3 Jenis Puasa Sunnah Sebelum Iduladha dan Cara Melafalkan Niatnya

Puasa sebelum Idul Adha merupakan ibadah yang sangat terpuji jika dijalankan. Puasa ini dilakukan selama 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah. Menyambut hari raya Iduladha, Sahabat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak amal dan ibadah, salah satunya dengan berpuasa sunnah. 

Oleh karena itu, Sahabat Muslim dapat simak artikel ini untuk mengetahui apa saja keutamaan puasa sebelum Iduladha yang harus dijalankan di bulan Dzulhijjah.

Ringkasan

  • Puasa Dzulhijjah dianjurkan selama tujuh hari pertama bulan Dzulhijjah sebagai bentuk ibadah yang sangat dicintai Allah.
  • Puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah) dinilai bernilai seperti puasa setahun, meskipun tidak ada hadis shahih, tetap dianjurkan sebagai amal saleh.
  • Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) sangat dianjurkan bagi yang tidak berhaji karena dapat menghapus dosa dua tahun.

Apa Saja Jenis Puasa Sebelum Iduladha?

Menjelang Iduladha, banyak umat Islam yang memperbanyak ibadah dengan menjalankan puasa sunnah sebagai bentuk persiapan spiritual. Berikut adalah beberapa jenis dan niat puasa sebelum Iduladha dan tata caranya yang perlu Sahabat Muslim ketahui:

Puasa Dzulhijjah

Puasa pertama dilakukan selama tujuh hari pertama di bulan Zulhijah. Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah memiliki keutamaan besar di sisi Allah SWT. 

Rasulullah SAW bersabda bahwa tidak ada hari yang lebih mulia dan amal saleh di dalamnya lebih dicintai Allah selain sepuluh hari tersebut (HR. Ahmad).

Niat puasa Dzulhijjah:

Nawaitu shauma syahri dzulhijjah sunnatan lillaahi ta’aala.

Artinya: “Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah hari ini karena Allah Ta’ala.”

Puasa Tarwiyah

Puasa Tarwiyah dilakukan pada tanggal 8 Dzulhijjah. Meskipun tidak ada hadis shahih khusus, puasa ini dianjurkan sebagai amal baik di awal Dzulhijjah.

Keutamaan puasa Tarwiyah disebut dalam sebuah riwayat, di mana setiap hari dari sepuluh hari Dzulhijjah seperti puasa sebulan, puasa Tarwiyah seperti puasa setahun, dan puasa Arafah seperti puasa dua tahun (HR. Ali Al-Muairi dkk.).

Niat puasa Tarwiyah

Nawaitu sawma tarwiyyata sunnatan lillahi ta’ala.

Artinya: “Saya niat puasa sunah Tarwiyah hari ini karena Allah Ta’ala.”

Puasa Arafah

Puasa Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah sangat dianjurkan bagi yang tidak berhaji. Rasulullah SAW bersabda bahwa puasa ini menghapus dosa dua tahun, tahun lalu dan yang akan datang.

Niat puasa Arafah

Nawaitu sawma ‘Arafata sunnata Allahi taala.

Artinya: “Saya niat puasa sunah Arafah hari ini karena Allah Ta’ala.”

Kesimpulan

Puasa sunnah sebelum Iduladha, yakni puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah adalah amalan istimewa yang sangat dianjurkan dalam Islam. Ketiganya termasuk dalam sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah yang memiliki keutamaan luar biasa. 

Dengan memahami keutamaan dan tata cara melafalkan niat masing-masing puasa, Sahabat Muslim dapat menjalankannya dengan lebih maksimal dan penuh kesadaran. Puasa ini tidak hanya memperkuat hubungan dengan Allah SWT, tetapi juga menjadi bentuk kesiapan spiritual menyambut Iduladha dengan hati yang bersih dan penuh ketakwaan.

Referensi:

https://www.metrotvnews.com/read/KYVC4yDP-3-jenis-puasa-sunah-menjelang-iduladha-yang-penuh-keutamaan#:~:text=Puasa%20Arafah%20dilaksanakan%20pada%20tanggal,dan%20tahun%20yang%20akan%20datang.%22

https://www.detik.com/jatim/berita/d-7903959/3-jenis-puasa-sebelum-idul-adha-lengkap-dengan-niatnya

FAQ

Tidak ada larangan untuk melaksanakan puasa Arafah meskipun tidak menjalankan puasa Tarwiyah sebelumnya.

Kamu tetap bisa mendekatkan diri kepada Allah dengan memperbanyak dzikir, shalat sunnah, membaca Al-Qur’an, bershalawat kepada Nabi SAW, dan bersedekah.

10 hari awal bulan Dzulhijjah adalah momen istimewa untuk memperbanyak doa, memohon ampunan, dan melaksanakan ibadah haji.

Membedah Hukum Vasektomi dalam Islam Sesuai Perspektif MUI

Vasektomi adalah salah satu metode kontrasepsi yang dilakukan pada pria dengan cara memutus saluran sperma agar tidak terjadi pembuahan. Meski dikenal efektif sebagai pengendalian kelahiran, prosedur ini sering menimbulkan perdebatan, terutama dalam konteks hukum agama. 

Dalam Islam, segala bentuk intervensi terhadap fungsi reproduksi manusia memiliki batasan yang diatur syariat. Oleh karena itu, Sahabat Muslim penting untuk memahami hukum vasektomi dan syaratnya dalam Islam di artikel berikut ini.

Apa Hukum Vasektomi dalam Islam?

Komisi Fatwa MUI menyatakan bahwa vasektomi hukumnya haram jika bertujuan untuk pemandulan permanen. Hal ini ditegaskan dalam Ijtima Ulama tahun 2012, yang menyebutkan bahwa prosedur ini hanya dibolehkan jika ada alasan syar’i, seperti kondisi medis tertentu.

Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI, KH Abdul Muiz Ali, menjelaskan bahwa hukum vasektomi mempertimbangkan syariat, kaidah fikih, dan perkembangan medis. Jika teknologi memungkinkan penyambungan kembali saluran sperma (rekanalisasi), maka hukum bisa berubah dengan syarat-syarat tertentu.

Baca Juga: Keistimewaan Sosok Ayah dalam Islam

Apa Saja Syarat-syarat Melakukan Vasektomi Menurut Islam?

Vasektomi sebagai metode kontrasepsi pria masih menjadi perbincangan dalam hukum Islam. Meskipun umumnya dihukumi haram, ada kondisi tertentu yang membuatnya diperbolehkan. Berikut adalah syarat-syarat melakukan vasektomi menurut Islam:

  • Prosedur tidak menyebabkan kemandulan secara permanen.
  • Terdapat kemungkinan medis untuk mengembalikan fungsi saluran sperma.
  • Efek samping yang ditimbulkan tidak membahayakan keselamatan jiwa pasien.
  • Prosedur tidak mengakibatkan hilangnya kemampuan reproduksi secara total.
  • Tidak membawa dampak negatif (mudharat) terhadap kesehatan pelaku.
  • Tidak dilakukan dalam rangka program kontrasepsi permanen.

Referensi:

https://mui.or.id/baca/berita/polemik-vasektomi-jadi-syarat-bansos-apa-hukumnya-menurut-islam-ini-penjelasan-mui

https://www.idntimes.com/life/inspiration/nisa-zarawaki/hukum-vasektomi-dalam-islam?page=all

5 Doa yang Bisa Dibaca Orang Tua Saat Anak Menghadapi Ujian

Menghadapi ujian bisa menjadi momen yang penuh tekanan, tak hanya bagi anak tetapi juga orang tua. Di tengah usaha belajar dan persiapan teknis, dukungan spiritual dari orang tua memegang peran penting. 

Salah satu bentuk dukungan itu adalah lewat doa, sebagai wujud ikhtiar dan harapan agar anak diberikan kemudahan, ketenangan, dan hasil terbaik. Oleh karena itu, Sahabat Muslim dapat simak artikel ini untuk mengetahui 5 bacaan doa yang bisa dipanjatkan saat anak sedang menghadapi ujian.

1. Doa Memohon Ilmu yang Berguna

اللّهُمَّ انْفَعْنِي بِمَا عَلَّمْتَنِي، وَعَلِّمْنِي مَا يَنْفَعُنِي، وَزِدْنِي عِلْمًا

“Ya Allah, jadikanlah ilmu yang telah Engkau ajarkan kepadaku membawa manfaat, ajarkanlah kepadaku ilmu yang berguna, dan tambahkanlah pengetahuanku.”

Doa ini memohon agar anak diberikan pemahaman yang mendalam dan ilmu yang bermanfaat. Dengan membaca doa ini, orang tua berharap anak dapat menerima dan memahami pelajaran dengan baik, serta ilmu dapat berguna dalam kehidupan mereka.

Baca Juga: 7 Manfaat Teknologi dalam Mempermudah Ibadah di Bulan Ramadhan

2. Doa untuk Anak agar Siap Menjalani Ujian

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ لَأَعِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا وَ عَلَّمْنَا مَا يَنْفَعُنَا وَبَارِكْ لَنَا فِي مَا عَلَّمْتَنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ.

“Engkau Maha Suci, ya Allah. Takkan ada ilmu yang kami miliki tanpa izin-Mu. Maka, ajarkanlah kepada kami ilmu yang bermanfaat dan limpahkan keberkahan atas apa yang telah Engkau ajarkan. Sungguh, Engkau Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana.”

Doa ini bertujuan agar anak diberikan kesiapan mental dan spiritual dalam menghadapi ujian. Dengan membacakan doa ini, orang tua berharap anak dapat menghadapi ujian dengan tenang dan penuh percaya diri.

3. Doa agar Anak Lancar Mengerjakan Ujian

​​اللَّهُمَّ الْطُفْ بِنَا فِي تَيْسِيْرِ كُلِّ عَسِيرٍ فَإِنَّ تَيْسِيرُ الْعَسِيرِ عَلَيْكَ يَسِيرٌ وَنَسْتَلُكَ الْيَسِيرُ وَالْمُعَافَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ.

“Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami petunjuk-Mu agar segala urusan yang sulit menjadi mudah, karena sungguh bagi-Mu segala yang sukar pun mudah. Kami memohon kemudahan serta ampunan-Mu, baik di dunia maupun di akhirat.”

Doa ini memohon kepada Allah agar anak diberikan kelancaran dalam mengerjakan soal-soal ujian. Dengan membaca doa ini, orang tua berharap anak dapat mengerjakan ujian dengan mudah dan tanpa hambatan.

Baca Juga: Hukum Aqiqah dan Tata Cara Pelaksanaannya dalam Islam

4. Doa agar Anak Cerdas dan Lancar Ujian

وَاَصْلِحْ بِهِمُ الْأُمَّةَ

“Ya Allah, isi hati anak-anak kami dengan cahaya dan kebijaksanaan, jadikanlah mereka hamba-Mu yang layak mendapatkan rahmat, serta perbaikilah mereka dan juga umat ini melalui keberadaan mereka.”

Doa ini memohon agar anak diberikan kecerdasan dan kemudahan dalam menghadapi ujian. Dengan membaca doa ini, orang tua berharap anak dapat memahami soal-soal ujian dengan baik dan menjawabnya dengan tepat.

5. Doa Memohon Kesuksesan Ujian dan Keberkahan Hidup untuk Anak

اَللَّهُمَّ بَارِكْ لِي فِي أَوْلَادِي وَلَا تَضُرَّهُمْ وَوَفِّقْهُمْ لِطَاعَتِكَ وَارْزُقْنِي بِرَّهُمْ

“Ya Allah, berikanlah banyak kebaikan kepada anak-anak hamba-Mu, lindungilah mereka dan jauhkanlah dari segala bahaya, serta anugerahkanlah kepada kami ketaatan dari mereka.”

     Doa ini memohon kepada Allah agar anak diberikan kesuksesan dalam ujian dan keberkahan dalam kehidupan. Dengan membaca doa ini, orang tua berharap anak tidak hanya berhasil dalam ujian, tetapi juga mendapatkan kehidupan yang penuh berkah dan kebaikan.

Referensi:

https://www.detik.com/hikmah/doa-dan-hadits/d-7922029/doa-agar-anak-lancar-mengerjakan-ujian-orang-tua-yuk-amalkan

https://www.inews.id/lifestyle/muslim/bacaan-doa-untuk-anak-yang-sedang-ujian-agar-dilancarkan-orang-tua-wajib-tahu

5 Golongan yang Tidak Wajib Shalat 5 Waktu, Sahabat Muslim Wajib Tahu!

Dalam ajaran Islam, shalat 5 waktu adalah kewajiban utama bagi setiap Muslim. Namun, ternyata ada beberapa golongan yang mendapatkan keringanan atau tidak diwajibkan untuk melaksanakan shalat ini. Hal ini tentu sudah diatur dengan jelas dalam syariat, berdasarkan kondisi tertentu yang menjadi pertimbangan syar’i. 

Mengetahui siapa saja golongan tersebut penting, agar kita bisa memahami batasan kewajiban dalam beribadah secara lebih utuh. Penasaran siapa saja yang termasuk golongan yang tidak diwajibkan sholat 5 waktu? Yuk, simak pembahasan lengkapnya dalam artikel ini sampai selesai, Sahabat Muslim!

1. Perempuan yang Sedang Haid atau Nifas

Sumber Gambar: Freepik.com

Perempuan yang mengalami haid atau nifas tidak diwajibkan untuk melaksanakan shalat 5 waktu. Dalam kondisi tersebut, mereka justru diperintahkan untuk meninggalkan shalat, dan tidak perlu mengqadha (mengganti) shalat yang ditinggalkan setelah suci. 

Hal ini adalah bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya dalam menjaga kesehatan dan kebersihan diri.

Baca Juga: Bagaimana Cara Memperlakukan Istri dalam Islam?

2. Bukan Pemeluk Agama Islam 

Salah satu orang yang tidak wajib sholat 5 waktu adalah orang yang belum memeluk agama Islam. Kewajiban shalat hanya berlaku bagi mereka yang sudah mengucapkan dua kalimat syahadat dan beriman kepada Allah serta Rasul-Nya. 

Namun, tetap saja, meninggalkan shalat akan menjadi bagian dari hisab atau perhitungan amal bagi orang yang belum beriman setelah dakwah sampai kepadanya.

3. Orang yang Kehilangan Akal Sehat 

Sumber Gambar: Freepik.com

Golongan yang tidak wajib shalat 5 waktu lainnya adalah seseorang yang kehilangan akal sehat, baik karena gangguan mental atau tidak sadarkan diri. Dalam Islam, syarat sah ibadah adalah adanya akal. 

Oleh karena itu, orang gila, pingsan, atau dalam keadaan koma, tidak dikenai kewajiban shalat selama masa tersebut.

4. Anak yang Belum Baligh 

Anak-anak yang belum mencapai usia baligh tidak diwajibkan menunaikan shalat. Meskipun begitu, Islam sangat menganjurkan untuk melatih anak-anak shalat sejak usia tujuh tahun agar terbiasa melakukannya ketika sudah baligh. 

Kewajiban ibadah, termasuk shalat, baru berlaku setelah anak mencapai tanda-tanda baligh seperti mimpi basah atau menstruasi.

Baca Juga: Cara Mendidik Anak Menurut Islam

5. Golongan yang Belum Sampai Dakwah Islam 

Sumber Gambar: Freepik.com

Mereka yang belum pernah mendengar dakwah Islam atau belum menerima ajaran Islam dengan benar juga tidak diwajibkan melaksanakan shalat. Allah Maha Adil dan tidak membebani seseorang tanpa adanya pengetahuan dan penyampaian dakwah. 

Tanggung jawab untuk melakukan sholat lima waktu baru berlaku setelah dakwah sampai dan dipahami oleh golongan tersebut.

Referensi:

https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-7887216/4-orang-yang-tidak-diwajibkan-sholat-lima-waktu-siapa-mereka

https://kumparan.com/berita-hari-ini/5-golongan-yang-tidak-diwajibkan-melaksanakan-ibadah-shalat-dalam-islam-1xgNotq9sRI/4

Keistimewaan dan Amalan di Bulan Dzulqa’dah Sesuai Syariat Islam

Bulan Dzulqa’dah merupakan salah satu dari empat bulan haram yang dimuliakan dalam Islam. Bulan ini memiliki keistimewaan tersendiri karena menjadi waktu yang dipilih Allah untuk melarang peperangan dan menganjurkan umat Islam memperbanyak amal ibadah. 

Dzulqaidah juga menjadi bulan pertama dari rangkaian bulan haji, yang artinya banyak peristiwa penting dalam sejarah Islam terjadi di bulan ini. Ingin tahu lebih dalam tentang keistimewaan dan amalan yang dianjurkan di bulan Dzulqa’dah minggu depan? Sahabat Muslim dapat simak selengkapnya dalam artikel ini!

Apa Saja Peristiwa Penting di Bulan Dzulqa’dah?

Bulan Dzulqaidah dikenal sebagai salah satu bulan haram yang dimuliakan dalam Islam, dan di dalamnya terjadi berbagai peristiwa penting dalam sejarah umat Muslim. Berikut adalah beberapa peristiwa penting di bulan Zulkaidah:

Pengepungan Bani Quraizhah

Setelah kembali dari Perang Khandaq, malaikat Jibril memerintahkan Rasulullah SAW untuk segera menuju Bani Quraizhah dengan janji pertolongan dari Allah. Rasulullah meminta para sahabat berangkat dan tidak salat Ashar sebelum tiba. Setelah pengepungan 25 malam, Bani Quraizhah menyerah dan menerima keputusan Rasulullah.

Baca Juga: Makna Bacaan Doa Setelah Wudhu

Perjanjian Hudaibiyah 

Pada bulan Dzulqaidah tahun ke-7 Hijriyah, Nabi Muhammad SAW bersama 1.400 sahabat berangkat umrah tanpa senjata. Mereka berihram di Dzulhulaifah. Kaum Quraisy awalnya mengira mereka datang untuk berperang, namun akhirnya disepakati Perjanjian Hudaibiyah sebagai kesepakatan damai.

Empat Kali Umrah Rasulullah

Nabi Muhammad SAW tercatat telah melaksanakan umrah sebanyak empat kali. Rasulullah sering memilih Dzulqaidah sebagai waktu pelaksanaan umrah karena bulan ini berdekatan dengan musim haji, baik sebagai bentuk ibadah maupun sebagai persiapan menuju ibadah haji.

Wahyu Taurat kepada Nabi Musa

Di bulan Dzulqaidah pula, Allah SWT memberikan wahyu berupa kitab Taurat kepada Nabi Musa AS. Momen luar biasa ini disebutkan dalam Al-Qur’an sebagai bukti penting dari turunnya petunjuk Allah kepada salah satu nabi-Nya.

Apa Saja Amalan dan Keutamaan di Bulan Dzulqaidah?

Sumber Gambar: Freepik.com

Bulan Dzulqaidah memiliki keutamaan yang luar biasa dalam syariat Islam, sebagai salah satu bulan yang dihormati dan termasuk dalam bulan-bulan haram. Berikut adalah beberapa amalan dan keutamaan bulan Dzulqaidah:

Pahala Puasa Sunnah Lebih Tinggi dibandingkan Bulan Lain

Menjalankan puasa sunnah di bulan ini, seperti puasa Senin-Kamis atau Ayyamul Bidh, menjadi lebih utama dibandingkan bulan biasa karena nilai amalnya yang lebih besar di sisi Allah.

Baca Juga: Syarat Wajib Zakat Penghasilan

Melakukan Ibadah Haji atau Umrah

Banyak riwayat menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW melaksanakan umrah beberapa kali di bulan ini. Hal ini menunjukkan keutamaan Dzulqaidah sebagai waktu terbaik untuk berangkat ke Tanah Suci, baik untuk menunaikan haji maupun umrah, bagi mereka yang telah memenuhi syaratnya.

Memperbanyak Doa dan Zikir

Di bulan yang penuh kemuliaan ini, Sahabat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak doa dan zikir sebagai bentuk penghambaan dan kedekatan kepada Allah SWT. Dzulqaidah dapat dijadikan sebagai momentum untuk memperbaiki diri dan memperkuat iman.

Referensi:

https://baznas-sumedang.org/keistimewaan-bulan-dzulqaidah-momentum-spiritual-dan-keberkahan

https://www.orami.co.id/magazine/amalan-dan-keutamaan-bulan-zulkaidah

Keutamaan Sedekah di Bulan Syawal untuk Meningkatkan Amalan Ibadah

Setelah menjalani ibadah puasa dan berbagai amalan selama Ramadhan, Syawal menjadi kesempatan untuk mempertahankan semangat beribadah, salah satunya melalui sedekah. Memberi sedekah di bulan Syawal bukan hanya melanjutkan kebaikan, tetapi juga bentuk rasa syukur atas nikmat yang telah Allah limpahkan selama bulan Ramadhan.

Melalui sedekah, Sahabat Muslim dapat memperkuat kepedulian sosial sekaligus menjaga keberkahan rezeki. Oleh karena itu, Sahabat Muslim dapat simak artikel ini untuk mengetahui lebih dalam tentang keutamaan sedekah di bulan Syawal.

Mengapa Pembuktian Diri Penting di Bulan Syawal?

Sahabat Muslim yang tetap semangat dalam beribadah dan beramal setelah Ramadhan menandakan keberhasilan dalam membentuk ketakwaan. Ketekunan dalam menjalankan amal ibadah, baik wajib maupun sunnah, menjadi ukuran sejauh mana ketakwaan telah tertanam dalam diri seseorang.

Meski Syawal tidak memiliki amalan wajib khusus, bulan ini tetap menyimpan banyak keutamaan melalui amalan-amalan sunnah. Selain puasa, melanjutkan amalan-amalan sunnah lainnya yang biasa dilakukan selama Ramadhan juga penting untuk menjaga konsistensi ibadah dan memperkuat iman.

Baca Juga: Cara Bersedekah atas Nama Orang Tua yang Sudah Meninggal

Apa Saja Keutamaan Sedekah di Bulan Syawal?

Sedekah tidak hanya menjadi wujud syukur atas nikmat Ramadhan, tetapi juga menjadi sarana untuk memperkuat keimanan dan memperbanyak pahala di bulan Syawal. Berikut adalah beberapa keutamaan sedekah di bulan Syawal yang perlu Sahabat Muslim ketahui:

Menjadi Jalan Ikhtiar Kesembuhan

Sakit adalah bagian dari ketetapan Allah yang perlu diterima dengan penuh kesabaran. Tidak hanya menjadi penyelamat dari siksa api neraka, sedekah juga dipercaya sebagai salah satu bentuk pengobatan rohani dan fisik bagi orang yang sedang menderita penyakit.

Pelindung di Hari Penghakiman

Di hari kiamat, saat semua manusia berkumpul dan panas matahari begitu dekat hingga membuat orang-orang tenggelam dalam keringatnya, sedekah akan menjadi pelindung bagi orang-orang beriman. 

Sedekah Dibalas dengan Rezeki Terbaik

Allah SWT menjanjikan balasan atas setiap kebaikan, termasuk sedekah. Maka dari itu, tidak ada yang sia-sia dalam bersedekah, baik balasan itu datang di dunia dalam bentuk rezeki maupun di akhirat dalam bentuk pahala abadi.

Ganjaran Dilipatgandakan

Salah satu keutamaan sedekah adalah pahala yang dilipatgandakan, terlebih lagi jika dilakukan di waktu-waktu istimewa seperti hari Jumat. Al-Qur’an dan hadits menyebutkan bahwa sedekah adalah bentuk pinjaman baik kepada Allah yang akan dibalas dengan pahala berlimpah. 

Membersihkan Diri dari Dosa

Dalam sabda Rasulullah, sedekah diibaratkan seperti air yang mampu memadamkan api, yang artinya bisa menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api. Sedekah menjadi salah satu cara untuk terus memperbaiki diri, memohon ampunan, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT sebagai wujud rasa syukur atas segala nikmat yang telah diberikan.

Salurkan Sedekah di Bulan Syawal Melalui ArahMuslim

Sedekah yang disalurkan di bulan Syawal bukan hanya memperkuat keimanan, tetapi juga membuka pintu rezeki dan ampunan dari Allah SWT. Dengan memperbanyak amal, termasuk sedekah, kita terus menjaga semangat ibadah yang telah dibangun selama Ramadhan.

Sahabat Muslim dapat menyalurkan sedekah melalui ArahMuslim secara tepat dan transparan kepada yang membutuhkan. Dengan ArahMuslim, kebaikan Sahabat Muslim dapat menjangkau lebih banyak penerima manfaat, mulai dari anak yatim, dhuafa, hingga program sosial yang memberdayakan umat. 

Referensi:

https://simpulkebaikan.id/implementasi/41/5-keutamaan-sedekah-di-bulan-syawal-sempurnakan-ibadah

https://bmh.or.id/sedekah-syawal

Doa Perjalanan Mudik Sesuai Sunnah Agar Selamat Sampai Tujuan

Sahabat Muslim dianjurkan untuk membaca doa sebelum memulai berbagai aktivitas, termasuk saat hendak mudik. Doa ini bertujuan memohon keselamatan dan kelancaran selama perjalanan pulang kampung.

Mudik sering kali dihadapkan pada berbagai tantangan, seperti kemacetan dan risiko kecelakaan. Oleh karena itu, berikut adalah doa sebelum berangkat hingga tiba di tujuan yang menjadi ikhtiar penting agar perjalanan berlangsung aman dan nyaman.

Doa Sebelum Keberangkatan Mudik

Sebelum berangkat, Sahabat Muslim dapat membaca doa agar perjalanan diberi kelancaran dan perlindungan oleh Allah SWT. Salah satu doa yang diajarkan Rasulullah adalah:

“Bismillahi tawakkaltu ‘alallah, laa hawla wa laa quwwata illa billah.”

Artinya: “Dengan nama Allah, aku bertawakal kepada-Nya. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.” (HR. Abu Dawud)

Doa ini mengajarkan pentingnya berserah diri kepada Allah atas segala hal yang mungkin terjadi di perjalanan. Selain itu, Rasulullah juga menganjurkan agar orang yang hendak bepergian didoakan dan dititipkan kepada Allah.

Baca Juga: Ketentuan Zakat Fitrah 2025

Doa di Dalam Kendaraan

Saat sudah berada di dalam kendaraan, baik itu mobil, bus, kereta, kapal, atau pesawat, dianjurkan untuk membaca doa berikut:

“Subhanalladzi sakhkhara lana hadza wama kunna lahu muqrinin, wa inna ila rabbina lamunqalibun.”

Artinya: “Mahasuci Tuhan yang menundukkan kendaraan ini bagi kami, padahal sebelumnya kami tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.”

Doa ini sebagai ungkapan syukur atas kemudahan perjalanan yang diberikan oleh Allah sekaligus pengingat bahwa segala sesuatu pada akhirnya akan kembali kepada-Nya.

Doa di Perjalanan Mudik

Sumber Gambar: Freepik.com

Sahabat Muslim juga dianjurkan untuk membaca doa agar dilindungi dari berbagai bahaya selama perjalanan jauh. Salah satu doa yang bisa dipanjatkan adalah:

“Allahumma al-taf bi fi taysiri kulli ‘asiirin, fa inna taysira kulli ‘asiirin ‘alaika yasiir, wa as’aluka al-yusra wa al-ma’afata fi al-dunya wa al-akhirah.”

Artinya: “Ya Allah, berikanlah kasih sayang-Mu padaku dalam memudahkan setiap kesulitan, karena memudahkan setiap kesulitan bagi-Mu adalah mudah, dan aku memohon kemudahan serta keampunan di dunia dan akhirat.”

Doa ini dipanjatkan agar perjalanan yang ditempuh berjalan lancar, terhindar dari kesulitan, serta senantiasa dalam lindungan Allah SWT.

Baca Juga: Masjid Tertua di Indonesia yang Menyimpan Sejarah Peradaban Islam

Doa Tiba di Tujuan

Setelah tiba di tempat tujuan dengan selamat, dianjurkan untuk membaca doa sebagai ungkapan rasa syukur:

“Allaahumma innii as aluka khairohaa wakhairo ahlihaa wakhairo maa fiihaa wa a’uudzubika min syarrihaa wa syarri ahlihaa wa syarri maa fiihaa.”

Artinya: “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kebaikan negeri ini, kebaikan penduduknya, dan kebaikan yang ada di dalamnya. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan negeri ini, keburukan penduduknya, dan keburukan yang ada di dalamnya.”

Doa ini menjadi bentuk permohonan agar tempat yang disinggahi membawa keberkahan serta perlindungan dari segala keburukan.

Referensi:

https://www.liputan6.com/hot/read/5957187/doa-perjalanan-jauh-agar-selamat-baca-sebelum-mudik-lebaran?page=6

https://kumparan.com/berita-hari-ini/4-doa-berangkat-mudik-agar-selamat-sampai-tujuan-22UGokdKSfm/full

7 Masjid Tertua di Indonesia yang Menyimpan Sejarah Peradaban Islam

Masjid menjadi salah satu bukti nyata perkembangan Islam di Indonesia. Beberapa di antaranya telah berdiri selama ratusan tahun, sejak awal kedatangan Islam di Indonesia. Para sejarawan memperkirakan Islam mulai masuk ke wilayah ini sekitar abad ke-7, sementara sumber lain meyakini penyebarannya baru meluas pada abad ke-13. 

Keberadaan masjid-masjid tua ini tidak hanya menjadi saksi sejarah, tetapi juga bukti kuatnya pengaruh Islam dalam budaya dan kehidupan masyarakat. Lantas, masjid mana saja yang termasuk dalam daftar tertua di Indonesia? Sahabat Muslim dapat simak selengkapnya dalam artikel di bawah ini!

1. Masjid Saka Tunggal (Banyumas)

Masjid Saka Tunggal di Banyumas didirikan pada tahun 1288 dan dikenal sebagai masjid tertua di Indonesia. Bangunannya berukuran sederhana, sekitar 10×10 meter, dan terbuat dari gaba-gaba atau pelepah sagu dengan atap rumbia. 

Keberadaan masjid ini menjadi saksi sejarah penyebaran Islam di Indonesia, khususnya sebelum era Wali Songo. Masjid ini juga dipercaya menyimpan banyak mushaf Al-Qur’an tertua di Indonesia, menambah nilai sejarah dan keagamaannya.

Baca Juga: Pesona Masjid Wakaf yang Menjadi Jejak Peradaban Islam di Indonesia

2. Masjid Wapauwe (Maluku Tengah)

Sumber Gambar: kompas.com

Salah satu masjid tertua di Indonesia adalah Masjid Wapauwe yang didirikan pada tahun 1414 dan diperkirakan telah berusia lebih dari 600 tahun. Awalnya, masjid ini bernama Masjid Wawame karena berada di Lereng Gunung Wawane. 

Namun, lokasinya berpindah ke Kampung Tahala pada tahun 1614, lalu pada tahun 1646 kembali dipindahkan ke lokasi saat ini di Kaitetu. Keunikan dari masjid ini adalah konstruksinya yang dibuat dari kayu tanpa menggunakan paku, sehingga bangunannya mudah dibongkar dan dipasang kembali. 

3. Masjid Agung Sang Cipta Rasa (Cirebon)

Sumber Gambar: romansabandung.com

Masjid Agung Sang Cipta Rasa, juga dikenal sebagai Masjid Agung Cirebon atau Masjid Sunan Gunung Jati dibangun pada 1498 di masa pemerintahan Sunan Gunung Jati. Masjid ini merupakan peninggalan Kerajaan Cirebon dan telah berusia lebih dari 500 tahun.

Salah satu ciri khas masjid ini adalah saka guru atau tiang utama yang dibuat dari pecahan kayu kecil atau tatal yang disusun menjadi satu. Tiang ini merupakan hasil karya Sunan Kalijaga yang melambangkan semangat persatuan dan gotong royong dalam ajaran Islam.

4. Masjid Agung Demak (Demak)

Sumber Gambar: googleapis.com

Masjid Agung Demak didirikan pada tahun 1474, menjadikannya salah satu masjid tertua di Indonesia dengan usia lebih dari 550 tahun. Masjid ini berdiri pada masa Kerajaan Demak, kerajaan Islam pertama di Jawa, sehingga berperan penting dalam penyebaran Islam di wilayah tersebut.

Dari segi arsitektur, Masjid Agung Demak mengusung gaya tradisional Jawa. Atap masjid ini berbentuk limas bersusun tiga. Bentuk atap tersebut memiliki makna mendalam yang mencerminkan tiga prinsip utama dalam ajaran Islam, yaitu iman, Islam, dan ihsan.

Baca Juga: Arti Marhaban ya Ramadhan dan Hukumnya Menurut Syariat Islam

5. Masjid Menara Kudus (Kudus)

Sumber Gambar: googleapis.com

Masjid Menara Kudus atau Masjid Al Aqsa Menarat Qudus didirikan oleh Sunan Kudus pada tahun 1549 dan telah berusia 476 tahun. Keunikan masjid tertua di Indonesia lainnya ini terletak pada menaranya yang menyerupai candi, mencerminkan akulturasi budaya Hindu-Buddha dan Islam pada masa itu. 

Di dalam kompleks masjid, terdapat makam Sunan Kudus atau Ja’far Shadiq, salah satu anggota Wali Songo. Hingga kini, Masjid Menara Kudus masih digunakan untuk beribadah dan menjadi tujuan ziarah umat Muslim dari berbagai daerah di Indonesia. 

6. Masjid Raya Baiturrahman (Aceh)

Sumber Gambar: duniamasjid.islamic-center.or.id

Masjid Baiturrahman yang juga dikenal sebagai Masjid Raya Baiturrahman atau Masjid Kesultanan Aceh awalnya dibangun pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda pada tahun 1612. Ada juga yang meyakini bahwa bangunan aslinya telah ada sejak 1292 oleh Sultan Alaidin Mahmudsyah.

Pada tahun 1879, setelah mengalami kerusakan akibat konflik, Belanda membangun kembali masjid ini sebagai upaya meredam kemarahan rakyat Aceh hingga selesai pada 27 Desember 1881. Kini, Masjid Baiturrahman menjadi simbol keagamaan, budaya, semangat perjuangan, dan nasionalisme masyarakat Aceh.

7. Masjid Istiqlal (Jakarta)

Sumber Gambar: beritanasional.com

Masjid Istiqlal merupakan masjid nasional Indonesia yang berlokasi di Jakarta Pusat. Dibangun pada tahun 1978 dan rampung pada 1987, masjid ini menjadi yang terbesar di Indonesia. Desainnya mengusung arsitektur modern dengan sentuhan tradisional Indonesia.

Dengan luas mencapai 9,5 hektar, Masjid Istiqlal mampu menampung hingga 120.000 jamaah. Selain berfungsi sebagai tempat ibadah, masjid ini juga menjadi simbol kemerdekaan dan kerukunan antarumat beragama di Indonesia. 

Referensi:

https://travel.kompas.com/read/2023/03/27/135000427/10-masjid-tertua-di-indonesia-usianya-mencapai-ratusan-tahun-?page=all

https://www.insertlive.com/lifestyle/20231029162545-210-322707/inilah-12-masjid-tertua-di-indonesia

7 Golongan yang Boleh Tidak Berpuasa Saat Ramadhan

Puasa Ramadhan adalah kewajiban bagi umat Muslim yang telah memenuhi syarat tertentu. Namun, dalam ajaran Islam, terdapat keringanan bagi beberapa golongan yang mengalami kondisi tertentu sehingga diperbolehkan untuk tidak berpuasa. Hal ini bertujuan agar ibadah tetap bisa dijalankan tanpa membahayakan kesehatan atau kesejahteraan seseorang.

Meskipun tidak berpuasa, mereka tetap memiliki ketentuan yang harus dipenuhi, seperti mengganti puasa di hari lain atau membayar fidyah. Simak penjelasan lengkapnya dalam artikel berikut!

1. Anak-anak yang Belum Mencapai Usia Baligh

Puasa menjadi kewajiban bagi setiap Muslim yang telah mencapai usia baligh. Anak-anak yang belum baligh tidak diwajibkan untuk berpuasa karena fisik dan mental mereka masih dalam tahap perkembangan. Meskipun demikian, mereka bisa mulai dilatih berpuasa secara bertahap sebagai bagian dari pembelajaran agama.

Baca Juga: Cara Mendidik Anak Menurut Islam

2. Wanita yang Sedang Menstruasi

Dalam Islam, wanita yang sedang mengalami menstruasi dilarang untuk berpuasa. Hal ini bertujuan untuk menjaga kesehatan mereka selama siklus haid berlangsung. Setelah Ramadhan, Sahabat Muslim diwajibkan untuk mengganti puasa di hari lain sesuai dengan jumlah hari yang ditinggalkan.

3. Kehilangan Kesadaran atau Gangguan Mental

Seseorang yang kehilangan kesadaran, mengalami gangguan mental, atau kondisi serupa yang membuatnya tidak mampu menjalankan ibadah dengan baik tidak diwajibkan berpuasa. Sahabat Muslim yang memiliki gangguan mental permanen juga tidak perlu mengganti puasa, sedangkan bagi yang bersifat sementara, puasa bisa diganti saat kondisinya membaik.

4. Lansia dengan Kondisi Fisik Lemah

Orang tua yang sudah lanjut usia dan memiliki kondisi fisik yang lemah diperbolehkan untuk tidak berpuasa. Jika kondisi mereka tidak memungkinkan untuk mengganti puasa di hari lain, maka mereka bisa membayar fidyah, yaitu memberi makan kepada orang miskin sebagai pengganti kewajiban puasa.

5. Penderita Penyakit

Golongan yang diperbolehkan tidak puasa lainnya adalah orang yang sedang sakit. Jika penyakitnya bersifat sementara, maka puasa dapat diganti setelah sembuh. Namun, bagi penderita penyakit kronis yang tidak memungkinkan untuk berpuasa sama sekali, mereka dapat membayar fidyah sebagai gantinya.

Baca Juga: Ciri-ciri Orang Terkena Penyakit Ain

6. Ibu Menyusui

Ibu menyusui boleh tidak berpuasa jika khawatir kondisi kesehatannya atau bayinya akan terganggu akibat puasa. Setelah Ramadhan, Sahabat Muslim bisa mengganti puasa di hari lain ketika kondisinya sudah memungkinkan atau membayar fidyah jika tidak mampu menjalankannya.

7. Wanita Hamil

Wanita hamil yang khawatir puasa akan berdampak buruk pada kesehatannya atau janin dalam kandungannya menjadi salah satu golongan yang boleh tidak puasa. Setelah melahirkan dan dalam kondisi yang memungkinkan, mereka dapat mengganti puasa atau membayar fidyah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Referensi:

https://news.detik.com/berita/d-7244920/7-golongan-yang-diperbolehkan-tidak-puasa-ramadan-ini-penjelasannya

Ketentuan Zakat Fitrah 2025 dan Waktu Pembayaran Sesuai Anjuran BAZNAS RI

Zakat fitrah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu untuk ditunaikan sebelum Hari Raya Idul Fitri. Pembayaran zakat ini bertujuan untuk menyucikan jiwa setelah menjalani ibadah puasa serta membantu mereka yang kurang mampu agar dapat merayakan Idul Fitri dengan lebih baik.

BAZNAS juga memberikan panduan mengenai waktu pembayaran zakat fitrah 2025. Oleh karena itu, Sahabat Muslim dapat simak artikel ini untuk mengetahui besaran zakat fitrah sesuai ketentuan yang telah ditetapkan demi keberkahan dan kelancaran ibadah.

Berapa Besaran Zakat Fitrah 2025?

BAZNAS RI telah menetapkan besaran zakat fitrah tahun 2025 yang wajib dibayarkan setiap Sahabat Muslim, yaitu Rp47 ribu atau setara dengan 2,5 kg atau 3,5 liter beras premium untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Selain itu, nilai fidyah juga ditetapkan sebesar Rp60 ribu per jiwa per hari.

Keputusan ini mungkin berdampak bagi sebagian masyarakat, namun langkah ini diambil untuk memastikan bahwa kewajiban zakat fitrah dapat dipenuhi dengan tepat sesuai ketentuan syariat Islam.

Baca Juga: Syarat Wajib Zakat Penghasilan

Kapan Waktu Pembayaran Zakat Fitrah 2025 yang Tepat?

BAZNAS RI telah menetapkan waktu pembayaran zakat fitrah 2025 yang dianjurkan agar sesuai dengan ketentuan syariat. Berikut adalah beberapa waktu yang tepat untuk membayar zakat fitrah

Sepanjang Bulan Ramadhan

Umat Islam diperbolehkan membayar zakat fitrah kapan saja selama bulan Ramadhan, baik di awal, pertengahan, maupun menjelang akhir bulan. Namun, pembayaran zakat tidak boleh dilakukan sebelum bulan Ramadhan tiba.

Malam Takbiran atau Setelah Matahari Terbenam di Akhir Ramadhan

Zakat fitrah juga dapat ditunaikan setelah matahari terakhir di bulan Ramadhan terbenam atau saat malam takbiran. Hal ini sesuai dengan hadits Ibnu Umar yang menyebut bahwa Nabi Muhammad SAW menganjurkan pembayaran zakat fitrah sebelum pelaksanaan salat Id.

Sebelum Salat Idul Fitri

Waktu terbaik untuk membayar zakat fitrah adalah sebelum salat Idul Fitri dilaksanakan pada pagi hari raya. Jika zakat dibayarkan setelah salat Id, maka tidak lagi dihitung sebagai zakat fitrah, melainkan hanya sebagai sedekah biasa.

Baca Juga: Hukum Aqiqah di Bulan Ramadhan

Tunaikan Zakat Fitrah 2025 dengan Aman Melalui ArahMuslim

Menunaikan zakat fitrah tepat waktu adalah kewajiban setiap Muslim untuk menyempurnakan ibadah di bulan Ramadhan. Dengan membayar zakat fitrah, Sahabat Muslim tidak hanya membersihkan jiwa dan menyempurnakan puasa, tetapi juga dapat merayakan Idul Fitri dengan lebih bahagia.

Untuk kemudahan dan kenyamanan, Sahabat Muslim dapat menunaikan zakat fitrah melalui aplikasi ArahMuslim. Dengan sistem pembayaran yang aman, transparan, dan sesuai syariat, aplikasi ini memastikan zakat diterima dan disalurkan dengan tepat. Tunaikan zakat fitrah 2025 sekarang melalui ArahMuslim dan raih berkah Ramadhan dengan berbagi kepada sesama!

Referensi:

https://baznas.go.id/news-show/BAZNAS_RI_Tetapkan_Zakat_Fitrah_2025_Rp47_Ribu/2930