Ketentuan Zakat Fitrah 2025 dan Waktu Pembayaran Sesuai Anjuran BAZNAS RI

Zakat fitrah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu untuk ditunaikan sebelum Hari Raya Idul Fitri. Pembayaran zakat ini bertujuan untuk menyucikan jiwa setelah menjalani ibadah puasa serta membantu mereka yang kurang mampu agar dapat merayakan Idul Fitri dengan lebih baik.

BAZNAS juga memberikan panduan mengenai waktu pembayaran zakat fitrah 2025. Oleh karena itu, Sahabat Muslim dapat simak artikel ini untuk mengetahui besaran zakat fitrah sesuai ketentuan yang telah ditetapkan demi keberkahan dan kelancaran ibadah.

Berapa Besaran Zakat Fitrah 2025?

BAZNAS RI telah menetapkan besaran zakat fitrah tahun 2025 yang wajib dibayarkan setiap Sahabat Muslim, yaitu Rp47 ribu atau setara dengan 2,5 kg atau 3,5 liter beras premium untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Selain itu, nilai fidyah juga ditetapkan sebesar Rp60 ribu per jiwa per hari.

Keputusan ini mungkin berdampak bagi sebagian masyarakat, namun langkah ini diambil untuk memastikan bahwa kewajiban zakat fitrah dapat dipenuhi dengan tepat sesuai ketentuan syariat Islam.

Baca Juga: Syarat Wajib Zakat Penghasilan

Kapan Waktu Pembayaran Zakat Fitrah 2025 yang Tepat?

BAZNAS RI telah menetapkan waktu pembayaran zakat fitrah 2025 yang dianjurkan agar sesuai dengan ketentuan syariat. Berikut adalah beberapa waktu yang tepat untuk membayar zakat fitrah

Sepanjang Bulan Ramadhan

Umat Islam diperbolehkan membayar zakat fitrah kapan saja selama bulan Ramadhan, baik di awal, pertengahan, maupun menjelang akhir bulan. Namun, pembayaran zakat tidak boleh dilakukan sebelum bulan Ramadhan tiba.

Malam Takbiran atau Setelah Matahari Terbenam di Akhir Ramadhan

Zakat fitrah juga dapat ditunaikan setelah matahari terakhir di bulan Ramadhan terbenam atau saat malam takbiran. Hal ini sesuai dengan hadits Ibnu Umar yang menyebut bahwa Nabi Muhammad SAW menganjurkan pembayaran zakat fitrah sebelum pelaksanaan salat Id.

Sebelum Salat Idul Fitri

Waktu terbaik untuk membayar zakat fitrah adalah sebelum salat Idul Fitri dilaksanakan pada pagi hari raya. Jika zakat dibayarkan setelah salat Id, maka tidak lagi dihitung sebagai zakat fitrah, melainkan hanya sebagai sedekah biasa.

Baca Juga: Hukum Aqiqah di Bulan Ramadhan

Tunaikan Zakat Fitrah 2025 dengan Aman Melalui ArahMuslim

Menunaikan zakat fitrah tepat waktu adalah kewajiban setiap Muslim untuk menyempurnakan ibadah di bulan Ramadhan. Dengan membayar zakat fitrah, Sahabat Muslim tidak hanya membersihkan jiwa dan menyempurnakan puasa, tetapi juga dapat merayakan Idul Fitri dengan lebih bahagia.

Untuk kemudahan dan kenyamanan, Sahabat Muslim dapat menunaikan zakat fitrah melalui aplikasi ArahMuslim. Dengan sistem pembayaran yang aman, transparan, dan sesuai syariat, aplikasi ini memastikan zakat diterima dan disalurkan dengan tepat. Tunaikan zakat fitrah 2025 sekarang melalui ArahMuslim dan raih berkah Ramadhan dengan berbagi kepada sesama!

Referensi:

https://baznas.go.id/news-show/BAZNAS_RI_Tetapkan_Zakat_Fitrah_2025_Rp47_Ribu/2930

KALAM (Kajian Lentera ArahMuslim) – Bulan Ramadan: Bulan yang Tepat untuk Memperbaiki & Evaluasi Diri bersama Ust. Asep Mas Dinar, Lc.

ArahMuslim mengadakan sebuah program yang bernama KALAM (Kajian Lentera ArahMuslim) dengan tema “Bulan Ramadan: Bulan yang Tepat untuk Memperbaiki & Evaluasi Diri”. Acara ini akan menghadirkan Ust. Asep Mas Dinar, Lc., seorang Pimpinan Pondok Pesantren Annajahul Islamy, untuk memberikan pencerahan dan tips agar Ramadan kali ini lebih bermakna.

InsyaAllah KALAM akan menjadi program reguler ArahMuslim, tak hanya di Bulan Ramadan. 

Detail Acara KALAM (Kajian Lentera ArahMuslim)

📆 Hari/Tanggal: Rabu, 12 Maret 2025
📍 Lokasi: Online – YouTube ArahMuslim
🎤 Pembicara: Ust. Asep Mas Dinar, Lc. 

Ikuti Kajian & Maksimalkan Ramadanmu!

Semoga kajian ini menjadi wasilah untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah dan menjadikan Ramadan tahun ini lebih bermakna. Aamiin! 

Jangan lupa Subscribe, Comment, Like, Share ya!🤲✨

7 Manfaat Teknologi dalam Mempermudah Ibadah di Bulan Ramadhan

Di era digital, teknologi semakin berperan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam menjalankan ibadah selama bulan Ramadhan. Dengan memanfaatkan teknologi, ibadah dapat dilakukan dengan lebih mudah dan efisien, tanpa terhalang oleh kesibukan sehari-hari.

Selain itu, teknologi juga membantu dalam mempererat nilai-nilai keislaman, baik dalam keluarga maupun di lingkungan sosial. Oleh karena itu, simak artikel ini untuk mengetahui beberapa manfaat teknologi dalam mendukung ibadah dan meningkatkan ketakwaan selama bulan Ramadhan.

1. Mengingatkan jadwal sholat

Teknologi mempermudah umat Muslim dalam menjaga ketepatan waktu sholat dengan adanya aplikasi pengingat yang otomatis menyesuaikan jadwal sesuai lokasi. Aplikasi seperti ini juga dilengkapi dengan fitur adzan yang membantu pengguna untuk lebih disiplin dalam menjalankan ibadah.

Baca Juga: Daftar Website Terbaik yang Membantu Pekerjaan Anda Lebih Efisien

2. Sumber inspirasi menu berbuka dan sahur

Menyiapkan hidangan berbuka dan sahur yang sehat dan bergizi bisa menjadi tantangan, terutama bagi Anda yang memiliki keterbatasan waktu. Kini tersedia berbagai aplikasi dan situs yang menyediakan rekomendasi menu berbuka dan sahur yang praktis, lezat, dan bernutrisi.

3. Mempermudah berbagi rezeki kepada sesama

Platform donasi online dan layanan zakat digital memungkinkan berbagi rezeki dengan mudah dan cepat. Dengan transparansi penyaluran dana, umat Muslim dapat menunaikan kewajiban sosialnya tanpa kendala.

4. Mempererat hubungan dengan Al-Qur’an

Aplikasi Al-Qur’an digital mempermudah akses kapan saja dan di mana saja dengan terjemahan dan tafsir yang lengkap. Fitur audio juga membantu Anda yang ingin mendalami bacaan atau mendengar lantunan ayat suci.

Baca Juga: Rekomendasi Buku yang Perlu Dibaca oleh Calon Pengusaha

5. Mengajarkan nilai-nilai Islam kepada anak

Aplikasi edukasi Islami, cerita interaktif, dan video pembelajaran menjadi sarana efektif dalam mengenalkan nilai-nilai Islam kepada anak. Dengan cara yang menarik, anak-anak lebih mudah memahami dan mencintai ajaran agama.

6. Menyediakan wawasan dan ilmu keislaman

Banyak platform digital menyediakan e-book, artikel, dan kelas daring tentang Islam, sehingga dapat membantu umat Muslim untuk terus belajar. Dengan akses yang mudah ke sumber terpercaya, Anda dapat memperdalam ilmu keislaman kapan saja.

7. Mendukung akses kajian Islam secara praktis

Melalui streaming kajian atau podcast Islami, umat Muslim bisa mendapatkan ceramah dari ulama tanpa harus hadir langsung. Hal ini memberikan fleksibilitas dalam menambah ilmu agama di sela kesibukan Ramadhan.

Referensi:

https://www.liputan6.com/islami/read/3548623/teknologi-dan-9-manfaatnya-untuk-mendukung-ibadah-selama-ramadan

Hukum Aqiqah di Bulan Ramadhan, serta Keutamaan dan Prosesnya

Aqiqah merupakan ibadah sunnah yang dianjurkan dalam Islam sebagai wujud syukur atas kelahiran seorang anak. Pelaksanaannya biasanya dilakukan pada hari ketujuh, keempat belas, atau kedua puluh satu setelah kelahiran. Namun, bagaimana jika aqiqah dilaksanakan di bulan Ramadhan? 

Banyak Sahabat Muslim memilih bulan suci ini karena diyakini membawa keberkahan lebih besar, selain juga bertepatan dengan momen ibadah yang penuh ampunan dan kebaikan. Untuk memahami lebih lanjut tentang hukum, keutamaan, dan proses aqiqah di bulan Ramadhan, simak artikel berikut.

Apa Hukum Aqiqah di Bulan Ramadhan Menurut Islam?

Aqiqah di bulan Ramadhan berarti melaksanakan aqiqah bertepatan dengan bulan suci ini. Secara hukum, aqiqah dianjurkan pada hari ketujuh kelahiran, namun tetap sah dilakukan sebelum anak baligh. Setelah baligh, kewajiban ini gugur bagi orang tua, meski ada pendapat yang membolehkan anak melakukannya sendiri.

Keutamaan aqiqah di bulan Ramadhan adalah pahala yang berlipat ganda serta manfaat hidangan aqiqah untuk berbuka puasa. Memberi makan orang yang berpuasa juga termasuk amalan yang dianjurkan, sehingga aqiqah di bulan ini bisa menjadi ladang kebaikan tambahan.

Baca Juga: Arti Marhaban Ya Ramadhan dan Hukumnya Menurut Syariat Islam

Apa Saja Keutamaan Aqiqah di Bulan Ramadhan?

Aqiqah di bulan Ramadhan tidak hanya menjadi wujud syukur atas kelahiran anak, tetapi juga membawa beberapa keutamaan besar. Berikut adalah beberapa keutamaannya:

Keberkahan Pahala yang Berlimpah

Ramadhan dikenal sebagai bulan penuh rahmat, di mana setiap amal kebaikan mendapatkan ganjaran berlipat ganda. Menyelenggarakan aqiqah di bulan ini bukan hanya bentuk syukur atas kelahiran anak, tetapi juga kesempatan untuk meraih keberkahan yang lebih besar di bulan suci.

Berbagi di Waktu yang Tepat

Salah satu anjuran dalam aqiqah adalah membagikan daging sembelihan kepada keluarga dan kaum dhuafa. Di bulan Ramadhan, kebutuhan akan makanan, terutama untuk berbuka puasa, meningkat. Dengan melaksanakan aqiqah di bulan ini, orang tua dapat berbagi rezeki sekaligus membantu mereka yang membutuhkan.

Menambah Keimanan dan Ketakwaan

Aqiqah di bulan Ramadhan menjadi momen untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan niat yang tulus, pelaksanaannya dapat memberikan ketenangan hati, memperkuat iman, serta mendatangkan keberkahan dalam kehidupan keluarga.

Baca Juga: Syarat Wajib Zakat Penghasilan

Bagaimana Proses Melakukan Aqiqah di Bulan Ramadhan?

Sumber Gambar: Freepik.com

Melaksanakan aqiqah di bulan Ramadhan tidak jauh berbeda dengan aqiqah pada waktu lainnya. Aqiqah di bulan Ramadhan tidak hanya mengikuti sunnah Rasulullah SAW, tetapi juga mendatangkan pahala berlipat ganda. Berikut adalah tata cara aqiqah di bulan Ramadhan:

Tentukan Waktu yang Tepat

Aqiqah sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari agar daging dapat segera dimasak dan dibagikan sebelum waktu berbuka puasa.

Salurkan kepada yang Membutuhkan

Agar lebih bermanfaat, pastikan daging aqiqah diberikan kepada mereka yang benar-benar membutuhkan, seperti fakir miskin dan anak yatim.

Manfaatkan Layanan Aqiqah

Jika tidak bisa menyembelih sendiri, Sahabat Muslim dapat menggunakan layanan aqiqah profesional yang menyediakan paket lengkap, mulai dari pemilihan hewan hingga distribusi daging.

Rayakan Keistimewaan Aqiqah di Bulan Ramadhan Bersama ArahMuslim

Melaksanakan aqiqah di bulan Ramadhan adalah momen istimewa yang penuh berkah. Selain menjalankan sunnah Rasulullah SAW, ibadah ini juga menjadi kesempatan untuk berbagi dengan sesama di bulan yang penuh ampunan. 

Untuk memudahkan pelaksanaan aqiqah, ArahMuslim hadir dengan layanan profesional yang praktis dan terpercaya. Dari pemilihan hewan, penyembelihan sesuai syariat, hingga distribusi daging kepada yang berhak, semuanya ditangani dengan baik. 

Rayakan aqiqah di bulan Ramadhan melalui ArahMuslim untuk mewujudkan ibadah yang lebih berkah dan bermakna!

Referensi:

https://www.aqiqahnurulhayat.com/news/aqiqah-di-bulan-ramadhan-bagaimana-hukumnya

https://salamahaqiqah.com/aqiqah-di-bulan-ramadan

6 Dosa Sepele yang Dapat Mengurangi Pahala Puasa, Sahabat Muslim Wajib Tahu!

Puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga menjaga diri dari perbuatan yang dapat mengurangi pahala ibadah. Sayangnya, tanpa disadari, ada beberapa dosa sepele yang sering dilakukan saat berpuasa. Meskipun terlihat ringan, perbuatan ini bisa merusak nilai ibadah puasa dan menjauhkan dari keberkahan Ramadhan.

Sebagai Sahabat Muslim yang ingin meraih pahala maksimal, penting untuk lebih berhati-hati dalam menjaga sikap dan perkataan. Mari, simak 6 dosa sepele yang sering dilakukan tanpa sadar agar puasa tetap bernilai di sisi Allah.

1. Menggunjing Orang Lain

Rasulullah SAW menegaskan bahwa ghibah dapat menghilangkan pahala puasa karena orang yang berpuasa harus menahan diri dari segala bentuk dosa, termasuk dosa lisan. 

Allah SWT juga melarang keras perbuatan ini dalam QS. Al-Hujurat: 12, yang mengibaratkan ghibah seperti memakan daging saudara sendiri yang telah mati. Maka, menjaga lisan selama berpuasa sangat penting agar ibadah tetap bernilai dan penuh keberkahan.

Baca Juga: Amalan Penggugur Dosa Manusia

2. Berbuka dengan Makanan Haram

Berbuka puasa dengan makanan yang haram dapat menyebabkan hilangnya pahala puasa. Makanan haram mencakup hasil curian atau sesuatu yang dianggap najis dalam ajaran Islam.

Selain merusak nilai ibadah, mengonsumsi makanan haram juga dapat melemahkan semangat dalam beribadah, bahkan membuat seseorang lebih mudah meninggalkannya. (Habib Zain bin Smith, al-Fawaidul Mukhtarah li Saliki Tariqil Akhirah, h. 587).

3. Berbohong

Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan selalu mengerjakannya, maka Allah tidak akan memedulikan puasanya.” (HR. Bukhari). Hadis ini menegaskan bahwa berbohong tidak hanya dosa, tetapi juga dapat menghilangkan pahala puasa karena bertentangan dengan esensi ibadah ini.

Bahkan, dalam hadis lain disebutkan bahwa dosa berbohong lebih sulit diampuni dibanding zina, kecuali orang yang digunjingkan memberikan maaf. Hal ini menunjukkan bahwa menjaga kejujuran dan menghindari kebohongan saat berpuasa sangat penting agar ibadah tetap bernilai di sisi Allah.

4. Bersikap Riya

Puasa yang dilakukan dengan niat mencari pujian atau merasa lebih baik dari orang lain dapat merusak nilai ibadah tersebut.

Selain menghilangkan pahala, sifat riya juga termasuk dalam perbuatan syirik. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang berpuasa namun ia riya, maka dia telah berbuat syirik.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Thabrani).

Baca juga: Arti Marhaban Ya Ramadhan dan Hukumnya Menurut Syariat Islam

5. Mengucapkan Kata Kasar

Rasulullah SAW bersabda, “Bila kalian berpuasa, janganlah berbuat rafats.” (HR. Bukhari). Rafats mencakup segala bentuk maksiat, termasuk perkataan kasar dan tidak pantas.

Mengumpat atau berkata kotor tidak hanya merusak hubungan sosial, tetapi juga menunjukkan kurangnya pengendalian diri. Puasa seharusnya menjadi momen untuk melatih kesabaran dan ketakwaan, sehingga menjaga lisan dari ucapan buruk sangat penting agar ibadah tetap bernilai di sisi Allah SWT.

6. Melakukan Adu Domba

Mengadu domba adalah tindakan yang dapat merusak hubungan antara individu maupun kelompok.

Mereka yang menyebarkan fitnah dan menghasut orang lain agar bertikai termasuk dalam golongan yang dicela dalam Islam. 

Selain menghilangkan pahala puasa, perbuatan ini juga berdampak negatif pada kehidupan sosial. Oleh karena itu, mari jadikan Ramadhan sebagai momen untuk memperbaiki diri dengan menjaga lisan, perbuatan, dan niat agar puasa Sahabat Muslim benar-benar mendatangkan berkah dan ampunan.

Referensi:

https://jabar.nu.or.id/ubudiyah/dosa-sepele-yang-dapat-menghilangkan-pahala-puasa-fqFr0

https://www.detik.com/jateng/berita/d-7807917/6-hal-yang-mengurangi-pahala-puasa-muslim-wajib-tahu

KALAM (Kajian Lentera ArahMuslim) – Bagaimana Meningkatkan Kualitas Ibadah di Bulan Ramadan? Bersama Ust. Sutan Al Wanda

ArahMuslim mengadakan sebuah program yang bernama KALAM (Kajian Lentera ArahMuslim) dengan tema “Bagaimana Meningkatkan Kualitas Ibadah di Bulan Ramadan?”. Acara ini akan menghadirkan Ust. Sutan Al Wanda, seorang Da’i Muda Islam Cinta Indonesia, untuk memberikan pencerahan dan tips agar Ramadan kali ini lebih bermakna.

InsyaAllah KALAM akan menjadi program reguler ArahMuslim, tak hanya di Bulan Ramadan. 

Detail Acara KALAM (Kajian Lentera ArahMuslim)

📆 Hari/Tanggal: Rabu, 5 Maret 2025
📍 Lokasi: Online – YouTube ArahMuslim
🎤 Pembicara: Ust. Sutan Al Wanda (Da’i Muda Islam Cinta Indonesia)

Ikuti Kajian & Maksimalkan Ramadanmu!

Semoga kajian ini menjadi wasilah untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah dan menjadikan Ramadan tahun ini lebih bermakna. Aamiin! 

Jangan lupa Subscribe, Comment, Like, Share ya!🤲✨

6 Negara yang Ramah untuk Wisatawan Muslim

Menemukan destinasi wisata yang ramah bagi wisatawan Muslim bisa menjadi tantangan tersendiri, terutama dalam hal ketersediaan makanan halal, tempat ibadah, dan lingkungan yang nyaman. 

Bagi Sahabat Muslim yang ingin bepergian tanpa khawatir soal makanan halal dan tempat sholat, ada beberapa negara yang dikenal ramah bagi wisatawan Muslim. Simak daftar negara ramah Muslim yang bisa jadi destinasi wisata di bawah ini!

1. Inggris

Salah satu negara ramah Muslim adalah Inggris dengan banyaknya masjid dan lembaga pendidikan Islam yang mendukung kebutuhan komunitas Muslim. Pemerintah setempat juga berupaya mengintegrasikan komunitas Muslim ke dalam masyarakat melalui layanan sosial dan pendidikan yang sesuai. 

Dalam sektor pariwisata, Inggris menyediakan berbagai fasilitas ramah Muslim, seperti restoran halal, akomodasi yang sesuai dengan prinsip syariah, serta destinasi wisata yang menarik. 

2. Taiwan

Sumber Gambar: freepik.com

Taiwan menjadi salah satu destinasi yang ideal bagi wisatawan Muslim dengan banyaknya restoran bersertifikasi halal, serta fasilitas ibadah seperti mushola di bandara dan stasiun. 

Negara ini juga menyediakan situs web khusus yang memuat informasi lengkap mengenai restoran halal, akomodasi ramah Muslim, lokasi masjid, hingga tempat wisata yang cocok bagi turis Muslim. 

3. Korea Selatan

Sumber Gambar: freepik.com

Korea Selatan menjadi destinasi favorit wisatawan Muslim berkat keindahan tempat wisatanya dan fasilitas yang semakin ramah Muslim. Jumlah masjid terus bertambah, terutama di kota besar seperti Seoul, Busan, dan Incheon, serta banyak universitas dan tempat wisata yang menyediakan ruang sholat. 

Selain itu, restoran halal kini lebih mudah ditemukan, terutama di area wisata, dengan sertifikasi halal dari Korea Muslim Federation (KMF) yang membantu wisatawan memilih makanan yang sesuai.

4. Jerman

Sumber Gambar: freepik.com

Meskipun bukan negara mayoritas Muslim, Jerman menyediakan banyak masjid, restoran halal, dan toko bahan makanan halal yang memudahkan wisatawan Muslim dalam beribadah dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

Pemerintah Jerman juga mendukung komunitas Muslim dengan mendanai pembangunan masjid serta sekolah Islam, sekaligus berupaya memerangi Islamofobia dan diskriminasi.

5. India

Sumber Gambar: freepk.com

India, meskipun mayoritas beragama Hindu, memiliki populasi Muslim yang besar, mencapai lebih dari 180 juta jiwa, sehingga menjadikannya sebagai salah satu negara yang ramah bagi wisatawan Muslim. 

Selain itu, di berbagai kota besar terdapat banyak masjid, restoran halal, dan hotel dengan fasilitas ramah Muslim. Hal ini dapat memudahkan wisatawan dalam beribadah, menikmati makanan halal, dan mendapatkan akomodasi yang nyaman.

6. Singapura

Sumber Gambar: freepik.com

Singapura, sebagai negara multikultural, memiliki banyak masjid dan mushola yang tersebar di berbagai wilayah. Salah satu yang terbesar adalah Masjid Sultan di kawasan Kampong Glam. 

Restoran halal juga mudah dijumpai, terutama di daerah wisata dan Chinatown. Selain itu, banyak hotel dan tempat wisata telah menyediakan fasilitas ramah Muslim, seperti ruang sholat, tempat wudhu, dan pilihan makanan halal.

Dengan berbagai fasilitas ramah Muslim, keenam negara di atas menjadi destinasi yang nyaman bagi wisatawan Muslim. Jadi, jika Sahabat Muslim ingin liburan tanpa khawatir soal makanan halal dan tempat ibadah, negara-negara ini bisa jadi pilihan tepat. 

Referensi:

https://www.cheria-travel.com/2024/03/ini-10-destinasi-negara-ramah-muslim-di.html

https://www.fimela.com/lifestyle/read/5875342/5-negara-yang-ramah-dikunjungi-turis-muslim?page=6

5 Pesona Masjid Wakaf yang Menjadi Jejak Peradaban Islam di Indonesia

Masjid wakaf memiliki peran penting dalam perkembangan peradaban Islam di Indonesia. Sebagai tempat ibadah yang dibangun dari hasil wakaf umat, masjid-masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai pusat keagamaan, tetapi juga menjadi pusat pendidikan, sosial, dan budaya. 

Keberadaannya mencerminkan semangat gotong royong dan kepedulian umat Islam dalam menjaga nilai-nilai keislaman kepada generasi berikutnya. Selain memiliki nilai historis yang tinggi, masjid wakaf juga menyimpan keindahan arsitektur yang khas dan menjadi saksi bisu perjalanan dakwah Islam di tanah air. 

Ingin tahu lebih lanjut tentang pesona masjid wakaf dan perannya dalam peradaban Islam di Indonesia? Sahabat Muslim dapat simak ulasan lengkapnya dalam artikel ini!

1. Masjid Agung Al-Falah, Jambi

Masjid Al-Falah, yang dikenal sebagai “Masjid Seribu Tiang,” berdiri di atas tanah wakaf Sultan Thaha Syaifudin. Dibangun sejak 1971 dengan nuansa khas Melayu, masjid ini awalnya merupakan Istana Tanah Pilih sebelum dihancurkan oleh Belanda pada 1895. 

Dengan luas 6.400 meter persegi, masjid wakaf ini mampu menampung 10.000 jamaah. Arsitekturnya yang megah serta pondasi tahan gempa menjadikannya ikon keislaman yang menarik bagi wisatawan dan tempat ibadah yang nyaman bagi masyarakat.

Baca Juga: Arti Marhaban ya Ramadhan dan Hukumnya Menurut Syariat Islam

2. Masjid Agung Kauman, Yogyakarta

Sumber Gambar: asset.kompas.com

Masjid Agung Gedhe Kauman di Yogyakarta merupakan simbol kerajaan Islam yang dibangun pada 29 Mei 1773 M oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I dan Kyai Fakih Ibrahim. Arsitekturnya dirancang oleh Kiai Wiryokusumo.

Salah satu pesona masjid wakaf ini mencerminkan warisan budaya Islam-Jawa dengan tata ruang khas kerajaan, berdiri dekat keraton di sisi barat Alun-Alun Utara, tak jauh dari Pasar Beringharjo.

3. Masjid Agung Demak, Demak

Sumber Gambar: joglojateng.com

Masjid Demak, wakaf dari Raden Fatah pada abad ke-15 M, dibangun dengan bantuan Walisongo. Masjid ini menjadi salah satu yang tertua di Indonesia dan berperan dalam penyebaran Islam di Jawa. Arsitekturnya khas dengan atap limas yang melambangkan iman, Islam, dan ihsan.

Nuansa tradisional masih terasa meski telah direnovasi. Salah satu ciri khasnya adalah pintu Lawang Bledeg, yang kini replikanya dipasang sementara aslinya disimpan di Museum Masjid Agung Demak. Selain tempat ibadah, masjid ini juga menjadi pusat edukasi sejarah dan budaya Islam.

4. Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang

Sumber Gambar: upload.wikimedia.org

Masjid Agung Jawa Tengah dibangun di atas tanah wakaf Ki Ageng Panandaran II, Bupati Semarang pertama. Masjid yang menjadi salah satu yang terbesar di Indonesia ini memiliki enam payung hidrolik raksasa yang terinspirasi dari Masjid Nabawi. Dengan kapasitas utama 15.000 jamaah dan area halaman yang mampu menampung 10.000 jamaah.

Masjid ini dikelola sebagai wakaf produktif dengan berbagai fasilitas seperti perpustakaan, penginapan, ruang akad nikah, auditorium, museum, dan kafe di menara Asmaul Husna yang menawarkan pemandangan kota dan pesisir. 

Baca Juga: Syarat Wajib Zakat Penghasilan

5. Masjid Ampel, Surabaya

Sumber Gambar: espos.id

Masjid Ampel didirikan oleh Sunan Ampel pada tahun 1421 dengan bantuan dua sahabatnya, Mbah Sholeh dan Mbah Sonhaji. Pesona masjid wakah ini berdiri di atas lahan seluas 120 x 180 meter persegi di Desa Ampel.

Di dalam masjid, terdapat prasasti Arab Pegon berbahasa Melayu dengan dialek abad ke-19 yang mencatat perluasan Masjid Agung Sunan Ampel pada tahun 1915 dan 1926. Selain itu, Sunan Ampel juga mendirikan Pondok Pesantren Ampel, meski kini lokasinya tidak lagi berada di sekitar masjid.

Dukung Pembangunan Masjid Wakaf Bersama ArahMuslim

Dengan semakin banyaknya masjid wakaf yang berdiri, semakin luas pula manfaat yang bisa dirasakan oleh umat. Namun, pembangunan dan pemeliharaan masjid wakaf tentu membutuhkan dukungan dari banyak pihak agar tetap berfungsi dengan baik.

ArahMuslim hadir sebagai salah satu solusi untuk mewujudkan pembangunan masjid wakaf yang berkelanjutan. Melalui aplikasi ini, Sahabat Muslim dapat berkontribusi secara mudah dan aman untuk mendukung berdirinya lebih banyak masjid di berbagai wilayah. 

Mari ikut serta dalam membangun peradaban Islam yang lebih kuat dengan berwakaf untuk masjid. Dukung sekarang dan jadilah bagian dari kebaikan yang terus mengalir melalui ArahMuslim!

Referensi:

Hukum Aqiqah dan Tata Cara Pelaksanaannya dalam Islam

Aqiqah adalah salah satu bentuk ibadah yang dianjurkan dalam Islam sebagai wujud syukur atas kelahiran seorang anak. Ibadah ini dilakukan dengan menyembelih hewan ternak, biasanya kambing, dan memberikan dagingnya kepada keluarga, kerabat, serta mereka yang membutuhkan. 

Selain memahami hukumnya, penting juga untuk mengetahui tata cara pelaksanaannya sesuai syariat. Oleh karena itu, Sahabat Muslim dapat simak artikel di bawah ini untuk mengetahui selengkapnya agar dapat menjalankan aqiqah dengan lebih baik dan penuh keberkahan.

Apa Hukum Melakukan Aqiqah Terhadap Anak?

Aqiqah merupakan salah satu ajaran Rasulullah SAW yang dianjurkan bagi umat Islam. Dalam hukum Islam, aqiqah termasuk sunnah muakkad, yaitu ibadah yang sangat dianjurkan. 

Jika Sahabat Muslim memiliki rezeki yang cukup, maka sebaiknya aqiqah dilakukan untuk anak saat masih bayi. Namun, bagi umat muslim yang kurang mampu, aqiqah tidak menjadi kewajiban dan boleh ditinggalkan.

Dasar hukum aqiqah berasal dari hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Tirmidzi: “Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya yang disembelih pada hari ketujuh setelah kelahirannya, lalu rambutnya dicukur, dan ia diberi nama.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

Baca Juga: Syarat dan Ketentuan Hewan Kurban

Bagaimana Tata Cara Pelaksanaan Aqiqah yang Tepat?

Bagi Sahabat Muslim yang ingin melaksanakan aqiqah untuk anaknya, pastikan mengikuti tuntunan yang telah ditetapkan. Aqiqah sebaiknya dilakukan pada hari ketujuh, ke-14, atau ke-21 setelah kelahiran. Namun, jika tidak memungkinkan, aqiqah tetap dapat dilakukan di luar waktu tersebut.

Berikut adalah tata cara aqiqah dengan baik untuk membantu Sahabat Muslim dalam menjalankannya yang sesuai sunnah:

Penyembelihan Hewan Aqiqah

Sama seperti hewan kurban, hewan untuk aqiqah juga harus memenuhi syarat tertentu, seperti jenis, usia, dan kesehatannya. Jumlah hewan yang disembelih berbeda berdasarkan jenis kelamin anak, yaitu dua ekor kambing untuk laki-laki dan satu ekor kambing untuk perempuan. Jika Sahabat Muslim kesulitan dalam finansial, satu ekor kambing untuk anak laki-laki sudah cukup.

Mengolah dan Membagikan Daging Aqiqah

Daging aqiqah yang telah disembelih sebaiknya dimasak sebelum dibagikan kepada yang berhak. Saat pemotongan, tulang tidak dipatahkan sebagai simbol keselamatan anak yang diaqiqahi.

Mencukur Rambut Bayi dan Memberikan Nama yang Baik

Selain penyembelihan, aqiqah juga mencakup mencukur rambut bayi pada hari ketujuh setelah lahir dan memberinya nama yang baik. Dalam acara syukuran, orang tua dianjurkan untuk membaca doa aqiqah agar anak mendapatkan berkah dan perlindungan dari Allah SWT.

Baca Juga: Keistimewaan Wanita Hamil dalam Islam

Pilihan Tepat untuk Aqiqah yang Penuh Berkah dengan ArahMuslim

Melaksanakan aqiqah sesuai tuntunan Islam kini semakin mudah dengan ArahMuslim. Sebagai solusi praktis, ArahMuslim membantu Sahabat Muslim dalam proses aqiqah, mulai dari pemilihan hewan sesuai syariat, penyembelihan yang dilakukan oleh tenaga profesional, hingga pengolahan dan pendistribusian daging. 

Dengan layanan yang transparan dan terpercaya, Sahabat Muslim tidak perlu repot mengurus semuanya sendiri, namun tetap bisa memastikan aqiqah terlaksana dengan penuh keberkahan.

Segera pilih paket aqiqah terbaik di ArahMuslim dan wujudkan syukur atas anugerah buah hati dengan cara yang mudah, praktis, dan penuh keberkahan!

Referensi:

https://www.megasyariah.co.id/id/artikel/edukasi-tips/simpanan/aqiqah

Arti Marhaban ya Ramadhan dan Hukumnya Menurut Syariat Islam

Sahabat Muslim mungkin sering mendengar ungkapan ‘Marhaban ya Ramadhan’ saat bulan suci tiba. Ungkapan ini mencerminkan kegembiraan dan kesiapan dalam menyambut bulan penuh berkah, ampunan, dan rahmat dari Allah SWT.

Dalam Islam, mengucapkan ‘Marhaban ya Ramadhan’ bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap datangnya bulan suci. Namun, bagaimana hukumnya dalam syariat? Apakah ada cara khusus dalam mengucapkannya? 

Oleh karena itu, Sahabat Muslim dapat simak penjelasan lengkapnya dalam artikel di bawah ini.

Apa itu ‘Marhaban ya Ramadhan’?

Banyak orang memahami ‘Marhaban ya Ramadhan’ sebagai ucapan ‘Selamat Datang, Ramadan’ yang memang tidak sepenuhnya keliru. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata marhaban diartikan sebagai seruan untuk menyambut atau menghormati kedatangan tamu. 

Menurut Quraish Shihab dalam bukunya yang berjudul “Lentera Hati, marhaban berasal dari kata rahb yang berarti luas atau lapang dan berkembang menjadi rahbah, yang merujuk pada ruang luas untuk memperbaiki kendaraan. 

Maka, ‘Marhaban ya Ramadhan’ adalah ucapan menyambut bulan suci dengan hati yang lapang serta menjadikannya sebagai momen perbaikan diri dan peningkatan spiritual.

Baca Juga: Peristiwa Penting di Bulan Sya’ban yang Membentuk Sejarah Islam

Apa Hukum Mengucapkan ‘Marhaban ya Ramadhan’ dalam Islam?

Dalam Islam, hampir setiap aspek kehidupan memiliki panduan, termasuk dalam hal memberi ucapan selamat. Tradisi ini sudah ada sejak zaman sahabat, terutama saat perayaan hari raya seperti Idul Fitri dan Idul Adha. 

Dalam kaidah fikih, ucapan ‘Marhaban ya Ramadhan’ termasuk dalam kategori al-adaat atau kebiasaan manusia, yang hukumnya mubah atau boleh selama tidak ada dalil yang melarangnya. 

Mayoritas ulama, termasuk Imam Ahmad dan Ibnu Qudamah, berpendapat bahwa mengucapkan selamat untuk hal baik seperti Ramadhan adalah sesuatu yang diperbolehkan. Bahkan, menurut Dr. Umar Al Muqbil, memberi selamat menjelang Ramadhan lebih utama karena bulan ini adalah waktu penuh keberkahan dan rahmat.

Referensi:

https://www.detik.com/sumut/berita/d-6632254/arti-marhaban-ya-ramadhan-dan-hukum-mengucapkan-selamat-menyambut-ramadan?page=1