung Sunan Ampel pada tahun 1915 dan 1926. Selain itu, Sunan Ampel juga mendirikan Pondok Pesantren Ampel, meski kini lokasinya tidak lagi berada di sekitar masjid.

Kesimpulan

Dengan semakin banyaknya masjid wakaf yang berdiri, semakin luas pula manfaat yang bisa dirasakan oleh umat. Namun, pembangunan dan pemeliharaan masjid wakaf tentu membutuhkan dukungan dari banyak pihak agar tetap berfungsi dengan baik.

ArahMuslim hadir sebagai salah satu solusi untuk mewujudkan pembangunan masjid wakaf yang berkelanjutan. Melalui aplikasi ini, Sahabat Muslim dapat berkontribusi secara mudah dan aman untuk mendukung berdirinya lebih banyak masjid di berbagai wilayah. 

Mari ikut serta dalam membangun peradaban Islam yang lebih kuat dengan berwakaf untuk masjid. Dukung sekarang dan jadilah bagian dari kebaikan yang terus mengalir melalui ArahMuslim!

Referensi:

FAQ

Masjid wakaf adalah masjid yang didirikan di atas tanah wakaf, yaitu tanah yang diserahkan pemiliknya untuk kepentingan umat secara permanen.

Masyarakat bisa ikut menjaga masjid wakaf dengan berpartisipasi dalam kegiatan sosialnya, ikut merawat kebersihan, hingga memberikan donasi untuk operasional atau renovasi agar masjid tetap lestari dan bermanfaat bagi generasi berikutnya.

Konsep wakaf masjid berlaku di seluruh dunia Islam, tetapi masjid wakaf di Indonesia memiliki ciri khas tersendiri karena memadukan unsur arsitektur lokal dengan nilai-nilai Islam Nusantara

Hukum Aqiqah dan Tata Cara Pelaksanaannya dalam Islam

Aqiqah adalah salah satu bentuk ibadah yang dianjurkan dalam Islam sebagai wujud syukur atas kelahiran seorang anak. Ibadah ini dilakukan dengan menyembelih hewan ternak, biasanya kambing, dan memberikan dagingnya kepada keluarga, kerabat, serta mereka yang membutuhkan. 

Selain memahami hukumnya, penting juga untuk mengetahui tata cara pelaksanaannya sesuai syariat. Oleh karena itu, Sahabat Muslim dapat simak artikel di bawah ini untuk mengetahui selengkapnya agar dapat menjalankan aqiqah dengan lebih baik dan penuh keberkahan.

Ringkasan

  • Hewan untuk aqiqah harus sehat, tidak cacat, tidak kurus, dan sudah cukup umur sesuai ketentuan syariat.
  • Aqiqah adalah sunnah muakkad yang sangat dianjurkan dilakukan bagi anak, terutama jika orang tua memiliki kemampuan finansial.
  • Tata cara aqiqah meliputi penyembelihan hewan, mencukur rambut bayi, memberi nama yang baik, serta membagikan daging yang sudah dimasak.

Apa Hukum Melakukan Aqiqah Terhadap Anak?

Aqiqah adalah salah satu ajaran Rasulullah SAW yang dianjurkan bagi umat Islam. Dalam hukum Islam, aqiqah termasuk sunnah muakkad, yaitu ibadah yang sangat dianjurkan. 

Jika Sahabat Muslim memiliki rezeki yang cukup, maka sebaiknya aqiqah dilakukan untuk anak saat masih bayi. Namun, bagi umat muslim yang kurang mampu, aqiqah tidak menjadi kewajiban dan boleh ditinggalkan.Dasar hukum aqiqah berasal dari hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Tirmidzi: “Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya yang disembelih pada hari ketujuh setelah kelahirannya, lalu rambutnya dicukur, dan ia diberi nama.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

Bagaimana Tata Cara Pelaksanaan Aqiqah yang Tepat?

Bagi Sahabat Muslim yang ingin melaksanakan aqiqah untuk anaknya, pastikan mengikuti tuntunan yang telah ditetapkan. Aqiqah sebaiknya dilakukan pada hari ketujuh, ke-14, atau ke-21 setelah kelahiran. Namun, jika tidak memungkinkan, aqiqah tetap dapat dilakukan di luar waktu tersebut.

Berikut adalah tata cara aqiqah dengan baik untuk membantu Sahabat Muslim dalam menjalankannya yang sesuai sunnah:

Penyembelihan Hewan Aqiqah

Sama seperti hewan kurban, hewan untuk aqiqah juga harus memenuhi syarat tertentu, seperti jenis, usia, dan kesehatannya. Jumlah hewan yang disembelih berbeda berdasarkan jenis kelamin anak, yaitu dua ekor kambing untuk laki-laki dan satu ekor kambing untuk perempuan. Jika Sahabat Muslim kesulitan dalam finansial, satu ekor kambing untuk anak laki-laki sudah cukup.

Mengolah dan Membagikan Daging Aqiqah

Daging aqiqah yang telah disembelih sebaiknya dimasak sebelum dibagikan kepada yang berhak. Saat pemotongan, tulang tidak dipatahkan sebagai simbol keselamatan anak yang diaqiqahi.

Mencukur Rambut Bayi dan Memberikan Nama yang Baik

Selain penyembelihan, aqiqah juga mencakup mencukur rambut bayi pada hari ketujuh setelah lahir dan memberinya nama yang baik. Dalam acara syukuran, orang tua dianjurkan untuk membaca doa aqiqah agar anak mendapatkan berkah dan perlindungan dari Allah SWT.

Baca Juga: Keistimewaan Wanita Hamil dalam Islam

Apa Saja Syarat Aqiqah Menurut Islam?

Syarat aqiqah merujuk pada ketentuan hewan yang akan disembelih. Beberapa persyaratan hewan untuk aqiqah meliputi: 

  • Hewan harus sehat.
  • Hewan tidak kurus.
  • Hewan bebas dari cacat.
  • Hewan telah berusia lebih dari satu tahun atau minimal sudah berganti gigi.

Kesimpulan

Melaksanakan aqiqah sesuai tuntunan Islam kini semakin mudah dengan ArahMuslim. Sebagai solusi praktis, ArahMuslim membantu Sahabat Muslim dalam proses aqiqah, mulai dari pemilihan hewan sesuai syariat, penyembelihan yang dilakukan oleh tenaga profesional, hingga pengolahan dan pendistribusian daging. 

Dengan layanan yang transparan dan terpercaya, Sahabat Muslim tidak perlu repot mengurus semuanya sendiri, namun tetap bisa memastikan aqiqah terlaksana dengan penuh keberkahan.

Segera pilih paket aqiqah terbaik di ArahMuslim dan wujudkan syukur atas anugerah buah hati dengan cara yang mudah, praktis, dan penuh keberkahan!

Referensi:

https://www.megasyariah.co.id/id/artikel/edukasi-tips/simpanan/aqiqah

FAQ

Dalam Islam, tidak ada batas waktu pasti untuk aqiqah, tetapi dianjurkan pada hari ketujuh setelah lahir atau pada hari ke-14 dan ke-21, dan tetap boleh dilakukan hingga anak baligh jika belum sempat dilaksanakan.

Aqiqah sebaiknya dilakukan pada hari ketujuh setelah kelahiran, bisa pada hari ke-14, ke-21, atau sebelum anak baligh jika ada uzur.

Aqiqah dan kurban sama-sama ibadah penyembelihan hewan dalam Islam, namun aqiqah sebagai wujud syukur atas kelahiran anak, sementara kurban dilaksanakan saat Idul Adha sebagai bentuk ketaatan kepada Allah.

Arti Marhaban ya Ramadhan dan Hukumnya Menurut Syariat Islam

Sahabat Muslim mungkin sering mendengar ucapan ‘Marhaban ya Ramadhan’ saat bulan suci tiba. Ungkapan ini mencerminkan kegembiraan dan kesiapan dalam menyambut bulan penuh berkah, ampunan, dan rahmat dari Allah SWT.

Dalam Islam, mengucapkan ‘Marhaban ya Ramadhan’ bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap datangnya bulan suci. Namun, apa arti Marhaban ya Ramadhan? Bagaimana hukumnya dalam syariat? Apakah ada cara khusus dalam mengucapkannya? 

Oleh karena itu, Sahabat Muslim dapat simak penjelasan lengkapnya dalam artikel di bawah ini.

Ringkasan

  • Contoh ucapannya antara lain mendoakan keberkahan, meminta maaf, serta menyemangati ibadah dan menjaga hubungan baik dengan sesama.
  • Makna Marhaban ya Ramadhan adalah ucapan sambutan Ramadhan dengan hati yang lapang sebagai momen memperbaiki diri dan meningkatkan spiritual.
  • Hukum mengucapkannya dalam Islam adalah mubah (boleh) karena termasuk kebiasaan baik, didukung oleh mayoritas ulama sebagai bentuk menyambut bulan penuh berkah.

Apa itu ‘Marhaban ya Ramadhan’?

Banyak orang memahami ‘Marhaban ya Ramadhan’ sebagai ucapan ‘Selamat Datang, Ramadan’ yang memang tidak sepenuhnya keliru. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata marhaban adalah seruan untuk menyambut atau menghormati kedatangan tamu. 

Menurut Quraish Shihab dalam bukunya yang berjudul “Lentera Hati, marhaban berasal dari kata rahb yang berarti luas atau lapang dan berkembang menjadi rahbah, yang merujuk pada ruang luas untuk memperbaiki kendaraan. 

Maka, Marhaban ya Ramadhan adalah ucapan menyambut bulan suci dengan hati yang lapang serta menjadikannya sebagai momen perbaikan diri dan peningkatan spiritual.

Apa Hukum Mengucapkan ‘Marhaban ya Ramadhan’ dalam Islam?

Dalam Islam, hampir setiap aspek kehidupan memiliki panduan, termasuk dalam hal memberi ucapan selamat. Tradisi ini sudah ada sejak zaman sahabat, terutama saat perayaan hari raya seperti Idul Fitri dan Idul Adha

Dalam kaidah fikih, ucapan ‘Marhaban ya Ramadhan’ termasuk dalam kategori al-adaat atau kebiasaan manusia, yang hukumnya mubah atau boleh selama tidak ada dalil yang melarangnya. 

Mayoritas ulama, termasuk Imam Ahmad dan Ibnu Qudamah, berpendapat bahwa mengucapkan selamat untuk hal baik seperti Ramadhan adalah sesuatu yang diperbolehkan. Bahkan, menurut Dr. Umar Al Muqbil, memberi selamat menjelang Ramadhan lebih utama karena bulan ini adalah waktu penuh keberkahan dan rahmat.

Apa Saja Contoh Ucapan Marhaban ya Ramadhan?

Berikut beberapa contoh ucapan sambutan Ramadhan yang bisa kamu bagikan kepada keluarga atau Sahabat Muslim lainnya:

  • Selamat datang bulan Ramadhan! Semoga bulan penuh berkah ini membawa kedamaian dan limpahan rahmat untuk kita semua.
  • Di momen suci ini, mari bersihkan hati dari segala dendam dan kesalahan. Mohon maaf atas segala khilaf, selamat menyambut Ramadhan.
  • Marhaban Ya Ramadhan 1446 H/2025 M. Semoga ibadah puasa kita penuh keberkahan dan ketenangan setiap harinya.
  • Selamat menyambut Ramadhan! Semoga setiap harinya membawa kebahagiaan dan ketenteraman bagi keluarga tercinta.

Kesimpulan

Marhaban ya Ramadhan adalah ungkapan sambutan yang penuh suka cita untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan Ungkapan ini menjadi bentuk ekspresi kegembiraan sekaligus pengingat bagi umat Islam agar mempersiapkan diri menyambut bulan ibadah dengan hati yang bersih dan niat yang tulus.

Dari segi hukum, mengucapkan Marhaban ya Ramadhan tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Dengan menyambut Ramadhan penuh sukacita, Sahabat Muslim diharapkan lebih semangat dalam menjalankan ibadah seperti puasa, sholat, membaca Al-Qur’an, dan memperbanyak amal kebaikan sepanjang bulan suci ini.

Referensi:

https://www.detik.com/sumut/berita/d-6632254/arti-marhaban-ya-ramadhan-dan-hukum-mengucapkan-selamat-menyambut-ramadan?page=1

https://kumparan.com/berita-hari-ini/apa-arti-marhaban-ya-ramadhan-ini-penjelasan-dan-contoh-ucapannya-24a3ucHJhWW

FAQ

Ramadhan Mubarak berarti “Ramadhan yang penuh berkah,” sedangkan Ramadhan Kareem berarti “Ramadhan yang dermawan.”

“Ya Allah, anugerahkan aku kesempatan untuk bertemu bulan Ramadhan, jadikan Ramadhan hadir untukku, dan terimalah seluruh amal ibadahku selama bulan suci tersebut.”

Beberapa jawaban yang bisa diberikan untuk ucapan Marhaban Ya Ramadhan adalah “Terima kasih, semoga ibadah puasa diterima oleh Allah SWT,” atau “Alhamdulillah, terima kasih atas ucapannya.”

5 Peristiwa Penting di Bulan Sya’ban yang Membentuk Sejarah Islam

Bulan Sya’ban memiliki makna istimewa bagi umat Islam. Terletak di antara Rajab dan Ramadhan, bulan ini bukan sekadar masa peralihan, tetapi juga dipenuhi peristiwa bersejarah dan nilai spiritual yang mendalam.

Pada tahun 1446 H, umat Islam di Indonesia akan menyambut bulan Sya’ban mulai 31 Januari hingga 28 Februari 2025. Sahabat Muslim dianjurkan menjalankan amalan sunnah dan berdoa untuk menjadi hamba yang bertakwa dan beriman. 

Selain itu, memahami berbagai peristiwa penting di bulan Sya’ban yang memiliki pengaruh besar bagi umat Islam juga dapat menambah keimanan kita. Sahabat Muslim dapat simak artikel di bawah ini untuk mengetahui apa saja peristiwa di bulan Sya’ban.

Ringkasan

  • Perjuangan Rasulullah SAW dalam Perang Bani Musthaliq menunjukkan semangat dakwah Islam, sekaligus menjadi bulan terbukanya pintu ampunan bagi umat yang bertaubat.
  • Bulan ini juga menjadi momen turunnya perintah puasa Ramadhan dan diangkatnya amal-amal manusia kepada Allah SWT.

1. Peristiwa Perubahan Arah Kiblat dalam Islam

Peristiwa penting di bulan Sya’ban pertama adalah perubahan arah kiblat umat Islam, yang semula menghadap Baitul Maqdis, kemudian beralih ke Ka’bah di Masjidil Haram. Awalnya, Rasulullah SAW shalat menghadap Baitul Maqdis selama 16 bulan di Madinah. 

Namun, setelah beliau menginginkan perubahan arah, turunlah wahyu Allah SWT dalam surah Al-Baqarah: “Kami akan memalingkanmu ke kiblat yang engkau sukai, hadapkan wajahmu ke Masjidil Haram.” (QS Al-Baqarah: 144)

2. Peristiwa Turunnya Ayat Perintah Bershalawat 

Peristiwa penting lainnya di Bulan Sya’ban adalah turunnya ayat yang memerintahkan umat Islam untuk bershalawat kepada Rasulullah SAW, seperti yang tercantum dalam surah Al-Ahzab: 56.

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah untuk Nabi dan ucapkan salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab: 56)

3. Peristiwa Perintah Puasa Ramadhan

Sumber gambar: Freepik.com

Bulan Sya’ban adalah bulan yang terletak di antara dua bulan mulia, Rajab dan Ramadhan. Pada bulan ini, Allah SWT menurunkan perintah untuk Sahabat Muslim melaksanakan puasa pada bulan Ramadhan, sebagaimana yang tercantum dalam firman-Nya dalam surah Al-Baqarah ayat 183.

“Wahai orang-orang yang beriman! Puasa diwajibkan atas kalian sebagaimana diwajibkan atas umat sebelum kalian agar kalian menjadi orang yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)

4. Peristiwa Penyerahan Amal

Peristiwa penting di bulan Sya’ban yang lain adalah diangkatnya amalan kita kepada Allah SWT, yang terjadi pada malam Nisfu Sya’ban. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits riwayat An-Nasa’i, Rasulullah SAW menyampaikan kepada Usamah bin Zaid bahwa beliau berpuasa di bulan Sya’ban karena pada bulan tersebut amal-amal diserahkan kepada Allah. Beliau lebih suka amalan diserahkan dalam keadaan berpuasa, karena banyak orang yang lalai pada bulan Sya’ban.

5. Peristiwa Perjuangan Rasulullah SAW dalam Menjaga Dakwah Islam

Pada tahun keenam Hijriah, bulan Sya’ban menyaksikan perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam Perang Bani Musthaliq. Ketika suku Bani Musthaliq mengancam umat Islam, Nabi memimpin pasukannya menuju kemenangan. Perjuangan ini menjadi salah satu sejarah penting di bulan Sya’ban.

Perang ini tidak hanya mencerminkan keberanian, tetapi juga strategi yang cermat dalam mempertahankan dakwah Islam. Hal ini menjadi contoh bagi Sahabat Muslim untuk tetap bersatu dan melawan segala bentuk ancaman yang dapat merusak keharmonisan dan persatuan umat.

6. Peristiwa Pintu Pengampunan Allah Terbuka Lebar

Malam Nisfu Sya’ban yang jatuh pada tanggal 15 Sya’ban dikenal sebagai malam penuh keberkahan, di mana Allah SWT membuka pintu ampunan bagi Sahabat Muslim yang memohon dengan hati yang ikhlas. 

Dalam sebuah hadis dari Aisyah RA, Rasulullah SAW bersabda bahwa pada malam tersebut Allah menurunkan rahmat-Nya dan memberikan ampunan bagi siapa saja yang bertaubat. 

Kesimpulan

Bulan Sya’ban memiliki peran yang sangat penting dalam sejarah Islam, di mana sejumlah peristiwa besar terjadi, mulai dari perubahan arah kiblat, turunnya ayat perintah bershalawat, hingga penurunan perintah berpuasa di bulan Ramadhan. 

Semua peristiwa penting di bulan Sya’ban memberikan pelajaran dan inspirasi bagi Sahabat Muslim untuk terus meningkatkan keimanan dan ketakwaan dalam kehidupan sehari-hari. Momen istimewa ini menjadi kesempatan berharga untuk memperbaiki diri, memohon ampunan, dan semakin mendekatkan diri kepada Allah.

Referensi:

https://www.katakini.com/artikel/119879/7-peristiwa-penting-dan-bersejarah-di-bulan-syaban

https://simpulkebaikan.id/implementasi/14/mengenang-4-peristiwa-penting-di-bulan-syaban

FAQ

Sya’ban adalah bulan di mana Rasulullah SAW paling sering menjalankan puasa sunnah, sehingga puasa di bulan ini memiliki keutamaan bagi umat Islam sebagai sarana menyucikan diri dan persiapan menyambut Ramadhan.

Bulan Sya’ban dikenal sebagai “Bulan Nabi” karena keutamaannya dan perhatian khusus Rasulullah SAW, sehingga menjadi waktu yang tepat bagi umat Islam untuk meningkatkan ibadah dan menyambut Ramadhan.

Selain puasa, memperbanyak sholat sunnah dan dzikir sangat dianjurkan di bulan Sya’ban, sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW melalui sholat tahajud dan dhuha.

Syarat Wajib Zakat Penghasilan, Kamu Termasuk?

Zakat penghasilan adalah salah satu bentuk zakat yang wajib dikeluarkan oleh seorang Muslim yang telah memenuhi syarat tertentu. Dalam Islam, zakat berfungsi sebagai penyuci harta dan bentuk kepedulian terhadap sesama. Namun, tidak semua orang diwajibkan membayar zakat penghasilan.

Baca Juga: https://arahmuslim.id/keutamaan-sedekah-di-waktu-sempit/

Masih banyak yang awam mengenal zakat penghasilan, apakah pendapatannya harus di atas 5Juta? Atau 2 digit? Nah ternyata, ukuran seseorang harus menunaikan Zakat Penghasilan, bukan dari nominal pendapatannya, namun, apakah sudah memenuhi nishab atau belum. Berikut syarat seseorang wajib membayar zakat penghasilan. Simak penjelasannya di bawah ini.

1. Beragama Islam

Sumber gambar: Freepik.com

Zakat adalah kewajiban bagi setiap Muslim, baik laki-laki maupun perempuan. Bagi non-Muslim, kewajiban ini tidak berlaku. Sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq ra, “Ini adalah kewajiban sedekah (zakat) yang telah diwajibkan oleh Rasulullah SAW. atas orang-orang Islam.” 

2. Kepemilikan Penuh

Sumber penghasilan yang dikenakan zakat harus berasal dari pekerjaan yang halal, dan tentunya harus sepenuhnya milik diri sendiri. Tidak boleh ada hak orang lain, misalnya memiliki utang. Harta kepemilikan penuh seperti gaji, honorarium, keuntungan bisnis, atau sumber pendapatan lain yang tidak bertentangan dengan syariat Islam.

3. Mencapai Nisab Zakat

Sumber gambar: Freepik.com

Nisab adalah batas minimum penghasilan yang membuat seseorang wajib membayar zakat. Nisab zakat penghasilan disamakan dengan nisab emas, yaitu sebesar 85 gram emas dalam satu tahun. Jika dikonversi ke dalam rupiah, maka besaran nisab akan mengikuti harga emas yang berlaku saat itu. Jika penghasilan seseorang dalam satu tahun mencapai atau melebihi jumlah ini, maka wajib mengeluarkan zakat.

Sebagai contoh, jika harga emas saat ini Rp1.000.000 per gram, maka nisab zakat penghasilan per tahun adalah Rp85.000.000. Jika penghasilan bulanan seseorang mencapai Rp7.083.000 atau lebih, maka ia wajib membayar zakat penghasilan.

4. Mencapai Haul 

Seseorang harus menunggu sampai haul/masa satu tahun telah berlalu sejak penghasilan pertama kali diterima, sebelum membayar zakat penghasilan. Ulama sepakat bahwa lebih baik zakat dikeluarkan secara rutin setiap kali menerima penghasilan agar lebih praktis dan manfaatnya segera dirasakan oleh penerima zakat.

Baca Juga: https://arahmuslim.id/manfaat-salat-dhuha/ 

Membayar zakat penghasilan adalah kewajiban bagi Muslim yang telah memenuhi syarat Islam, memiliki penghasilan halal, mencapai nisab, memiliki kelebihan dari kebutuhan pokok, dan telah melewati haul. Dengan membayar zakat, kita tidak hanya membersihkan harta tetapi juga membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan.

Sudahkah penghasilan Sahabat Muslim mencapai nisab? Yuk, jangan tunda kewajiban zakat kamu! Semoga rezeki kita semakin berkah dan bermanfaat. Lebih mudah & praktis bayar Zakat Penghasilan di Aplikasi ArahMuslim, selain mudah, Sahabat Muslim juga nggak perlu bingung berapa nominal yang dikeluarkan, karena tersedia Kalkulatornya. Download Aplikasi ArahMuslim di Google Play Store atau Apple Store. 

Jangan lupa bagikan artikel ini agar lebih banyak orang memahami pentingnya zakat penghasilan! 

Referensi: 

https://pina.id/artikel/detail/zakat-profesi-hukum-syarat-dan-contoh-perhitungannya-x0ilsf64rp1

Cara Bersedekah atas Nama Orang Tua yang Sudah Meninggal

Bersedekah atas nama orang tua yang telah meninggal dunia adalah salah satu bentuk bakti seorang anak kepada kedua orang tuanya, bahkan setelah mereka tiada. Islam mengajarkan bahwa amalan seorang anak bisa menjadi pahala yang terus mengalir bagi orang tua di alam kubur. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW. 

“Apabila seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim)

Berikut adalah beberapa cara bersedekah atas nama orang tua yang sudah meninggal beserta keutamaannya:

1. Memberikan Sedekah Jariyah

Sedekah yang manfaatnya terus dirasakan dalam jangka panjang, seperti membangun masjid, menyumbang untuk pengadaan sumur, atau mendirikan fasilitas umum. Sedekah ini menjadi amal yang terus mengalir, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an:

“Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh bulir; pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (balasan) bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 261)

2. Menyantuni Anak Yatim

Sumber Gambar: Freepik.com

Salah satu amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Aku dan orang yang mengasuh anak yatim di surga seperti ini.” (Beliau memberikan isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah beliau, serta merenggangkan keduanya sedikit). (HR. Bukhari)

Bersedekah untuk anak yatim atas nama orang tua akan menjadi ladang pahala, baik untuk Anda maupun orang tua Anda yang telah meninggal.

3. Membiayai Pendidikan Agama

Pendidikan agama adalah investasi akhirat yang tak ternilai harganya. Sahabat Muslim bisa menyumbangkan dana untuk mencetak Al-Qur’an, mendukung pesantren, atau membantu santri yang kurang mampu. Dengan niat sedekah atas nama orang tua, pahala dari ilmu yang dipelajari dan diamalkan akan terus mengalir kepada mereka.

4. Berbagi Makanan atau Minuman

Sumber Gambar: Freepik.com

Memberikan makanan atau minuman kepada yang membutuhkan adalah salah satu bentuk sedekah yang mudah dilakukan. Kamu bisa mengadakan acara makan bersama untuk orang-orang kurang mampu dan meniatkannya atas nama orang tua Sahabat Muslim. Dalam sebuah hadits disebutkan:

“Tidaklah kamu memberi makan orang yang lapar, kecuali kamu diberi pahala atasnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

5. Bersedekah untuk Kesehatan

Kamu juga bisa bersedekah atas nama orang tua dengan membantu mereka yang sakit, misalnya dengan menyumbang obat-obatan, alat kesehatan, atau biaya pengobatan. Rasulullah SAW. bersabda:

“Obatilah orang-orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah.” (HR. Abu Dawud)

Keutamaan Bersedekah atas Nama Orang Tua

  1. Mengalirkan pahala untuk Orang Tua 
  2. Menghapus dosa & menjauhkan dari siksa kubur 
  3. Mendapat Ridha Allah 

Tips Agar Sedekahnya Lebih Bermakna

  • Niatkan dengan Ikhlas

Pastikan niat Sahabat Muslim murni untuk mencari ridha Allah dan memberikan pahala kepada orang tua.

  • Lakukan secara Konsisten

Sedekah kecil namun rutin lebih disukai Allah daripada sedekah besar yang hanya sekali.

  • Pilih Sedekah yang Bermanfaat

Utamakan sedekah yang memberikan manfaat jangka panjang.

Dengan bersedekah atas nama orang tua yang telah meninggal, kamu tidak hanya membantu mereka mendapatkan pahala, tetapi juga menunjukkan rasa cinta dan bakti Sahabat Muslim kepada mereka. Semoga amalan ini menjadi pemberat timbangan kebaikan buat kamu dan keluarga di akhirat kelak. Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamiin. 

Sedekah juga dapat dilakukan melalui Aplikasi ArahMuslim, terdapat berbagai program sedekah jangka panjang, yang bisa diniatkan untuk Orang Tua yang telah meninggal. Download Aplikasi ArahMuslim melalui Google Play Store atau Apple Store & salurkan sedekah terbaik versi Sahabat Muslim.