Cara Mengamalkan Ayat Seribu Dinar untuk Ketenangan dan Rezeki

Ayat seribu dinar dikenal sebagai salah satu ayat yang sering diamalkan untuk memohon ketenangan hati, kelapangan rezeki, dan perlindungan Allah. Banyak Sahabat Muslim menjadikannya bagian dari zikir harian karena kandungannya yang menekankan ketakwaan, tawakal, serta janji Allah untuk memberi jalan keluar bagi setiap kesulitan.

Bagi siapa pun yang ingin menjadikan ayat ini sebagai ikhtiar spiritual, penting untuk memahami cara mengamalkannya dengan benar agar manfaatnya lebih dirasakan dalam kehidupan. Simak artikel ini untuk mengetahui apa saja cara mengamalkan ayat seribu dinar secara sederhana dan penuh makna.

Ringkasan

  • Islam melarang tindakan istihza, yaitu mengolok-olok atau mempermalukan orang lain karena dapat merusak kehormatan dan hubungan sosial.
  • Sakhr termasuk bentuk ejekan atau penghinaan yang bertujuan merendahkan orang lain, dan dikecam dalam Al-Qur’an.
  • Talmiz (lamz/lumaz) merupakan sindiran atau celaan halus yang tetap tergolong perundungan dan harus dihindari oleh setiap muslim.

1. Membaca Ayat Seribu Dinar Secara Rutin

Membaca ayat ini secara rutin merupakan cara amalkan ayat seribu dinar yang paling dianjurkan karena membantu menenangkan hati dan menjaga kedekatan dengan Allah. Dengan pembiasaan harian, amalan ini menjadi sumber ketenteraman dan pengingat akan pentingnya tawakal dalam menghadapi berbagai urusan hidup.

2. Menguatkan Niat Ikhlas Saat Mengamalkan

Menguatkan niat ikhlas adalah bagian penting dari cara mengamalkan ayat seribu dinar, karena amalan yang dilakukan tanpa pamrih akan lebih mudah diterima dan membawa keberkahan. Niat yang lurus membantu menjaga hati tetap tenang serta memantapkan keyakinan bahwa segala pertolongan hanya datang dari Allah.

3. Memahami Makna Ayat untuk Kekhusyukan

Memahami makna ayat ini membuat bacaan ayat seribu dinar lebih khusyuk dan menyentuh hati. Dengan mengetahui pesan tentang takwa dan tawakal, amalan ini tidak hanya sekadar bacaan, tetapi juga pedoman hidup yang membantu seseorang lebih tenang dan yakin menghadapi setiap situasi.

4. Mengamalkan Setelah Sholat atau Waktu Mustajab

Mengamalkan ayat ini setelah sholat atau pada waktu-waktu mustajab termasuk cara yang banyak dianjurkan karena suasananya lebih tenang dan hati lebih fokus. Momen tersebut memperbesar peluang doa dikabulkan dan membuat amalan terasa lebih bermakna dalam menjaga ketenangan dan memohon rezeki yang berkah.

5. Mengiringi Amalan dengan Doa dan Tawakal

Mengiringi amalan dengan doa dan tawakal menunjukkan bahwa seseorang benar-benar menyerahkan hasil akhirnya kepada Allah. Cara ini membantu memperkuat keyakinan, mengurangi kecemasan, dan membuka pintu rezeki yang datang dari arah yang tidak disangka-sangka.

6. Menjaga Konsistensi Amalan Setiap Hari

Menjaga konsistensi adalah kunci agar manfaat ayat ini benar-benar terasa, karena amalan yang terus dilakukan membawa ketenangan batin yang lebih stabil. Kebiasaan ini membantu memperkuat spiritualitas dan rasa yakin bahwa Allah selalu memberi jalan keluar bagi setiap masalah.

Kesimpulan

Ayat seribu dinar adalah amalan yang sederhana namun memiliki makna spiritual yang sangat dalam. Dengan membacanya secara rutin, memahami maknanya, serta mengiringinya dengan doa dan tawakal, Sahabat Muslim dapat merasakan ketenangan yang lebih kuat dalam menjalani kehidupan sehari-hari. 

Amalan ini menjadi pengingat bahwa ketakwaan dan keyakinan kepada Allah selalu membuka jalan keluar dari setiap masalah. Ketika dilakukan dengan penuh keyakinan, Ayat Seribu Dinar tidak hanya menjadi bacaan, tetapi juga pegangan hidup yang membawa ketenteraman hati dan kelapangan rezeki. 

Referensi:

https://www.rumahzakat.org/mengamalkan-ayat-seribu-dinar

https://www.dompetdhuafa.org/cara-mengamalkan-ayat-seribu-dinar

FAQ

Ayat ini dapat diamalkan oleh siapa pun yang ingin memperkuat ketakwaan, mencari ketenangan, atau memohon perlindungan dari kesulitan hidup.

Ayat seribu dinar dapat digabungkan dengan zikir harian atau doa apa pun, selama tidak mengganggu kekhusyukan dan tetap dilakukan dengan tertib.

Sahabat Muslim dapat membacanya dengan suara pelan atau dalam hati, selama tetap menjaga kekhusyukan dan adab dalam membacanya.

Panduan Islam tentang Hindari Tasyabbuh Orang Non-Muslim

Dalam ajaran Islam, menjaga identitas dan tidak terpengaruh oleh kebiasaan yang bertentangan dengan syariat menjadi hal penting dalam kehidupan sehari-hari. Oleh larena itu, memahami batasan-batasan terkait tasyabbuh dengan orang non-Muslim membantu seorang Muslim tetap berada di jalur yang benar dalam menjalankan nilai-nilai keislaman.

Melalui artikel ini, Sahabat Muslim akan diajak melihat panduan praktis mengenai apa saja yang perlu dihindari dalam konteks tasyabbuh, termasuk contoh keseharian yang sering tak disadari. Yuk, simak selengkapnya dan pahami bagaimana menerapkannya dengan bijak dalam kehidupan.

Ringkasan

  • Tasyabbuh adalah tindakan meniru kebiasaan atau ciri khas kelompok lain yang bisa mengikis identitas seorang Muslim jika tidak sesuai ajaran Islam.
  • Tasyabbuh terbagi dua, yaitu yang diharamkan (meniru simbol atau ritual agama lain) dan yang diperbolehkan (meniru hal-hal umum yang tidak terkait akidah).
  • Contoh tasyabbuh yang harus diwaspadai seperti ikut perayaan agama lain atau memakai simbol keagamaan non-Muslim, sementara budaya umum yang tidak melanggar syariat masih diperbolehkan.

Apa itu Tasyabbuh?

Sumber Gambar: Freepik

Tasyabbuh adalah sikap atau tindakan seorang Muslim yang meniru kebiasaan, gaya hidup, atau ciri khas yang menjadi identitas khusus kelompok lain, terutama jika hal tersebut bertentangan dengan ajaran Islam. Fenomena ini biasanya terjadi tanpa disadari, misalnya dalam cara berpakaian, perayaan tertentu, atau kebiasaan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai syariat.

Dalam Islam, tasyabbuh dianggap perlu diwaspadai karena bisa mengikis identitas seorang Muslim secara perlahan. Ketika seseorang meniru sesuatu yang bukan bagian dari ajaran Islam dan tidak membawa manfaat, dikhawatirkan hal itu dapat memengaruhi cara pandang, prinsip hidup, hingga praktik ibadahnya. 

Apa Saja Macam Tasyabbuh dalam Islam?

Sumber Gambar: Freepik

Tasyabbuh dalam Islam memiliki berbagai bentuk yang penting dipahami agar setiap Muslim bisa lebih berhati-hati dalam menjaga identitas dan prinsip beragama. Berikut adalah dua macam tasyabbuh dalam Islam yang perlu Sahabat Muslim ketahui:

Tasyabbuh yang Diharamkan

Tasyabbuh yang dilarang adalah segala bentuk peniruan terhadap ciri khas ajaran atau ritual agama non-Muslim, termasuk mempelajari atau mengikuti praktik yang tidak ada dalam syariat Islam. Perbuatan ini dihukumi haram, tergolong dosa besar, bahkan bisa mengarah pada kekufuran jika dilakukan dengan sadar. 

Tasyabbuh yang Diperbolehkan

Ada pula tasyabbuh yang diperbolehkan, yaitu menyerupai hal-hal umum yang asalnya bukan ciri khas agama lain, tetapi kebetulan juga dilakukan oleh non-Muslim. Meniru hal seperti ini tidak mengapa karena tidak berkaitan dengan aqidah atau simbol keagamaan, meski manfaatnya mungkin tidak sebesar ketika dilakukan sesuai adab Islam.

Apa Saja Contoh Tasyabbuh? 

Sumber Gambar: Freepik

Tasyabbuh adalah perilaku meniru hal-hal yang menjadi ciri khas kelompok lain dalam aspek agama maupun budaya tertentu. Berikut adalah beberapa contoh tasyabbuh agar kita lebih bijak dalam menjaga identitas sebagai seorang Muslim:

Mengikuti Perayaan Agama Non-Muslim

Ikut merayakan hari besar agama lain, seperti menghadiri ritual ibadah atau melakukan simbol-simbol khusus, termasuk tasyabbuh yang dilarang karena menyerupai ajaran akidah yang tidak sesuai dengan Islam. Ulama menilai tindakan ini bisa mengaburkan identitas keimanan dan berpotensi menyeret pada perbuatan yang dikhawatirkan mendekati unsur keyakinan lain.

Memakai Simbol Keagamaan Non-Muslim

Menggunakan pakaian atau aksesoris yang menjadi ciri khas ibadah agama lain, seperti salib atau pakaian ritual tertentu, termasuk tasyabbuh yang terlarang. Alasannya, simbol tersebut melekat pada identitas keyakinan tertentu, sehingga mengenakannya dianggap meniru aspek keagamaan yang tidak selaras dengan ajaran Islam.

Meniru Gaya Ibadah atau Ritual Khusus

Melakukan gerakan, doa, atau ritual ibadah yang menjadi kekhususan agama lain juga dikategorikan tasyabbuh. Perbuatan ini tidak hanya menyerupai, tetapi juga berpotensi mengaburkan batas antara ibadah dalam Islam dan ajaran agama lain, sehingga dilarang oleh banyak ulama.

Meniru Budaya Populer yang Tidak Melanggar Syariat

Beberapa hal seperti gaya kuliner, desain arsitektur, hingga kebiasaan sosial tertentu boleh diikuti selama tidak mengandung unsur syirik, maksiat, atau identitas agama lain. Tindakan ini termasuk tasyabbuh yang mubah karena sifatnya universal dan tidak mengganggu prinsip-prinsip inti dalam Islam.

Kesimpulan

Islam memberikan panduan jelas agar umatnya tetap menjaga identitas dan prinsip agama, termasuk dalam menjauhi tasyabbuh terhadap praktik yang menjadi ciri khas keyakinan non-Muslim. Sikap ini bukan tentang membatasi, tetapi menjaga kemurnian akidah dan mencegah umat dari mengikuti tradisi yang dapat menyalahi syariat. 

Dengan membedakan mana yang menjadi ciri ibadah atau ritual agama lain, Sahabat Muslim dapat tetap teguh pada ajaran Islam tanpa terpengaruh oleh budaya yang bertentangan. Sikap bijak dalam memilah antara budaya, kebiasaan sosial, dan unsur keagamaan menjadi kunci agar seorang Muslim tetap moderat namun tetap menjaga prinsip tauhid.

Referensi:

https://alfatihah.com/macam-dan-contoh-tasyabbuh/

https://muslimah.or.id/20806-aturan-aturan-dalam-menyerupai-tasyabbuh-dengan-orang-kafir.html

FAQ

Jika tren tersebut tidak mengandung simbol, ritual, atau identitas khusus suatu agama/non-Muslim, maka mengikuti tren umumnya diperbolehkan. 

Pelajari batasan syariat, konsultasikan pada ustaz yang kompeten, dan biasakan memilah hal yang menjadi ciri khas non-Muslim dari hal yang bersifat universal.

Boleh jika budaya itu bersifat netral, tidak bertentangan dengan syariat, dan tidak mengandung simbol keagamaan non-Muslim.

Perjalanan Hijrah Inara Rusli: Dari Hijab, Cadar, hingga Kembali Melepas Cadarnya

Perjalanan hijrah setiap muslimah adalah cerita unik yang sarat dengan pembelajaran, keteguhan, dan kadang keputusan berat yang harus diambil. Kisah Inara Rusli, mantan istri dari Virgoun, menggambarkan dengan jelas bahwa hijrah bukanlah garis lurus, melainkan proses dinamis yang terus berkembang seiring dengan tantangan dan tuntutan hidup. Dari awal mengenakan hijab, memutuskan untuk bercadar, hingga akhirnya harus melepasnya, setiap tahap dalam perjalanannya mencerminkan pencarian ketaatan, identitas, dan tanggung jawab.

2016 – Titik Awal: Memutuskan untuk Berhijab

Perjalanan spiritual Inara Rusli dimulai pada tahun 2016. Setelah menghabiskan waktu liburan di Lombok, ia merasakan ketenangan batin yang mendalam. Pulau yang dikenal dengan keindahan alam dan ketenangan spiritualnya ternyata memberikan dampak yang signifikan bagi kehidupan rohaninya. Di saat yang sama, Inara juga menghadapi banyak ujian hidup yang membuatnya merenung dan mencari kedekatan yang lebih intim dengan Sang Pencipta.

Kombinasi antara kedamaian yang ditemukan di Lombok dan berbagai cobaan hidup tersebut mendorongnya untuk mengambil keputusan besar: memulai penggunaan hijab. Keputusan ini bukan hanya tentang perubahan penampilan luar, tetapi lebih merupakan deklarasi internal untuk menjalani hidup dengan lebih sesuai dengan nilai-nilai agama yang diyakininya.

2018 – Langkah Lebih Jauh: Memilih untuk Bercadar

Dua tahun setelah konsisten berhijab, Inara mengambil langkah yang dianggapnya sebagai peningkatan dalam perjalanan ibadah dan pendekatan diri kepada Tuhan. Ia memutuskan untuk bercadar. Dalam pandangannya saat itu, cadar bukan hanya sekadar kain, tetapi merupakan bentuk perlindungan diri dari fitnah dan sarana untuk memperbaiki diri sesuai dengan syariat Islam yang dipahaminya.

Keputusan ini menunjukkan komitmennya yang mendalam untuk menjalani kehidupan yang semakin tertutup dari pandangan publik, dengan fokus pada pembinaan diri dan keluarga. Cadar menjadi simbol ketaatannya dan bagian dari identitas spiritualnya yang baru.

2023 – Keputusan Sulit: Melepas Cadar Demi Keluarga

Perjalanan hidup tidak selalu berjalan sesuai rencana. Pada tahun 2023, Inara dihadapkan pada cobaan rumah tangga yang berat. Situasi ekonomi dan tanggung jawab sebagai seorang ibu memaksanya untuk membuat keputusan yang sangat sulit dan menyentuh hati.

Demi dapat kembali bekerja, menafkahi, dan mengurus anak-anaknya dengan lebih leluasa, Inara memutuskan untuk melepas cadarnya. Keputusan ini jelas bukan hal yang mudah. Ia harus menimbang antara idealisme spiritual dengan realitas tanggung jawab duniawi sebagai pencari nafkah dan pengasuh anak.

Langkah ini mengajarkan bahwa hijrah adalah tentang niat dan usaha terbaik di setiap kondisi. Terkadang, bentuk ketaatan eksternal harus menyesuaikan dengan tuntutan keadaan, tanpa mengurangi keikhlasan hati dalam beribadah.

Setiap Langkah adalah Ibadah

Perjalanan hijrah Inara Rusli dari tahun 2016 hingga 2023 adalah cermin dari banyak perempuan yang berusaha mencari keseimbangan antara keyakinan, identitas, dan tanggung jawab hidup. Mulai dari berhijab, lalu bercadar, hingga akhirnya melepas cadar demi keluarga, setiap langkahnya diambil dengan perhitungan dan ketulusan.

Referensi: 
  • Katadata.co.id. (2023). Kisah Inara Rusli: Perjalanan Hijrah dari Hijab, Cadar, hingga Melepasnya. [Artikel online]. Diakses dari situs Katadata.
  • Abdulrahman, L. (2021). Hijrah dalam Perspektif Kontemporer: Antara Idealisme dan Realitas. Jurnal Studi Islam dan Sosial.
  • Siti Nurhaliza, M. (2022). Memaknai Hijrah Perempuan: Pergulatan Identitas dan Tanggung Jawab Keluarga. Penerbit Tinta Media.
  • Majelis Ulama Indonesia (MUI). (2020). Fatwa tentang Kemudahan (Rukhsah) dalam Syariat Islam. Ditinjau dari perspektif fikih kontemporer.

Mengenal Jenis Talak sebagai Bagian dari Proses Perceraian dalam Islam

Perceraian dalam Islam bukan hanya tentang perpisahan, tetapi sebuah proses yang memiliki aturan jelas demi menjaga keadilan dan kehormatan kedua belah pihak. Salah satu bagian penting dalam proses tersebut adalah talak, yang memiliki jenis dan tata cara berbeda sesuai kondisi rumah tangga. 

Dengan mengenali jenis-jenis talak, Sahabat Muslim bisa memahami bagaimana Islam mengatur perceraian secara bertahap, hati-hati, dan tetap mengutamakan kemaslahatan. Setiap jenisnya memiliki hukum serta implikasi yang perlu dipahami dengan benar. Yuk, simak artikel berikut untuk mengenal lebih dalam mengenai jenis talak dalam Islam.

Ringkasan

  • Islam melarang tindakan istihza, yaitu mengolok-olok atau mempermalukan orang lain karena dapat merusak kehormatan dan hubungan sosial.
  • Sakhr termasuk bentuk ejekan atau penghinaan yang bertujuan merendahkan orang lain, dan dikecam dalam Al-Qur’an.
  • Talmiz (lamz/lumaz) merupakan sindiran atau celaan halus yang tetap tergolong perundungan dan harus dihindari oleh setiap muslim.

Apa itu Talak dalam Islam?

Sumber Gambar: Freepik

Talak adalah pernyataan cerai yang diucapkan suami kepada istrinya sebagai bentuk pemutusan ikatan pernikahan. Dalam syariat, talak memiliki aturan dan batasan tertentu agar proses perpisahan tidak dilakukan secara sembarangan serta tetap menjaga kehormatan dan hak masing-masing pihak.

Konsep talak juga mengandung nilai kehati-hatian, karena tidak semua talak langsung memutuskan hubungan secara permanen. Ada masa menunggu (iddah), peluang rujuk, dan syarat-syarat lain yang membuat proses ini tetap terukur dan sesuai prinsip keadilan dalam Islam.

Apa Saja Jenis Talak dalam Islam?

Sumber Gambar: Freepik

Dengan mengenali jenis-jenis talak, kita menjadi lebih bijak dalam menilai konsekuensi hukum dan potensi rujuk setelah perceraian. Berikut adalah beberapa jenis talak dalam Islam:

Talak Munajjaz

Talak munajjaz adalah jenis talak dalam Islam yang langsung jatuh saat suami mengucapkannya tanpa syarat atau penundaan, sehingga termasuk salah satu bentuk jenis perceraian dalam Islam yang memiliki konsekuensi seketika sesuai hukum fiqih.

Talak Mudhaf

Talak mudhaf merupakan talak yang digantungkan pada waktu tertentu di masa depan, seperti “kamu tertalak bulan depan,” sehingga masuk kategori jenis talak dalam Islam yang jatuh sesuai waktu yang ditetapkan dan menjadi bagian dari jenis perceraian dalam Islam yang ditentukan oleh penundaan waktu.

Talak Mu’allaq (Talak Ta’liq)

Talak mu’allaq adalah talak yang bergantung pada syarat tertentu, misalnya suatu tindakan atau kejadian; sehingga talak baru jatuh ketika syarat terpenuhi, menjadikannya salah satu jenis perceraian dalam Islam yang memiliki mekanisme bersyarat menurut fiqih.

Talak Raj’i

Talak raj’i adalah jenis talak dalam Islam yang masih memungkinkan suami untuk rujuk selama masa iddah tanpa akad baru, sehingga termasuk jenis perceraian dalam Islam yang tidak langsung memutus hubungan sepenuhnya.

Talak Sunni

Talak sunni merupakan jenis talak dalam Islam yang dijatuhkan sesuai aturan syariat, yakni saat istri dalam keadaan suci dan belum digauli, menjadikannya bentuk talak yang sesuai sunnah dan termasuk jenis perceraian dalam Islam yang disyariatkan.

Talak Bid’ah

Talak bid’ah adalah talak yang dijatuhkan pada waktu yang tidak sesuai syariat, seperti saat istri haid atau masa suci setelah digauli; meskipun sebagian ulama menganggapnya tetap jatuh, talak ini dianggap tidak sesuai ajaran dan menjadi salah satu jenis talak dalam Islam yang dilarang.

Kesimpulan

Penerapan berbagai jenis talak dalam Islam menjadi bagian penting dari pemahaman mengenai perceraian yang diatur secara jelas melalui syariat. Setiap jenis talak memiliki ketentuan, syarat, serta konsekuensi yang berbeda, mulai dari status hubungan suami-istri hingga hak dan kewajiban setelah perceraian.

Pemahaman ini tidak hanya membantu pasangan yang tengah menghadapi masalah rumah tangga, tetapi juga menjadi pengetahuan dasar bagi setiap Muslim agar dapat menyikapi persoalan keluarga secara bijak dan sesuai syariat. Mengetahui jenis talak membantu mencegah kesalahan dalam proses perceraian, menjaga hak masing-masing pihak, dan memastikan setiap keputusan diambil dengan pertimbangan yang matang.

Referensi:

https://islam.nu.or.id/nikah-keluarga/jenis-jenis-talak-dalam-islam-penjelasan-lengkap-hukum-dan-konsekuensinya-6Zjl4

https://www.antaranews.com/berita/4793857/mengenal-jenis-talak-dalam-islam

FAQ

Talak dapat sah jika diucapkan secara jelas, baik lisan maupun tulisan, selama maksud suami untuk menceraikan istrinya benar-benar ada.

Secara fikih, talak melalui tulisan dapat dianggap sah jika redaksi dan niat suami jelas untuk menceraikan.

Islam menganjurkan musyawarah, melibatkan pihak keluarga, hingga mediasi untuk mencari jalan keluar sebelum menjatuhkan talak.

ArahMuslim dan PYI Salurkan Infak Terbaik untuk Masa Depan Anak Yatim Dhuafa

Jakarta, November 2025 – ArahMuslim bersama PYI kembali menjalankan program infak terbaik untuk masa depan, sebuah inisiatif yang bertujuan membantu anak yatim dan dhuafa mendapatkan perlengkapan sekolah layak. Program ini tidak hanya mendukung kebutuhan pendidikan, tetapi juga memotivasi mereka agar semakin semangat belajar dan meraih cita-cita.

Penyaluran Perlengkapan Sekolah melalui Program Infak ArahMuslim

Melalui program ini, seluruh infak yang masuk telah disalurkan dalam bentuk perlengkapan sekolah seperti tas, buku tulis, alat tulis, hingga kebutuhan belajar lainnya. 

Penyaluran dilakukan langsung kepada anak-anak yang membutuhkan, memastikan bantuan tepat sasaran dan memberikan manfaat nyata untuk keberlangsungan pendidikan mereka.

ArahMuslim dan PYI menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh donatur yang telah berpartisipasi. Dukungan Sahabat Muslim menjadi bagian penting dalam membantu anak yatim dan dhuafa memulai tahun pelajaran dengan lebih percaya diri. Semoga setiap infak yang disalurkan menjadi amal jariyah yang terus mengalir manfaatnya.

7 Alasan Ramainya Keberangkatan Umroh Menjelang Tahun Baru

Menjelang pergantian tahun, minat umat muslim untuk melaksanakan ibadah umroh cenderung meningkat signifikan. Banyak jamaah memanfaatkan momen ini sebagai waktu yang tepat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT sekaligus mengakhiri tahun dengan pengalaman spiritual yang lebih bermakna. 

Kombinasi antara kenyamanan cuaca, waktu luang, dan kebutuhan spiritual menjadikan akhir tahun sebagai periode favorit untuk umroh. Sahabat Muslim dapat simak artikel ini untuk mengetahui apa saja keberangkatan umroh menjelang tahun baru semakin diminati.

Ringkasan

  • Islam melarang tindakan istihza, yaitu mengolok-olok atau mempermalukan orang lain karena dapat merusak kehormatan dan hubungan sosial.
  • Sakhr termasuk bentuk ejekan atau penghinaan yang bertujuan merendahkan orang lain, dan dikecam dalam Al-Qur’an.
  • Talmiz (lamz/lumaz) merupakan sindiran atau celaan halus yang tetap tergolong perundungan dan harus dihindari oleh setiap muslim.

1. Cuaca Lebih Sejuk dan Nyaman

Sumber Gambar: Tridaya

Akhir tahun merupakan musim dingin di Arab Saudi, sehingga suhu di Makkah dan Madinah lebih sejuk dibandingkan bulan-bulan lainnya. Kondisi ini membuat aktivitas ibadah menjadi lebih nyaman, baik saat thawaf, sa’i, maupun perjalanan ke berbagai lokasi ziarah.

2. Momentum Libur Panjang

Sumber Gambar: Freepik

Libur akhir tahun memberikan ruang waktu yang lebih fleksibel bagi jamaah, terutama pekerja dan pelajar. Banyak keluarga memanfaatkan momen umroh akhir tahun untuk beribadah bersama tanpa harus mengganggu rutinitas pekerjaan maupun kegiatan sekolah.

3. Kesempatan Refleksi Akhir Tahun

Sumber Gambar: Zeintour

Akhir tahun sering dijadikan momen introspeksi dan muhasabah diri. Umroh menjadi pilihan ideal untuk menutup tahun dengan ibadah, memohon ampunan, serta memulai lembaran baru dengan hati yang lebih tenang dan bersih.

4. Harga Paket Lebih Variatif

Sumber Gambar: Freepik

Menjelang akhir tahun, banyak travel umroh menawarkan paket dengan pilihan harga yang lebih beragam. Variasi ini memudahkan jamaah memilih paket yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, tanpa mengurangi kenyamanan dan kualitas layanan.

5. Waktu yang Pas untuk Keluarga

Sumber Gambar: Freepik

Bagi keluarga besar, akhir tahun adalah waktu paling memungkinkan untuk berangkat bersama. Selain mempererat ikatan keluarga, berumroh bersama juga menjadi pengalaman spiritual yang berkesan dan membawa banyak hikmah.

6. Antrean Visa Lebih Kondusif

Sumber Gambar: Siberone

Meskipun jumlah jamaah meningkat, proses visa umroh di akhir tahun biasanya lebih tertata dengan sistem yang semakin efisien. Hal ini membuat jamaah lebih mudah dan cepat dalam mendapatkan persetujuan perjalanan.

7. Momen Spiritual untuk Memulai Tahun Baru

Sumber Gambar: Freepik

Banyak jamaah memilih umroh akhir tahun untuk menyambut tahun baru dengan ketenangan hati. Ibadah di Tanah Suci memberikan energi positif, motivasi spiritual, dan semangat baru untuk menjalani tahun berikutnya dengan lebih baik.

Kesimpulan

Akhir tahun memang menjadi waktu yang ideal bagi banyak jamaah untuk menunaikan ibadah umroh. Dengan cuaca yang lebih sejuk, momentum libur panjang, hingga suasana spiritual yang mendukung refleksi diri, keberangkatan umroh pada periode ini menawarkan pengalaman ibadah yang lebih nyaman dan berkesan.

Jika Sahabat Muslim berencana berangkat umroh di akhir tahun, ArahMuslim siap membantu mulai dari pilihan paket terbaik, konsultasi kebutuhan perjalanan, hingga pendampingan lengkap selama proses keberangkatan. Hubungi ArahMuslim sekarang dan wujudkan perjalanan umroh Anda dengan lebih tenang, mudah, dan terpercaya.

Referensi:

https://manhajjtravel.com/articles/kenapa-banyak-jamaah-pilih-umroh-di-akhir-tahun

https://news.annisatravel.com/kelebihan-umroh-di-akhir-tahun

FAQ

Durasi umroh umumnya berkisar 9–12 hari, tergantung paket yang dipilih, maskapai, dan tambahan city tour jika tersedia.

Meskipun cukup ramai, manajemen crowd di area Masjidil Haram sangat baik sehingga tetap kondusif untuk beribadah.

Disarankan minimal 2–3 bulan sebelum keberangkatan agar mendapatkan harga lebih stabil dan proses visa lebih lancar.

3 Bentuk Bullying yang Harus Dihindari Menurut Ajaran Islam

Bullying atau perundungan bukan sekadar masalah sosial, tetapi juga persoalan moral yang mendapat perhatian serius dalam ajaran Islam. Dalam Al-Qur’an, perilaku merendahkan, menghina, atau menyakiti orang lain secara fisik maupun verbal disebut sebagai tindakan yang dilarang karena dapat merusak keharmonisan dan martabat sesama manusia.

Islam menegaskan pentingnya menjaga lisan, hati, dan perbuatan agar tidak menimbulkan luka bagi orang lain. Melalui ajaran yang penuh kasih, Al-Qur’an mengingatkan umat untuk menjauhi segala bentuk perundungan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, Sahabat Muslim dapat simak lebih lanjut penjelasan tentang 3 bentuk bullying dalam Islam yang harus dihindari.

Ringkasan

  • Islam melarang tindakan istihza, yaitu mengolok-olok atau mempermalukan orang lain karena dapat merusak kehormatan dan hubungan sosial.
  • Sakhr termasuk bentuk ejekan atau penghinaan yang bertujuan merendahkan orang lain, dan dikecam dalam Al-Qur’an.
  • Talmiz (lamz/lumaz) merupakan sindiran atau celaan halus yang tetap tergolong perundungan dan harus dihindari oleh setiap muslim.

1. Istihza

Sumber Gambar: Freepik

Istihza adalah istilah yang merujuk pada tindakan mengolok-olok atau memperolok orang lain. Hal ini menjadi perilaku yang jelas dikecam dalam Al-Qur’an karena merendahkan martabat sesama. Sebagai salah satu istilah bullying dalam islam, istihza termasuk contoh nyata bentuk bullying dalam Islam yang merusak keharmonisan sosial dan moral.

Dalam praktik sehari-hari, istihza bisa berupa ejekan terbuka, sindiran meremehkan, atau tawa yang dibuat untuk mempermalukan orang lain; oleh karena itu pendidikan karakter dan penguatan empati sangat penting untuk mencegah jenis bullying dalam islam ini. 

2. Sakhr

Sumber Gambar: Freepik

Sakhr berarti mengejek atau merendahkan dengan tujuan mempermalukan yang menjadi sebuah perilaku yang beberapa kali disebut dalam Al-Qur’an ketika umat yang mengejek para nabi mendapatkan teguran keras. Sebagai salah satu bentuk bullying dalam Islam, sakhr termasuk dalam kategori yang merusak kehormatan individu dan komunitas, sehingga harus dihindari.

Di level praktis, sakhr sering muncul sebagai ejekan yang meniru, menyebut aib, atau menyindir secara terbuka; memahami istilah bullying dalam islam seperti sakhr membantu lembaga pendidikan dan keluarga merancang intervensi pencegahan yang efektif.

3. Talmiz

Sumber Gambar: Freepik

Talmiz menggambarkan isyarat, celaan tersembunyi, atau sindiran nonverbal yang bisa berkembang menjadi fitnah atau ghibah. Mengetahui istilah ini sebagai bagian dari bentuk bullying membantu kita mengenali bahwa perundungan tak selalu berupa pukulan atau kata kasar, melainkan juga ekspresi tubuh dan nada yang merendahkan. 

Dalam konteks pencegahan, talmiz/lamz mengingatkan pentingnya kontrol diri, pendidikan etika lisan dan perilaku, serta penguatan nilai persaudaraan. Hal ini terjadi karena tindakan kecil seperti isyarat atau ejekan terselubung bisa melukai dan bereskalasi menjadi perilaku perundungan yang lebih serius.

Kesimpulan

Al-Qur’an telah lama menegaskan larangan terhadap segala tindakan yang merendahkan atau menyakiti orang lain, baik secara verbal maupun nonverbal. Setiap bentuk bullying dalam Islam menunjukkan betapa seriusnya dampak perundungan terhadap kehormatan dan hubungan antarmanusia. 

Islam menekankan pentingnya menjaga adab dalam berbicara, bersikap, dan berinteraksi agar tercipta masyarakat yang saling menghargai dan penuh kasih sayang. Sebagai solusi, Sahabat Muslim perlu menanamkan nilai empati, menghargai perbedaan, dan mengedepankan akhlak dalam kehidupan sehari-hari. 

Referensi:

https://jatim.nu.or.id/keislaman/3-istilah-bullying-atau-perundungan-dalam-al-qur-an-islam-melarang-sL70P

https://www.harakatuna.com/mengenal-3-jenis-bullying-dalam-al-quran.html

FAQ

Bullying bertentangan dengan nilai dasar Islam yang mengajarkan kasih sayang, penghormatan terhadap sesama, dan menjaga kehormatan manusia sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadis.

Pencegahannya dapat dilakukan melalui pendidikan akhlak, penanaman nilai empati, serta pembiasaan saling menghormati antar siswa dan guru sesuai tuntunan Al-Qur’an.

Islam menekankan pertanggungjawaban moral dan sosial; pelaku diminta bertaubat, meminta maaf kepada korban, dan memperbaiki hubungan dengan cara yang baik.

3 Jenis Nafsu yang Memengaruhi Perilaku Manusia dalam Islam

Dalam ajaran Islam, nafsu bukan sekadar dorongan negatif, tetapi bagian dari fitrah manusia yang memengaruhi cara berpikir, bertindak, dan merespons kehidupan. Nafsu bisa menjadi sumber kekuatan untuk berbuat baik, namun juga dapat menjerumuskan jika tidak dikendalikan dengan iman dan akal. 

Islam mengajarkan bahwa ada beberapa jenis nafsu dalam diri manusia yang berperan besar dalam membentuk perilaku sehari-hari. Setiap jenis memiliki ciri, tantangan, dan cara pengendalian yang berbeda. Yuk, simak pembahasan lengkapnya agar Sahabat Muslim bisa belajar mengarahkan berbagai jenis nafsu manusia menurut Al-Qur’an menuju kebaikan dan ketakwaan.

Ringkasan

  • Islam melarang tindakan istihza, yaitu mengolok-olok atau mempermalukan orang lain karena dapat merusak kehormatan dan hubungan sosial.
  • Sakhr termasuk bentuk ejekan atau penghinaan yang bertujuan merendahkan orang lain, dan dikecam dalam Al-Qur’an.
  • Talmiz (lamz/lumaz) merupakan sindiran atau celaan halus yang tetap tergolong perundungan dan harus dihindari oleh setiap muslim.

1. Nafsu Ammarah

Sumber Gambar: Freepik

Nafsu ammarah adalah dorongan dalam diri manusia yang cenderung mengajak pada keburukan dan maksiat. Dalam Surah Yusuf ayat 53 disebutkan bahwa jenis nafsu dalam islam ini selalu menyuruh kepada kejahatan kecuali yang dirahmati Allah. Nafsu ini membuat manusia mudah marah, tamak, atau mengikuti hawa nafsu duniawi.

Islam mengajarkan penguatan iman melalui shalat, puasa, dan zikir untuk mengendalikannya. Dengan membiasakan diri pada ibadah, seseorang dapat menundukkan dorongan negatif dan mulai menyucikan jiwanya menuju pribadi yang lebih baik.

2. Nafsu Lawwamah

Sumber Gambar: Freepik

Nafsu lawwamah adalah jiwa yang mulai sadar atas kesalahan dan menyesal ketika berbuat dosa. Dalam Surah Al-Qiyamah ayat 2, Allah menyebutnya sebagai jiwa yang banyak mencela. jenis nafsu manusia dalam Islam ini menandakan adanya kesadaran untuk memperbaiki diri meski masih berjuang melawan hawa nafsu.

Orang dengan nafsu lawwamah sering introspeksi dan berusaha lebih taat kepada Allah. Dengan ilmu, taubat, dan lingkungan baik, jiwa ini dapat berkembang menuju ketenangan yang lebih tinggi.

3. Nafsu Mutmainnah

Sumber Gambar: Freepik

Nafsu mutmainnah adalah jenis nafsu manusia menurut Islam dengan tingkatan jiwa yang tenang, ridha, dan berserah diri sepenuhnya kepada Allah. Dalam Surah Al-Fajr ayat 27–28, Allah memanggil jiwa ini untuk kembali kepada-Nya dengan penuh kedamaian. Jiwa ini telah bebas dari keinginan duniawi dan hidup dalam ketulusan ibadah.

Orang dengan nafsu mutmainnah selalu sabar, ikhlas, dan bersyukur dalam segala keadaan. Ia mampu menjaga hubungannya dengan Allah dan sesama, menjadi pribadi yang damai dan berakhlak mulia.

Kesimpulan

Dalam Islam, nafsu merupakan bagian dari fitrah manusia yang harus dikendalikan agar tidak menjerumuskan pada dosa. Setiap manusia memiliki potensi baik dan buruk, tergantung pada bagaimana ia mengarahkan nafsunya. 

Memahami dan mengelola ketiga jenis nafsu ini penting untuk mencapai keseimbangan hidup. Dengan memperkuat iman, memperbanyak amal saleh, dan selalu introspeksi diri, manusia dapat menapaki jalan menuju jiwa yang tenang dan dekat dengan Allah SWT.

Referensi:

https://rumaysho.com/40708-3-jenis-nafsu-dalam-diri-manusia-menurut-islam-ammarah-lawwamah-dan-mu%E1%B9%ADmainnah.html

https://remajaislam.com/6019-jenis-nafsu-dalam-islam-alquran-perbedaannya.html

FAQ

Dalam Islam, nafsu adalah dorongan atau keinginan yang berasal dari dalam diri manusia, sedangkan hati (qalb) berfungsi sebagai pengendali yang membedakan antara yang baik dan buruk.

Tanda utamanya adalah ketenangan batin, keikhlasan dalam beribadah, dan kemampuan menerima takdir Allah tanpa keluh kesah.

Dengan memahami jenis nafsu, seseorang bisa mengenali potensi baik dan buruk dalam dirinya untuk terus berjuang melawan dorongan negatif dan menumbuhkan jiwa yang tenang serta dekat dengan Allah.

ArahMuslim Ajak Umat Tebar Kebaikan Lewat Fitur Infak Digital

Jakarta, November 2025 – ArahMuslim menghadirkan fitur infak digital yang memudahkan umat Muslim untuk berbagi kebaikan kapan saja dan di mana saja. Melalui satu aplikasi, pengguna dapat menyalurkan infak secara aman, cepat, dan transparan ke berbagai lembaga sosial terpercaya di Indonesia.

ArahMuslim bekerja sama dengan beragam mitra sosial untuk memastikan setiap donasi tersalurkan secara tepat dan berdampak nyata. Beberapa di antaranya:

– Yayasan Global Spirit Ummah → Membantu melengkapi fasilitas sekolah agar anak-anak dapat memperoleh pendidikan yang lebih layak.

– Rumah Zakat → Menyalurkan infak untuk membahagiakan anak yatim dan dhuafa melalui berbagai program sosial dan pemberdayaan.

– ASAR Humanity → Mendistribusikan makanan siap santap untuk warga Palestina yang terdampak konflik kemanusiaan.

dan lembaga sosial lainnya. 

Wujudkan Kebaikan Nyata Lewat ArahMuslim

Dengan fitur infak di ArahMuslim, setiap pengguna kini dapat ikut berperan dalam memperkuat solidaritas umat dan menebar manfaat seluas-luasnya. Cukup dengan beberapa langkah di aplikasi, infak Sahabat Muslim bisa membantu pendidikan, pangan, hingga kemanusiaan lintas negara.

Apa itu Visa Umroh: Syarat dan Cara Mendapatkannya dengan Mudah

Visa umroh adalah izin resmi yang diberikan oleh Pemerintah Arab Saudi kepada jamaah yang ingin menunaikan ibadah umroh. Dokumen ini menjadi syarat utama agar seseorang dapat masuk ke Tanah Suci dan melaksanakan rangkaian ibadah dengan legal serta aman. Proses pengajuan visa umroh kini semakin mudah berkat dukungan sistem digital dan kerja sama antara biro travel resmi dengan pihak Kedutaan Arab Saudi.

Namun, banyak calon jamaah yang masih bingung mengenai syarat dan langkah-langkah untuk mendapatkannya. Oleh karena itu, Sahabat Muslim dapat simak artikel in untuk mengetahui syarat, cara, dan tips mudah dalam mengurus visa umroh agar perjalanan ibadah berjalan lancar.

Ringkasan

  • Islam melarang tindakan istihza, yaitu mengolok-olok atau mempermalukan orang lain karena dapat merusak kehormatan dan hubungan sosial.
  • Sakhr termasuk bentuk ejekan atau penghinaan yang bertujuan merendahkan orang lain, dan dikecam dalam Al-Qur’an.
  • Talmiz (lamz/lumaz) merupakan sindiran atau celaan halus yang tetap tergolong perundungan dan harus dihindari oleh setiap muslim.

Apa Saja Syarat Pengajuan Visa Umrah?

Sumber Gambar: Freepik

Sebelum berangkat ke Tanah Suci, jamaah wajib memenuhi sejumlah dokumen penting sebagai syarat pengajuan visa umroh. Persiapan ini bertujuan agar proses keberangkatan berjalan lancar dan sesuai dengan ketentuan resmi Pemerintah Arab Saudi. Berikut adalah beberapa syarat utama yang perlu dipenuhi saat mengajukan visa umroh:

  • Paspor asli yang masih berlaku minimal 6 bulan sejak tanggal keberangkatan, dengan dua halaman kosong untuk visa dan cap.
  • KTP (fotokopi dan asli).
  • Kartu Keluarga (KK).
  • Buku nikah bagi pasangan suami-istri yang berangkat bersama.
  • Akta kelahiran bagi anak di bawah usia 17 tahun.
  • Pas foto berwarna ukuran 4×6 cm dengan latar putih dan wajah terlihat jelas tanpa kacamata.
  • Formulir pengajuan visa umroh yang telah diisi dan ditandatangani (disediakan oleh biro travel).
  • Bukti pembayaran visa dari biro perjalanan resmi.
  • Surat mahram bagi perempuan di bawah 45 tahun yang bepergian tanpa pendamping laki-laki.
  • Bukti pemesanan tiket pulang–pergi.
  • Asuransi kesehatan perjalanan yang masih berlaku.

Bagaimana Cara Mendapatkan Visa Umrah dengan Mudah?

Sumber Gambar: Freepik

Sebelum berangkat menunaikan ibadah ke Tanah Suci, jamaah perlu memahami langkah-langkah dalam cara membuat visa umrah dengan benar agar proses keberangkatan berjalan lancar. Berikut adalah beberapa tips membuat visa umrah yang perlu Sahabat Muslim ketahui:

Memilih Agen Travel Umrah Resmi

Langkah awal dalam cara membuat visa umroh adalah memilih agen perjalanan umrah yang terpercaya dan terdaftar di Kementerian Agama RI. Pastikan legalitasnya dengan memeriksa status di situs SIMPU Kemenag. Setelah terverifikasi, serahkan seluruh berkas persyaratan kepada pihak travel agar proses pembuatan visa dapat segera dimulai.

Proses Pengajuan dan Penerbitan MOFA

Tahap berikutnya dalam cara mendapatkan visa umrah adalah menunggu penerbitan MOFA (Ministry of Foreign Affairs) atau surat konfirmasi kuota umrah dari Kementerian Haji Arab Saudi. Dokumen ini berisi identitas jamaah dan nomor paspor yang menjadi dasar penerbitan visa. Biasanya, proses ini memerlukan waktu sekitar 1–2 minggu tergantung kebijakan pemerintah Arab Saudi.

Pengajuan Visa ke Kedutaan Besar Arab Saudi

Setelah MOFA terbit, agen travel akan mengajukan penerbitan visa ke Kedutaan Besar Arab Saudi. Dalam proses cara membuat visa umrah ini, pihak kedutaan akan memverifikasi keaslian dokumen seperti paspor, tiket, dan data pribadi jamaah. Jika tidak ada kendala, visa akan diterbitkan dalam waktu 1–2 hari kerja dan ditempelkan langsung pada paspor.

Penyerahan Dokumen Visa kepada Jamaah

Tahapan terakhir dalam tips membuat visa umrah adalah penyerahan visa dan dokumen perjalanan kepada jamaah. Agen travel akan memberikan paspor yang telah berisi visa, asuransi perjalanan, dan buku panduan umrah. Pastikan semua data sudah benar agar proses keberangkatan ke Tanah Suci berjalan tanpa hambatan.

Kesimpulan

Mengurus visa umrah memang membutuhkan ketelitian dan kesiapan dokumen, namun dengan mengikuti prosedur yang benar dan memilih agen resmi, prosesnya bisa berjalan dengan mudah dan cepat. Mulai dari menyiapkan persyaratan dasar, menyerahkan berkas ke penyedia travel terpercaya, hingga menunggu penerbitan visa oleh Kedutaan Besar Arab Saudi.

Sahabat Muslim juga dapat menggunakan aplikasi ArahMuslim untuk mempermudah proses perjalanan ibadah. Melalui ArahMuslim, calon jamaah bisa mendaftar paket umrah atau haji terpercaya, memantau progres pengurusan visa, hingga mendapatkan informasi terkini seputar keberangkatan dan layanan pendukung ibadah.

Referensi:

https://vida.id/id/blog/visa-umroh

https://blog.spun.global/blog/syarat-cara-apply-visa-umroh-mandiri

FAQ

Proses pembuatan visa umrah biasanya memakan waktu sekitar 1 hingga 3 minggu, tergantung kecepatan agen travel dan kebijakan pemerintah Arab Saudi saat itu.

Pengajuan visa umrah hanya dapat dilakukan melalui agen perjalanan resmi yang terdaftar di Kementerian Agama RI dan memiliki izin penyelenggaraan umrah.

Visa umrah biasanya berlaku selama 30 hari sejak tanggal diterbitkan, sehingga jamaah perlu memastikan jadwal keberangkatan sesuai masa berlaku visa.